Ambivalensi Subjective Beliefs Dan Subjective Norm: Studi pada pelaku Rentenir berasal dari Desa Negeri Besar Way Kanan

ABSTRAK

Desa Negeri Besar adalah sebuah desa yang belum lama tersentuh oleh urbanisasi dan modernitas. Hal ini memimbulkan efek pada perubahan standar kebutuhan yang semakin meningkat. Tentunya hal demikian menuntut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini juga menyebabkan orang akan melakukan apapun demi pemenuhan kebutuhan mereka. Maka muncul sebuah profesi alteranatif dikalangan masyarakat Negeri Besar yaitu profesi rentenir. Ketika terdengar kata-kata rentenir maka muncul persepsi yang mengkonotasikan pada perilaku yang melanggar norma-norma kesusilaan terutama norma-norma agama. Dari hal diatas terdapat dua anggapan yang berbeda, pertama bahwa profesi rentenir menjadi profesi alternatif yang bisa dijalankan untuk pemenuhan hidup, kedua bahwa perilaku ini adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma- norma masyarakat.

Pada dasarnya manusia berperilaku sesuai dengan apa yang dia yakini akan memberikan hal positif bagi dirinya. Keyakinan tersebut tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh eksternal yang membentuk keyakinan terhadap suatu perilaku dalam diri seseorang yang dalam hal ini disebut subjective beliefs. Sementara sosial masyarakat menjadi kontrol sosial yang mengharapkan kepada isndividu untuk berperilaku yang sesuai dengan norma-norma masyarakat tersebut, dalam hal ini disebut subjective norm.

Dari fenomena diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana subjective beliefs dan subjective norm pada pelaku rentenir yang berasal dari desa Negeri Besar terhadap perilaku renten itu sendiri.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan metode pengumpulan data observasi terlibat, wawancara mendalam dan dibantu dengan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tempat, yang pertama di Desa Negeri Besar yang merupakan studi etnografi dilakukan sejak tanggal 2 Agustus sampai 15 September 2006, kedua di Jakarta berupa studi pada perilaku pelaku rentenir dilakukan sejak tanggal 20 Januari sampai 12 Februari 2007.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa subjective beliefs pelaku rentenir sangat positif terhadap perilaku renten. Keyakinan psitif ini didukung oleh beberapa faktor diantaranya: kemiskinan, pemahaman agama rendah, pendidikan formal rendah, pendapatan rendah, dan falsafah hidup yang salah cara. Sedangkan subjective norm sebagai kontrol sosial mendukung keberadaan perilaku renten, dengan faktor-faktor yang mendukung adalah dukungan orang tua dan kontrol sosial yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Maka dari itu tidak ada ambivalensi subjective beliefs dan subjecive norm para pelaku rentenir terhadap perilaku renten itu sendiri.