Billah, Muhammad Royhan Muktafèé (2007) Tradisi Atertoloh dalam Khithbah di Desa Triwungan Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
02320013.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (462kB) |
Abstract
ABSTRAK
Atertoloh dapat diartikan sebagai suatu upaya dalam memperpanjang masa tunangan. Demikian ini dikarenakan adanya suatu tuntutan pada tiap-tiap Ramadlân bagi mereka yang terbingkai dalam ikatan pertunangan untuk datang dengan membawa segala macam keperluan yang biasanya diikut sertakan dalam acara pertunangan. Sebagai sanksinya, apabila salah satu dari mereka tidak mengindahkan tradisi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa ikatan pertunangan mereka dianggap batal. Adalah benar bahwa fenomena ini ditumbuh-kembangkan oleh penduduk Triwungan dan kondisi inilah yang kemudian memicu rasa penasaran penulis untuk menyelaminya lebih jauh lagi tentang pertama, bagaimanakah pandangan masyarakat terkait tradisi tersebut dan mengapa tradisi tersebut merasa perlu untuk senantiasa dilestarikan? Kedua, bagaimanakah tinjauan hukum Islam dalam menyikapi tradisi tersbut?
Dalam upayanya untuk dapat menjawab permasalahan tersebut di atas, maka penulis memakai beberapa metode yang dinilai relevan untuk menggali data, menganalisa dan menarik sebuah kesimpulan dari persoalan tersebut. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dan menggunakan literatur sebagai bahan acuannya serta penulis juga melakukan kunjungan langsung pada obyek yang diteliti. Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dari kedua data ini penulis berusaha mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan cara wawancara, observasai, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif yang bersifat eksploratif yaitu menggambarkan keadaan atau status fenomena. Penulis berusaha memecahkan persoalan-persoalan yang ada dalam rumusan masalah dan menganalisis data-data yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan sosiologis.
Dari data yang diperoleh, penulis dapat menyimpulkan bahwa pertama, tradisi Atertoloh ini adalah murni sebuah adat yang membudaya, sehingga mereka menganggap bukan sebuah persoalan yang perlu dipermasalahkan. Kedua, tradisi ini juga sangat berseberangan dengan norma-norma keislaman, karena di dalamnya terdapat suatu penyimpangan yang apabila harus ada yang rugi atau kalah, maka mereka dari pihak perempuan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Roibin, Roibin | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | atertoloh; khithbah; triwungan | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana | ||||||
Date Deposited: | 06 Jan 2023 15:08 | ||||||
Last Modified: | 06 Jan 2023 15:08 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/43659 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |