Problematika pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Negeri Penataan 014 Winongan Kabupaten Pasuruan

INDONESIA:

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bidang studi dilembaga pendidikan baik formal atau non formal, sedangkan dalam lembaga Pendidikan Islam bidang studi Pendidikan Agama Islam lebih diperinci, misalnya bidang studi Al-Qur’an, hadist, fiqhi dan lain-lain. Dalam kurun waktu akhir-akhir ini timbul perubahan sosial diberbagai sektor kehidupan umat manusia maka, Pendidikan Agama Islam di tuntut untuk merubah strategi dan taktik operasional sehingga lebih efektif dan efisien demi kemajuan Pendidikan Agama Islam. Namun usaha-usaha yang telah dilakukan selama ini ternyata dirasa masih kurang mampu untuk mendongkrak tata nilai Pendidikan Agama yang masih terpuruk. Hal ini terbukti dengan adanya perilaku anak didik (siswa) yang msih sering bertentangan dengan tata nilai keislaman, serta kurangnya minat anak didik (siswa) terhadap materi Pendidikan Agama. Dari realitas inilah skripsi ini diangkat dengan judul ”Problematika Pembelajaran pendidikan Agama Islam di SD Negeri Penataan 014 Winongan Pasuruan”

Berdasarkan fenomena tersebut, maka skripsi ini merumuskan masalah sebagaimana berikut: 1), Bagaimana problematika pembelajaran di SD Negeri penataan 014? 2). Upaya-Upaya apa yang dilakukan pihak sekolah dan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi problem-Problem tersebut?. fokus penelitian ini hendak mendiskripsikan dan menganalisis permasalahanpermasalahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, serta upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data, observasi, dokumentasi dan wawancara. Sedangkan tehnik analisis datanya dengan menggunakan trianggulasi, menggunakan referensi, serta diskusi dengan
teman sejawat.

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu, terdapat 4 problem di SD Negeri Penataan 014 Winongan, 1). Problem anak didik 2). Problem alat atau sarana prasana pendidikan. 3). Problem kurikulum 4) Problem pendidik. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan sekolah dari 4 problem tersebut adalah: 1) problem anak didik, Guru agama selalu memberikan dorongan atau motivasi kepada anak didik supaya lebih memahami atau mengetahui betapa pentingnya pengetahuan agama bagi kehidupan seharihari, Memberikan sosialisasi, masukan dan nasehat terhadap orang tua anak didik agar selalu memberikan motivasi dan bimbingan pada anaknya tentang pentingnya pelajaran agama. Terhadap problem kesulitan pemahaman materi upaya yang dilakukan adalah dengan cara memberikan pengayaan bagi anak didik yang sudah lebih memahami tentang keagamaan serta mengefektifkan kerja kelompok agar dapat bekerja sama antara anak didik yang lebih paham dan siswa yang kurang memahami terhadap materi. 2) problem kurikulum yaitu: Dengan memberikan jam tambahan diluar jam pelajaran yakni pada jam ekstrakurikuler dan berusaha untuk terus belajar untuk mengkombinasikan dan menselaraskan agar perbedaan kurikulum tidak menjadi persoalan terhadap kelancaran pembelajaran pendidikan agama disekolah, serta bekerja sama dengan guru pelajaran yang lain agar dalam setiap mengajar selalu memberikan pesan-pesan moral agama atau tingkah laku yang baik yang menjadi materi PAI. 3) problem alat atau sarana prasarana, terus mengoptimalkan dari kekurangan buku-buku atau fasilitas yang ada, serta terus berusaha mengajukan permohonan bantuan terhadap instansi-instansi pemerintah serta instansi-instansi yang lain demi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan agama Islam. 4) Problem pendidik. Sering mengikuti pelatihan pelatihan, atau seminar pendidikan baik yang bersifat umum maupun keagamaan, Tidak bosanbosannya terus memperbanyak membaca literatur buku-buku keagaman untuk menambah wawasan tentang keagamaan dan Terus melanjutkan study kejenjang yang lebih tinggi agar dapat menambah ilmu dan wawasan khususnya dalam bidang keagamaan.