Sikap anggota Partai Keadilan Sejahtera terhadap konflik Palestina-Israel: Studi kasus di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Malang

ABSTRAK

Lahirnya Partai keadilan Sejahtera dengan konsep Hizb yang luas merupakan suatu fenomena unik dalam konstelasi perpolitikan Indonesia. Berbeda dengan partai-partai pada umumnya yang lebih terfokus pada konsep lokal, Partai Keadilan Sejahtera justru mampu memainkan peranan penting ke dalam dua wilayah Sekaligus baik lokal maupun global. Dalam konsep hizb, Persoalan- persoalan Umat Islam di satu wilayah dipandang sebagai persoalan umat Islam secara keseluruhan.

Inilah mengapa ketika terjadi konfilk-Palestina para anggota PKS dengan cepat merespon dan menyikapinya dalam bentuk aksi nyata berupa demonstrasi, hingga tindakan Boikot terhadap produk-produk Amerika yang dianggap menyuplai keuangan kepada Israel.Tentunya,sikap anggota PKS ini tidak terlepas dari unsur-unsur psikologis sebagai reaksi personal , melihat fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai proses pembentukan sikap dan refleksi sikap dalam tingkah laku. Karena di tengah banyaknya konflik-konflik Fisik yang terjadi, justru Konflik Palestina cenderung mendapatkan pioritas lebih.

Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, Studi kasus ini dimaksudkan untuk memahami realitas subyektif tentang sikap anggota PKS terhadap Konflik Palestina-Israel. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang yang terdiri dari Kader inti, Kader pendukung, simpatisan dan hanif. Metode pengumpulan dilakukan melalui wawancara dan Observasi sedangkan untuk mengecek keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa:1.Pemahaman anggota PKS terhadap Konflik Palestina berbeda-beda. Menurut pemahaman kader inti, Konflik palestina-Israel adalah Konflik Imperialisme, kader pendukung memandang sebagai Konflik Agama, sedangkan simpatisan dan hanif memahami Konflik tersebut sebagai Konflik politik dan kepentingan.2.Sikap Kader terhadap konflik Palestina-Israel juga berbeda, sikap kader inti dan pendukung cenderung kuat dengan Menyatakan perang sebagai solusi Konflik, sikap kader pendukung cenderung akomodatif dengan menyerukan perundingan dan Perang sedangkan sikap Hanif cenderung moderat dengan menyerukan perundingan di tingkat Internasional.3.Proses pembentukan sikap anggota PKS didapatkan melalui pembelajaran sosial (social learning) baik melalui Pembinaan tarbiyah, Pertemuan struktural Partai, media massa, aksi solidaritas, dan interaksi dengan syeikh- syeikh 4. Meskipun Kader inti dan pendukung berbeda dalam memahami Konflik,yakni sebagai Konflik imperialisme dan agama.Sikap kedua tingkat ini cenderung kuat dengan mengutamakan perang sebagai Solusi sedangkan hanif dan simpatisan yang memandang Konflik Palestina sebagai Konflik Politik dan kepentingan justru memiliki sikap yang netral bahkan moderat.

ABSTRACT

The born of partai keadilan by widely Hizb concept is a unique phenomena in Indonesia Politic Constellation. It different with the other general political party which focused on local concept, Partai Keadilan Sejahtera able to do the important role in both sectors, local and Global. In Hizb concept, Moslems problems in one area are seen as the Moslems problems entire.

This is why when the conflict of Palestine happened, they responded
quickly and do the fact actions like demonstration till Boycott towards American product which is supplied Israel Financial.Of course, this attitude is not liberated from psychological aspects as a personal reaction. Seeing from this case, the researcher interested to research more about this attitude forming and how that attitude reflected in their behavior, because this Palestine conflict got the more priority.

In this research, the researcher uses the Fenomenology approaches, the researcher try to understand reality subjective aspect of that person. And the informant on this research amount to 7 person. It is got from the member of Partai keadilan Sejahtera from all steps that is main Cadre, Supporter Cadre, sympathizer and Hanif. Collecting methods is done by depth interview and Participant Observation. The researcher used the triangulation technique to check the validity of data.

Result of The research indicated that 1. understanding distinction of PKS Member towards Palestine-Israel Conflict. According to main cadre understanding, Israel-Palestine conflict is imperialism conflict, supporter cadre assumed it as religion conflict, while Understanding Symphatizer and Hanif Claimed It is politic and Importance conflict.2.Member of PKS attitudes towards Israel-Palestine conflict different each other, main cadre and symphatizer attitudes tend to strength by expressing War as a problem solving, supporter cadre attitudes is accommodation. They tends to suggested international level consultation.3 from research and observation, this attitude forming process is happened from Social learning from several medium that done by Partai Keadilan Sejahtera , that is education pattern (Tarbiyah) such as Halaqah, reading book, book analyzing, structural Party meeting, Exclusive mass media suggested, solidarity action, and interaction with the Palestine Islamic leader. 4.Though main and supporter cadre differ in conflict understanding is Imperialism and religion conflict. Both of Cadre have strength attitudes by assumed War as priority to solve that conflict. While simphatizer and Hanif have neutral and moderate attitudes although their Understanding towards Israel-Palestine conflict as Political and Importance conflict.