Luthfillah, Muhammad (2010) Psikologi Batik Sendang di Desa Sendangagung. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
04410003.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (13MB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT
The end of century ke-20 body is considered as by attention focus of science discipline and fashion. Main function of clothes as cover conclusion aurat, simply in development of modern culture has deeper meaning, among others influences to body image. One would comes difference with appearance through cloth worn. So someone body image will be presented according to cloth worn. That someone body image seems to be differing or unique and represented of culture from consumer, with artistic character, man being motivated creates textile is more majoring to element of decoration manner from at its (function body cover. cloth Palos is assumed in rough as component of clothing because doesn't submit message of body image. The phenomenon catches by countryside public Sendangagung as opportunity for having artistry batik and at the same time living.
Batik Sendang is one form of artistry expression of the batik in countryside Sendangagung. Existence of Batik Sendang in countryside region Sendangagung there are since century ke-16. The batik workers tries composes cloth Palos become a form of beautiful batik with motif manner multifarious. Faunistic and floral manner become principal components in compilation of basic motif. Existence of motif Batik Sendang assessed by countryside public Sendangagung as culture, has meaning of symbol and value philosophy kindness. Other thing, Batik Sendang is an art pruduct as label to representation of norm, law, artistry, mores, and ritual which must be implemented by local public.
This research is a way to explore of reality Batik Sendang and its
psychological dynamics. Perception study and transformation of Batik Sendang becomes focus priority in this research. So perception study centre on problem formula of countryside public Sendangagung only to Batik Sendang and form of transformation at Batik Sendang. perception of Countryside public Sendangagung to Batik Sendang is a psychological study in expressing reality and existence of Batik Sendang, evaluated from the aspect of local public approach. While study about transformation Batik Sendang is important topic in comprehending change and friction of culture Batik Sendang in global market era, good in the case of making technique and interpretation of symbolic meaning.
This research applies ethnography method. Researcher comprehends that to get understanding about Batik Sendang, realities perception of public to Batik Sendang, and transformation process at Batik Sendang ethnography method is
correct method. Technical and ethnography analysis with Spradley’s approach is objective way in analyzing and checked data authenticity. Research process of ethnography with technique Spradley is done with massage as following: chooses situation of social, executes observes participant, looks for result of observation and interview, does observes and descriptive interview, does domain analysis, observes and focused interview, taxonomy analysis, does observation and interview is selected, does analysis componential, theme analysis, and get result of culture finding.
Researcher use many perception theories studied by the psychology figures,
like: Jalaluddin Rahmat, Suharnan, Gilmer, Wittig, Pringgodigdo, Harold, Lawallata, Pietro, John W Berry, and Brunswick. While solution about transformation of culture, researcher takes the cultural change theory from Thomas R. Rochon. Researcher rest tries to explore theory steming from social fact.
From result of research it is obtained that Batik Sendang has multifarious motif, between it is: Encit-encitan, Parikesit, Belah inten, Udan liris, Panji, Uker, Modang, Kawung, Gendagan, Anam kursi atau anaman kursi, Cuken, Geringsing, Sisik, Gambiran, Godong Kluweh, Anggur-angguran, Sekar jagad, Dorang- urang, Angsa-angsanan, dan Teng-teng sebeleng.
Batik type can be classified to become two factions, that is traditional Batik Sendang and modern Batik Sendang. traditional Sendang Batik is assumed to has certain meaning and philosophy value and significant has usage impact or usage, while modern Batik Sendang was batik type manner which only had usage value as modern life style imagery.
Batik Sendang in general ( either modern and also traditional) perceptioned
positively by countryside public Sendangagung. Countryside public Sendangagung that by using Batik Sendang localism identity, social prestige, self- regard, prestige, personality, authority, and life style can imply. So, consumer Batik Sendang get prides when possible to wear Batik Sendang in front of public.
Transformation process Batik Sendang in countryside Sendangagung in general is continuant. Batik technique and philosophy meaning endowed from generation to generation hereditarily. However, qualit y of batik more influenced by learning factor, talent, instinct, emotion, and instinct someone. So every masterpiece yielded by batik worker is swan song result that is typical and on unique.
In the existing global market era, Batik Sendang still excise with traditional technique. Classic motif still defended as ancestor heritage that is always is preserved. At other aspect, Batik Sendang also tries presents batik manner with nuance modes and trendy by keeping market. Its seen from image of geometric motif and color which more bright.
ABSTRAK
Pada akhir abad ke-20 tubuh dianggap sebagai fokus perhatian dalam disiplin ilmu dan fashion (pakaian). Fungsi utama pakaian sebagai penutup aurat, ternyata daIam perkembangan budaya modern mempunyai makna yang lebih dalam, di antaranya mempengaruhi citra tubuh. Orang akan tampil beda dengan penampilan melalui busana yang dikenakan. Sehingga citra tubuh seseorang akan ditampilkan sesuai busana yang dikenakan. Agar citra tubuh seseorang nampak berbeda atau unik dan merepresentasikan kultur dari pemakai, maka dengan watak artistik, manusia termotivasi menciptakan tekstil lebih mengutamakan unsur ragam hiasan dari pada fungsinya pelindung badan. Kain palos dianggap belum sempurna sebagai bahan sandang karena tidak menyampaikan pesan citra tubuh. Fenomena tersebut lantas ditangkap oleh masyarakat desa Sendangagung sebagai peluang untuk berkesenian batik dan sekaligus bermata pencaharian.
Batik Sendang merupakan salah satu bentuk ekspresi kesenian membatik
yang ada di desa Sendangagung. Keberadaan Batik Sendang di wilayah desa Sendangagung sudah ada sejak abad ke-16. Para pengrajin batik mencoba menggubah kain palos menjadi sebuah bentuk batik yang indah dengan ragam motif beraneka ragam. Ragam flora dan fauna menjadi komponen utama dalam penyusunan motif pokok. Keberadaan motif Batik Sendang dinilai oleh masyarakat desa Sendangagung sebagai hasil budaya yang memiliki simbolisasi makna dan nilai filofi luhur ajaran budi. Dilain hal, Batik Sendang merupakan sebuah karya seni sebagai tanda yang merepresentasikan norma, hukum, kesenian, adat istiadat, dan ritual yang harus dijalankan oleh masyarakat setempat.
Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk mengungkap realitas Batik Sendang dan dinamika psikologis. Kajian persepsi dan transformasi Batik Sendang menjadi prioritas utama dalam penelitian ini. Sehingga rumusan masalah hanya berpusat pada kajian persepsi masyarakat desa Sendangagung terhadap Batik Sendang dan bentuk transformasi pada Batik Sendang. Persepsi masyarakat desa Sendangagung terhadap Batik Sendang merupakan sebuah kajian psikologis dalam mengungkap realitas dan keberadaan Batik Sendang ditinjau dari sudut pandang masyarakat lokal. Sedangkan kajian tentang transformasi Batik Sendang adalah topik penting dalam memahami perubahan dan pergeseran budaya Batik Sendang di era pasar global, baik dalam hal teknik pembuatan dan interpretasi makna simbolik.
Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Peneliti memahami bahwa untuk mendapatkan pemahaman tentang realitas Batik Sendang, persepsi masyarakat terhadap Batik Sendang, dan proses transformasi pada Batik Sendang metode etnografi merupakan metode yang tepat. Teknik dan analisis etnografi
dengan pendekatan dari Spradley merupakan cara objektif dalam menganalisis dan mengecek keabsahan data. Proses penelitian etnografi dengan teknik Spradley dilakukan dengan urut sebagaimana berikut: memilih situasi sosial, melaksanakan obeservasi partisipan, mencari hasil observasi dan wawancara, melakukan obeservasi dan wawancara deskriptif, melakukan analisis domain, melakukan obeservasi dan wawancara terfokus, melaksanakan analisis taksonomi, melakukan observasi dan wawancara terseleksi, melakukan analisis komponensial, melakukan analisis tema, dan menemukan hasil temuan budaya.
Peneliti banyak menggunakan teori persepsi yang digagas oleh para tokoh
psikologi, seperti: Jalaluddin Rahmat, Suharnan, Gilmer, Wittig, Pringgodigdo, Harold, Lawallata, Pietro, John W Berr y, dan Brunswick. Sedangkan pembahasan tentang transformasi budaya, peneliti mengambil teori perubahan budaya dari Thomas R. Rochon. Selebihnya peneliti berusaha menggali teori yang bersumber dari fakta sosial.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Batik Sendang memiliki beraneka ragam motif, diantaranya yaitu: Encit-encitan, Parikesit, Belah inten, Udan liris, Panji, Uker, Modang, Kawung, Gendagan, Anam kursi atau anaman kursi, Cuken, Geringsing, Sisik, Gambiran, Godong Kluweh, Anggur-angguran, Sekar jagad, Dorang-urang, Angsa-angsanan, dan Teng-teng sebeleng.
Aneka ragam jenis Batik tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan, yaitu Batik Sendang tradisional dan Batik Sendang modern. Batik Sendang tradisional dianggap memiliki makna dan nilai filosofi tertentu serta signifikan memiliki dampak pemakaian atau penggunaan, sedangkan Batik Sendang modern merupakan ragam jenis batik yang hanya memiliki nilai guna sebagai citraan gaya hidup modern.
Batik Sendang secara umum (baik tradisional maupun modern) dipersepsikan secara positif oleh masyarakat desa Sendangagung. Masyarakat desa Sendangagung beranggapan bahwa dengan memakai Batik Sendang identitas kedaerahan, prestise sosial, harga diri, martabat, kepribadian, kewibawaan, dan gaya hidup dapat tersiratkan. Sehingga, konsumen Batik Sendang menjadi bangga bila dapat mengenakan Batik Sendang di depan publik.
Proses transformasi Batik Sendang di desa Sendangagung pada umumnya berlangsung secara kontinu. Teknik membatik dan makna filosofi luhur diwariskan dari generasi ke generasi secara turun temurun. Akan tetapi, kualitas batik yang dihasilkan lebih dipengaruhi oleh faktor belajar, bakat, naluri, emosi, dan insting seseorang. Sehingga setiap karya yang dihasilkan oleh pengrajin batik merupakan hasil karya seni yang khas dan unik.
Di era pasar global saat ini, Batik Sendang masih tetap eksis dengan teknik
tradisional. Ragam motif klasik masih tetap dipertahankan sebagai warisan leluhur yang terus dilestarikan. Pada aspek yang lain, Batik Sendang juga berusaha menghadirkan ragam batik dengan nuansa modis dan trendi dengan mengikuti perkembangan pasar. Hal tersebut terlihat dari guratan motif geometris dan warna yang lebih cerah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Mahpur, Mohammad | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Perception; transformation; and Batik Sendang; Persepsi; Transformasi; dan Batik Sendang | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 07 Dec 2022 15:32 | ||||||
Last Modified: | 07 Dec 2022 15:32 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/42167 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |