Purwanto, Purwanto (2011) Konsep Tasawuf dan hubungannya dengan Pendidikan Akhlak: telaah Pemikiran Hamka. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
06110245.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki.Meski banyak rumusan-rumusan tentang kebahagiaan datang, namun Islamlah satu-satunya jalan itu. Agama yang akan dijadikan sandaran dan kerangka hidup bukanlah agama Islam yang saat ini dipahami telah terpecah belah menjadi memiliki sekte-sektenya masing-masing, dan dengan praktik ibadah yang mereka buat serta mereka yakini masing-masing untuk diamalkan, sehingga sesungguhnya mereka sendiri telah jauh dari sumber utama (al Qur’an dan Sunnah). Olehkarenanya,Hamka menginginkan agar agama Islam yang menjadi kerangka dalam hidup itu adalah agama Islam yang murni, dan terbebas dari praktik syirik, bid’ah dan khurafât.
Konsep-konsep tasawuf yang di terangkan Hamka sangat dinamis. Ia memahami tasawuf dengan pemahaman yang lebih tepat dengan ruh dan semangat ajaran Islam. Hamka tidak memahami tasawuf sebagaimana gerakan tarekat dan sufistik pada umumnya.Tasawuf model Hamka ini menandingi tasawuf tradisional yang cenderung membawa bibit-bibit kebid’ahan, khurafat, dankesyirikan. Sementara Hamka adalah ulama modernis (Mujaddid) yang begitu anti dengan hal-hal tersebut.Dapat dikatakan, corak tasawuf Hamka adalah tasawuf pemurnian.
Mengingat betapa penciptaan tasawuf dan pendidikan bukanlah hal yang kecil dan mudah tercapai,maka muncullah konsep tasawuf yang dituangkan dari pemikiran atau ide tentang hal-hal ya
tasawuf yang diungkapkan oleh banyak tokohmuslim,salah satunya adalah pengarang bukuTasawuf Modern,Hamka.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian libraryresearch, Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis melakukan identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, suratkabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian tentang konsep pemikiran Hamka tentangtasawuf. Maka dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku, dokumen, majalah internet (web).
2) Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisamenyimpulkan tentang masalah yang dikaji.
Pada penelitian ini penulis memgambil tiga rumusan masalah yaitu:(1) Bagaimana konsep pemikiran hamka tentangtasawuf?, (2)Bagaimana hubungan antara tasawuf dengan zuhud?, (3) Bagaimana hubungan antara tasawuf dengan kehidupan modern?
Hasil penelitian ini yaitu:(1) Hamka menilai bahwa tasawuf adalah sebuah disiplin ilmu yang telah mapan di dalam kajian Islam. Hamka memaknai Tasawuf dengan Shifa’ul Qalbi, artinya membersihkan hati, pembersihan budi pekerti dari perangai-perangai yang tercela, lalu memperhias diri dengan perangai yang terpuji. Hamka memaknai maksud semula dari tasawuf yaitu membersihkan jiwa, mendidik dan mempertinggi derajat budi, menekan segala kelobaan dan kerakusan, memerangi sahwat yang terlebih dari keperluan untuk keperluan diri. (2) Tasawuf merupakan pondasi bagi insan yang berkecimpung didunia pendidikan. Jadi, hubungan antara tasawuf dengan pendidikan itu sangat erat. Hal itu bisa kita lihat dari konsep pendidikan yang dilontarkan oleh Hamka. Tanpa tasawuf menurut perspektif saya pendidikan tidak akan berjalan sacara mulus bahkan out putnya pun tidak seperti yang diharapkan oleh pendidikan itu sendiri.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menggugah kesadaran umat Islam akan kesesuaian pemikiran tokoh tasawuf dan mengilhami munculnya penelitian yang lebih mendalam dan integral tentang ajaran tasawuf.
ABSTRACT
Islam is a path of happiness that hakiki.Meski many formulations of happiness to come, but Islam is the only way it is. Religion which will be relied upon and frame life is not Islam that is currently understood to have been divided into sects, each sect, and the practice of worship that they made and they believed each to practiced, so that in fact they themselves have been far from The main sources (the Qur'an and Sunnah). Olehkarenanya, Hamka wants Islam to be the framework within which the life was the religion of Islam is pure, and free from the practice of polytheism, heresy and superstition.
The concepts of Sufism in Hamka explain very dynamic. He understands Sufism with a more precise understanding of the soul and spirit of Islamic teachings. Hamka not understand Sufism and Sufi orders as movement in this match umumnya.Tasawuf Hamka model of traditional Sufism that tends to bring the seeds kebid'ahan, superstition, dankesyirikan. While Hamka is a modernist ulama (a religious) who are so anti tersebut.Dapat with things to say, the style of Sufism Sufism is the purification Hamka.
Considering how the creation of Sufism and education is not a minor and easily reached, then comes the concept of Sufism that was poured from thoughts or ideas about things related to Sufism which is expressed by many tokohmuslim, one of which is the author of Modern bukuTasawuf, Hamka.
This study is descriptive with the type of qualitative research libraryresearch, data collection techniques, in this case the authors identify the discourse of the books, papers or articles, magazines, journals, web (internet), or other information related to writing titles for search terms - terms or variables in the form of notes, transcripts, books, newspapers, magazines and so forth relating to the study of the concept of thinking Hamka tentangtasawuf. Then do the following steps:
1) Gather existing data either through books, documents, magazines, internet (web).
2) Analyze these data so that researchers bisamenyimpulkan about issues that were examined.
In this study the authors memgambil three formulation of the problem, namely: (1) How does the concept of thought Hamka tentangtasawuf?, (2) How is the relationship between the ascetic mysticism?, (3) How is the relationship between Sufism with modern life?
The results of this study are: (1) Hamka assess that Sufism is a discipline that has been well established in Islamic studies. Hamka memaknai Sufism with Shifa'ul Qalbi, that cleanse the liver, cleansing the manners of temperament, temperament is impeccable, and perk with an admirable temperament. Hamka interpret the original intent of Sufism that cleanse the soul, educate and enhance the degree of cultivation, pressing all the cupidity and greed, fighting sahwat the first of the purposes for yourself. (2) Mysticism is the foundation for the beings who engaged in the world of education. Thus, the relationship between Sufism with the education was very closely. It can be seen from the concept of education as those made by Hamka. Sufism according to my perspective without education will not run smoothly even out putnya sacara was not as expected by the education itself.
The results of this study is expected to arouse the awareness of Muslims will be the suitability of thought figures of Sufism and inspired the emergence of a more in-depth research and the integral of the teachings of Sufism.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Zainuddin, M | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Konsep; Tasawuf; Pendidikan, Hamka; Concepts; Sufism; Education; Hamka | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 25 Nov 2022 10:14 | ||||||
Last Modified: | 25 Nov 2022 10:14 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/41768 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |