Minna, Nur Akhmalul (2011) Konsep psychological well being pada Jama’ah Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah: Studi analisis di Pondok Pesantren Ngalah Purwosari Pasuruan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
07410093.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT
Well Being Or Psychogical Ryff Psychological Well-being (1989) is a situation where individuals are able to accept who she is, able to form warm relationships with others, have the independence to social pressure, able to control the external environment, has the meaning of life, and be able to realize her potential continuously. So also with the congregation who have made possible in view of what kind of pointed out by Ryff, by directing his life toward closeness to God in order to restore the values that are godlike with feeling peaceful in heart. But the circumstances are not necessarily able to by the psychological well-being in accordance with the concept that has been built Ryff. therefore, how is the concept of psychological well-being in the congregation congregation.
This study used a qualitative research approach with the fhenomenologycal type. Data collection techniques used (1) structured interviews, (2) non partisipasipan observation, and (3) study the documentation. study in analyzing data three processes, namely: (1) data reduction, (2) presentation of data, and (3) drawing conclusions and verification. Checking the validity of data through observation and perseverance or constancy and theory triangulation of sources.
The findings of this study indicate that: a) the theory put forward by Ryff has been actualized in the congregation congregation of Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Although the actualization of Psychological Well Being is less than optimal because of differences between the concept of Psychological Well Being theory put forward by Ryff with perspective Qadiriyah wa Naqsyabandiyah congregation. b) The welfare concept of Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah congregation at Pondok Pesantren Ngalah ukhrowi relented be without prejudice to worldly prosperity, because it's worldly prosperity solely as a means to achieve prosperity ukhrowi. They think that to achieve well-being should be done with things as follows: 1) Well-being can be achieved with a calm heart and always remember to God. 2) Think of everything that exists in this world is only temporary, so everything that exists in this world especially the property is not real wealth, but only as a means to achieve real prosperity of the welfare of the hereafter.
ABSTRAK
Psychogical Well Being Atau Kesejahteraan Psikologi Ryff (1989) merupakan suatu keadaan dimana individu mampu menerima dirinya apa adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol lingkungan eksternal, memiliki arti hidup, serta mampu merealisasikan potensi dirinya secara kontinyu. Begitu juga dengan jama’ah tarekat dimungkinkan mempunyai pandangan seperti apa yang di kemukakan oleh Ryff, dengan mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri kepada Tuhan supaya dapat mengembalikan nilai-nilai yang bersifat ilahiyah dengan hati merasa tentram. Namun dengan keadaan tersebut belum tentu dapat membentuk kesejahteraan psikologis yang sesuai dengan konsep yang telah dibangun Ryff. oleh karena itu bagaimana konsep kesejahteraan psikologis pada jama’ah tarekat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan (1) wawancara terstruktur, (2) observasi non partisipasipan, dan (3) studi dokumentasi. Anailisis data melalui 3 proses, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan data melalui ketekunan atau keajegan pengamatan dan triangulasi sumber dan teori.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa; a) Teori yang dikemukakan oleh Ryff telah teraktualisasi pada jama’ah tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Meskipun aktualisasi Psychological Well Being tersebut kurang optimal dikarenakan adanya perbedaan konsep Psychological Well Being antara teori yang dikemukakan oleh Ryff dengan perspektif jama’ah tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. b) Konsep kesejahteraan jama’ah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok Pesantren Ngalah bersifat ukhrowi tanpa mengesampingkan kesejahteraan duniawi, karena kesejahteraan duniawi itu semata-mata sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan ukhrowi. Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai kesejahteraan harus dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Kesejahteraan dapat dicapai dengan hati yang tenang dan selalu ingat kepada Allah. 2) Menganggap segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah bersifat sementara, jadi segala sesuatu yang ada di dunia ini terutama harta benda bukanlah kesejahteraan yang sesungguhnya, melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya yaitu kesejahteraan akhirat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Jamaluddin, Muhammad | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Well Being; Qadiriyah; Naqsyabandiyah Psychological Well Being or Ryff Psychological Prosperity; Psychological Well Being; Tarekat Qadiriyah; Tarekat Naqsyabandiyah | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 07 Dec 2022 15:19 | ||||||
Last Modified: | 07 Dec 2022 15:19 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/42207 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |