Hubungan regulasi emosi dengan resiliensi pada anak jalanan binaan Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan (LPAJ) Griya Baca Kota Malang

ABSTRAK

Anak jalanan memiliki risiko besar terhadap kekerasan; fisik, psikologis, dan seksual. Di antara mereka, ada yang mampu bertahan (resilien) dan ada yang gagal beradaptasi secara positif. Resiliensi merupakan sebuah kecakapan umum yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat dihadapkan pada tekanan internal maupun eksternal (Block dalam Klohen, 2007: 5). Faktor mempengaruhinya antara lain; regulasi emosi, impulse control, optimisme, empati, dukungan keluarga, hubungan sosial yang baik, self esteem, dan self efficacy (Warner, 2005: 5). Regulasi Emosi merupakan serangkaian proses, baik yang bersifat otomatis atau terkontrol, yang terjadi sebelum atau sesudah aktivasi emosi dan tersedia untuk meningkatkan kekuatan, menjaga atau mengurangi intensitasnya (Prince-Embury dalam Solichatun, 2009: 5).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat regulasi emosi dan resiliensi pada anak jalanan binaan Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan (LPAJ) Griya Baca Kota Malang serta mengetahui apakah ada korelasi antara kedua variabel tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subyek penelitian sebanyak 29 responden anak jalanan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket berupa skala dan wawancara. Analisis data penelitian menggunakan product moment correlation dari Pearson dan uji validitas serta reliabilitas memakai Alpha Cronbach yang diolah dengan program SPSS 17.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan pada variabel regulasi emosi terdapat; 20,7% anak jalanan berkategori tinggi; 72,4% anak jalanan berkategori sedang, dan 6,9% anak jalanan berkategori rendah. Sedangkan pada variabel resiliensi, terdapat; 17,24% anak jalanan berkategori tinggi, 79,23% anak jalanan berkategori sedang, dan 3,4% anak jalanan berkategori rendah. Uji hipotesis menunjukkan bahwa ada korelasi positif sedang yang signifikan, (rxy = 0,578; sig = 0,001; 0,001 < 0,05).

ABSTRACT

Street childern have a greater risk of violence: physical, psychological, and sexual. One of them were able to survive (resilient) but some failing to adapt in positive away. Resilience is ability to adapt to internal and external pressures (Block in Klohen, 2007: 5). Some factors include; emotion regulation, impulse control, optimism, empaty, family support, good social relations, self esteem, and self efficacy (Warner, 2005: 5). Emotion regulation is a series of processes both automated and controlled, wich occured before and after the activation of emotion available to increase strenght, mantain or reduce their intensity (Prince-Embury in Solichatun, 2009: 5).

This research aimed to determined the level of emotion regulation and resilience of street childern fostered by Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan (LPAJ) Griya Baca Malang and to determine the correlation between two variables.

This research uses quantitative methods with research subject constituted 29 street childern. Methods used in data collection is scale and interviews. Data were analyzed using product moment correlation by Pearson and test validity- reliability using Alpha Cronbach were analyzed using the SPSS 17.00 program for windows.

The result of this study shows 20,7% street childern are at high level emotion regulation, 72,4% at medium level and 6,9% at low level. While the variable resilience, this study shows 17,24% street childern ar at high level, 79,23% at medium level and 3,4% at low level. Hyphotesis test shows there are significant and medium positive correlation between emotion regulation and resilience, (rxy = 0,578; sig = 0,001; 0,001 < 0,05).