Hubungan penggunaan Bahasa Jawa Krama terhadap pengendalian emosi siswa kelas 8 SMP GUPPI Kunjang Kediri

ABSTRAK

Bahasa Jawa Krama merupakan salah satu tingkatan dalam tataran bahasa jawa. Dimana penggunaan bahasa Jawa Krama dimaksudkan untuk menghormati lawan bicara. Tatanan bahasa yang halus, menuntut pengguna bahasa Jawa Krama harus bersifat sopan dan lembut. Dengan kata lain, bahasa Jawa Krama menuntut si penggunanya untuk dapat mengendalikan emosi agar tetap stabil. Pilihan kata dalam bahasa Jawa Krama merupakan kata-kata yang sopan, sehingga penggunaan bahasa Jawa Krama sangat tidak cocok jika ucapkan dengan intonasi tinggi dan cepat, seperti saat kita marah atau sedang histeris. Atas dasar fenomena inilah muncul pertanyaan apakah penggunaan bahasa Jawa Krama memiliki pengaruh terhadap pengendalian emosi?
Untuk meneliti hal tersebut, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Instrument pengumpulan data menggunakan metode angket, wawancara dan observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment, teknik korelasi tunggal yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data satu dengan data yang lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keeratan penggunaan bahasa jawa mampu menerangkan pengendalian emosi sebesar 31.5%. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan bahasa Jawa Krama terhadap pengendalian emosi. Selain itu, hasil penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan bahasa Jawa Krama memiliki pengaruh yang besar terhadap pengendalian emosi model coping. Terutama bentuk coping syukur dan sabar.

ABSTRACT

Javanese Krama is one of the levels in the Java language level. Where the use of Javanese Krama meant to honor the other person. Language order subtle, demanding users Javanese Krama must be polite and gentle. In other words, Javanese Krama sue the users to control their emotions in order to remain stable. Choice of words in the Javanese Krama is the polite word, so the use of Javanese Krama is not suitable if spoken with intonation of high and fast, like when we are angry or hysterical.

The low intensity of the use of Javanese Krama among adolescents and children make the Java language to fade. The existence of cases where a child who speaks the language of Java Ngoko and vent his emotions in front of older people indicate that the child can not control his emotions. This is in contrast with the prevailing norms in the Java community. In order norms of the Java community, should the child Javanese Krama and be polite by not venting his emotions in front of older people. On the basis of this phenomenon the question arises whether the use of Javanese Krama has an influence on emotional control?

To investigate this, researchers used a type of quantitative research. Instrument data collection using questionnaires, interviews and observation. Analysis of the data in this study using product moment correlation analysis, correlation techniques are used to find a single correlation coefficient between the data with each other data.

The results showed that the level of closeness using java language able to describe the emotional control of 31.5%. These results indicate that there is significant influence between the use of Javanese Krama to control emotions. In addition, the results of this study also found that the use of Javanese Krama has considerable influence on coping models of emotional control. Especially the shape coping gratitude and patience.