Annahdi, Alaika Akhsan (2018) Pengawasan pembuangan limbah home industri batik menurut PP No 82 Tahun 2001 dan fiqih lingkungan: Studi di Desa Keputran Ledok Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
14220195.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Perekonomian batik Di Kota Pekalongan semakin melonjak tajam karena sejumlah pengrajin batik kebanjiran pesenan batik dari konsumen dari berbagai daerah di Indonesia. Dari catatan dinas perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM kota pekalongan sebanyak 502 unit usaha batik tersebut setiap tahunnya memproduksi 1.147.854 kodi. PP No.82 Tahun 2001 yang memberikan kewenangan kepada pemerintah kabupaten/kota dalam hal pengendalian pencemaran air, maka tugas pengawasan atas penataan persyaratan dalam izin pembuang air limbah menjadi kewenangan bupati/walikota. Bupati dan walikota dapat membentuk petugas pengawas daerah.
Mengacu pada latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang memerlukan pembahasan yang intensif. Pertama, bagaimana pengawasan pembuangan limbah home industri batik menurut PP No 82 Tahun 2001 di Kota Pekalongan?. kedua, Bagaimana pengawasan Pembuangan limbah batik di Kota Pekalongan menurut fiqih lingkungan?
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, maka dipilih metode kajian yang tepat dan akurat. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis empiris dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yaitu penelitian yang berbasis pada hukum normatif (peraturan perundangan), namun tidak mengkaji mengenai sistem norma dalam aturan perundangan, namun mengamati bagaimana reaksi dan interaksi ketika sistem norma itu bekerja di dalam masyrakat, adapun pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini bahwa PP No 82 Tahun 2001 belum berjalan secara efektif, karena masih ada pelaku home industri batik yang membuang limbahnya di sungai. Untuk pengawasan pemerintah masih memprioritaskan pada skala batik besar. Sedangkan pada pandangan fiqih lingkungan dilihat dari kemaslakhatannya saja jelas merugikan semua masyarakat sekitar termasuk makhluk hidup yang ada didalamnya, maka menurut konsep ri’ayah al-bi’ah tindakan merusak lingkungan diharamkan menurut fiqih karena merugikan semua pihak yang ada disekitarnya.
ENGLISH:
The economy of batik in Pekalongan has increased very fast because a number of batik craftsmen are flooded with batik orders from consumers from various regions in Indonesia. The records of the industry department, trade, cooperatives and SMEs in Pekalongan city are 502 batik business units, each year produced 1,147,854 units. The government regulations of number of 82 of 2001 gave authority to the district / city government in water pollution control, the supervisory task in structuring requirements for waste water disposal permits is the authority of the regent / mayor. Regents and mayors can form regional supervisors.
Referring to the background above, there are several problems. First, how is the supervision of batik home industry waste disposal according to government regulations of number of 82 of 2001 in Pekalongan City? Second, how is the supervision of batik home industry waste disposal in Pekalongan city According to environmental jurisprudence?
To answer the statements of the problem above, it was chosen the right and accurate study method. The research is an empirical juridical law using a sociological juridical approach based on normative law (legislation), but it does not examine the norm system in legislation, but observes the reactions and interactions when the norm system works within the community, in collecting data used interviews and documentation.
The results of the research showed that the government regulations of number of 82 of 2001 have not run effectively, because there are actors of the batik home industry who dispose of the waste in the river. For government supervision, the priority is still on the scale of large batik. Whereas, the view of environmental jurisprudence is seen from its welfare, it is clearly detrimental to all the surrounding communities, including living things in it, then according to the concept of ri'ayah al-bi'ah, the environmental destructive actions are forbidden according to jurisprudence because it harms around as whole.
ملخص البحث
اقتصاد الباتيك في مدينة فكالونغان هو متزيد جدا لأن كثير من الحرفيين الباتيك يتطلبون الباتيك من المستهلكين كثير من مناطق مختلفة في إندونيسيا. من سجلات الصناعة والتجارة والتعاونيات والشركات الصغيرة والمتوسطة في مدينة فكالونغان بقدرة 502 شركات باتيك، تنتج 1،147،854 كودي سنويًا. لائحة الحكومة رقم 82 لعام 2001 الذي يعطي سلطة لحكومة المقاطعة / المدينة بشأن التحكم في تلوث المياه، والمهمة الإشرافية لهيكلة متطلبات تصاريح التخلص من مياه الصرف الصحي تجعل سلطة الوصي / رئيس البلدية. هما يمكنان أن يشكلا المشرف الإقليمي
الرجوع إلى الخلفية أعلاه، هناك المشاكل التي تتطلب مناقشة مكثفة. أولاً ، كيف الإشراف التصرف لنفاية الصناعة المنزلية باتيك وفقا للائحة الحكومة رقم 82 لعام 2001 في فكالونغان ؟ ثانيا، كيف الإشراف التصرف لنفاية الصناعة المنزلية باتيك في فكالونغان وفقا لفقه البيئة؟
للإجابة على صياغة المشاكل أعلاه ، قد اختار طريقة الدراسة الصحيحة والصريحة. هذا البحث هو قانوني وتجريبي باستخدام منهج قانوني اجتماعي، وهو البحث القائم على القانون المعياري (التشريع) ، لكنه لا يفحص النظام المعياري في التشريع ، لكنه يراقب الاستجابات والتفاعلات عندما يعمل النظام المعياري داخل المجتمع ، جمعت البيانات بالمقابلات والوثائق.
دلت نتائج البحث أن الائحة الحكومة رقم 82 لعام 2001 هي دون فعالية ، لأنهم يتخلصون نفاياتهم في النهر. للإشراف، الحكومة تفضل على مستوى الباتيك الكبير. و الفقه البيئية ينظر إليه من مصلحاته فقط ويضر بجميع المجتمعات المحيطة ، بما في ذلك الكائنات الحية فيه ، وفقا لمفهوم رعاية البيعة، تحرم أعمال التدمير البيئي وفقا للفقه لأنها تضر حولها ككل
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Herry, Musleh | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Pengawasan; Pembuangan Limbah Home Industri Batik; PP No 82 Tahun 2001; Fiqih Lingkungan; Supervision; Disposal of Batik Home Industry Waste; government regulations of number of 82 of 2001; Environmental Jurisprudence; اﻹﺷﺮاف، التصرف لنفاية الصناعة المنزلية باتيك، لائحة الحكومة رقم 82 لعام 2001 والفقه البيئي | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | ||||||
Date Deposited: | 24 Nov 2022 14:32 | ||||||
Last Modified: | 24 Nov 2022 14:32 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/41758 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |