Studi komparatif pemikiran pendidikan Muhammad Abduh dan John Dewey

ABSTRAK

Pendidikan merupakan ikon fundamental dalam rangka membenahi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Karena hanya dengan pendidikan yang sesungguhnyalah manusia akan mampu merekontruksi pola pikir yang selama ini masih dibawah ketertindasan menuju pola fikir kemerdekaan yang cenderung konstruktif yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya sebuah konsep pendidikan yang mapan untuk dijadikan acuan yang paten. Sehingga seluruh elemen yang ada dalam pendidikan tersebut bisa terlaksana dan mencapai tujuan yang diinginkan baik bagi diri, masyarakat, bangsa dan Negara.

Jika melihat kepada pendidikan yang ada di Barat, maka pendidikan di Indonesia akan masih tertinggal jauh, untuk itu diperlukan adanya rekonstruksi pendidikan, akan tetapi upaya rekonstruksi ini membutuhkan adanya filterisasi dengan pendidikan Islam.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah konsep pemikiran pendidikan Muhammad Abduh dan John Dewey meliputi hakekat manusia,teori pendidikan, dasar pendidikan dan tujuan pendidikan serta metode pengajarannya. Dari fokus masalah tersebut, penulis mengambil langkah untuk kemudian menganalisis dan mengambil kesimpulan pemikiran pendidikan Muhammad Abduh dan John Dewey. Dengan harapan konsepsi pendidikan yang ditawarkan bisa dianalisis dan disintesiskan dan dapat menginspirasi pendidikan di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif dengan jenis library research. Sedangkan metode analisis datanya menggunakan metode content analysis melalui metode induksi, deduksi dan komparatif.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Pemikiran pendidikan Muhammad Abduh. Muhammad Abduh memandang manusia sebagai makhluk yang merdeka, inovatif dan kreatif. Teori Pendidikan yang dipakai adalah modernisasi pendidikan yaitu upaya untuk menghilangkan dualisme pendidikan di Mesir. Dasar pendidikannya adalah dasar religious dan akal tawakkal, sedangkan tujuan pendidikannya mendidik akal dan jiwa serta menyampaikannya kepada batas- batas kemungkinan seseorang dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, Muhammad Abduh membagi kurikulum kedalam tiga tingkatan yang ditujukan untuk tujuan pendidikannya, memasukkan ilmu pengetahuan umum sedangkan metode pengajaran yang dipakai adalah metode pemahaman konsep, metode latihan dan pengalaman, serta metode keteladanan dan cerita. (2) Pemikiran pendidikan John Dewey. John Dewey memandang manusia sebagai makhluk liberal-individual, rasional-mutlak, sosio-antroposentris, sekularistik yang bersifat profan, dan etico-religious. Teori pendidikan yang dipakai adalah progresivisme pendidikan dengan dasar pendidikan filsafat pragmatis, instrumentalis, dan eksperimentalis. Sedangkan tujuannya memberikan hal-hal yang berguna bagi peserta didik berdasar pada pengalaman-pengalaman yang ada. kurikulum yang dirumuskannya bersifat eksperimental, sedangkan isinya harus mencerminkan pengalaman yang edukatif. Sedangkan metode yang dipakai adalah metode problem solving, metode lerning by doing dan metode disiplin.

Komparasi dari pemikiran ini berujung pada banyaknya perbedaan pada konsep pendidikan Muhammad Abduh dan John Dewey karena dasar yang dipakai berbeda akan tetapi tujuan untuk merekonstruksi pendidikan kearah yang lebih baik adalah kesamaannya meskipun elemen didalamnya berbeda. Hasil sintesis yang dapat dianalisis oleh penulis adalah Upaya untuk Merubah pemikiran konservatif normatif kepada progresif rasionalis teo-antroposentris dan upaya untuk Membuka Lembaran Baru Dialog Islam dan Barat.