Tirmidzi, Ahmad (2022) Hak waris anak luar nikah perspektif keadilan Hukum Hans Kelsen dan Koherensinya dengan Hukum Waris Sunni:Studi putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
19780031.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 menimbulkan perubahan besar dalam tatanan hukum keluarga di Indonesia, termasuk mengenai hak waris anak luar nikah. Berdasarkan putusan tersebut anak luar nikah mempunyai kedudukan, status dan hak yang sama dengan anak sah apabila hubungan darah dengan ayah biologisnya dapat dibuktikan secara hukum. Tentu keputusan ini juga telah menimbulkan pertentangan dengan norma yang berlaku di negara Indonesia, terutama terkait hak waris anak luar nikah. Tatanan norma dan konsep mengenai hak waris anak luar nikah dalam agama Islam tidak dapat diperoleh dari ayahnya karena ketiadaan hubungan keperdataan sebagai akibat tidak adanya pernikahan yang sah dan diakui antara ibu dan ayahnya. Namun di lain sisi, putusan MK telah mampu membuktikan konsistensi pemerintah dalam memberikan perlindungan anak dan menjamin kesejahteraan anak. Sehingga diperlukan kajian dan penelitian terhadap putusan MK tersebut sebagai upaya menemukan kepastian, perlindungan serta keadilan hukum mengenai hak waris anak luar nikah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketentuan hak waris anak luar nikah perspektif keadilan hukum Hans Kelsen dengan melakukan studi analisis terhadap Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 serta mencari koherensinya dengan hukum waris Sunni. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan library research (penelitian pustaka). Bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer meliputi Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010, UU. No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam, KUH Perdata dan kitab rujukan karya ulama dan fuqaha>’ serta bahan hukum sekunder seperti kajian tentang waris dalam jurnal, makalah, Koran dan artikel. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara library research dengan mengumpulkan tema dan topik yang berkaitan. Kemudian analisis dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dapat dipahami bahwa Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 tidak mengatur mengenai ketentuan hak waris anak luar nikah. namun hubungan keperdataan anak luar nikah dapat terjalin dengan kedua orang tuanya apabila hubungan darah dapat dibuktikan. Ketentuan ini kemudian menimbulkan hubungan saling mewarisi antara anak luar nikah dengan ayahnya. Aturan mengenai anak luar nikah dapat mempunyai hubungan nasab dengan ayah biologisnya sekalipun antara ayah dan ibunya tidak melangsungkan pernikahan, selama pembuktian dapat dilakukan juga ditemukan dalam ketentuan hukum waris Sunni, yaitu dalam pendapat Imam Abu Hasan Al-Mawardi Al-Syafi’i. Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Imam Hasan Al-Bashri, Ibnu Syirin, Ishaq Ibnu Rahawaih dan Ibrahim An-Nakha’i. Putusan tersebut juga telah memenuhi teori keadilan hukum Hans Kelsen karena telah menjamin kebutuhan dasar dan kebagiaan anak luar nikah, menciptakan perdamaian dengan mengikis tindakan diskriminasi hukum terhadap anak luar nikah serta putusan tersebut merupakan hukum legal di Indonesia dan mempunyai kekuatan hukum mengikat.
ABSTRACT
The Decision of the Constitutional Court No. 46/PUU-VIII/2010 caused major changes in the family legal order in Indonesia, including regarding the inheritance rights of illegitimate children. Based on the ruling, an out-of-wedlock child has the same position, status and rights as a legal child if he is related by blood to his biological father legally. Of course, this decision has also caused conflicts with the norms prevailing in the Indonesian state, especially regarding the inheritance rights of illegitimate children. The order of norms and concepts regarding the inheritance rights of illegitimate children in religion cannot be obtained from the father due to the absence of civil relations as a result of the absence of a valid and recognized marriage between the mother and father. On the other hand, the Constitutional Court's ruling has been able to prove the government's consistency in providing child protection and ensuring the welfare of children. So that a study and research of the Constitutional Court's decision is needed as an effort to find certainty, protection and legal justice regarding the inheritance rights of illegitimate children.
This study aims to describe the provisions for the inheritance rights of illegitimate children from the perspective of Hans Kelsen's legal justice by conducting an analytical study of the Constitutional Court Decision No. 46 / PUU-VIII / 2010 and seeking its coherence with Sunni inheritance law. This research is a normative research with a this research is library research. The legal materials in this study consist of primary legal materials including The Constitutional Court Decision No. 46 / PUU-VIII / 2010, Law. No. 1 of 1974 concerning Marriage, Compilation of Islamic Law, Civil Code and reference books by scholars and fuqaha' as well as secondary legal materials such as studies on inheritance in journals, papers, newspapers and articles. The technique of collecting legal materials is carried out by means of library research by collecting related themes and topics. Then the analysis is carried out by means of data reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results of the study can be understood that the Constitutional Court Decision No. 46 / PUU-VIII / 2010 does not regulate the provisions for the inheritance rights of illegitimate children. however, an illegitimate child's civil relationship can be established with both parents if the blood relationship can be proved. This provision then gives rise to a mutually inherited relationship between the illegitimate child and the father. The rule that an illegitimate child can have a nasab relationship with his biological father even if the father and mother do not have a marriage are also found in the provisions of the Sunni inheritance law, namely in the opinion of Hasan Al-Bashri, Ibn Shirin, Ishaq Ibn Rahawaih and Ibrahim An-Nakha'i quoted by Imam Al-Mawardi. The ruling has also fulfilled Hans Kelsen's theory of legal justice because it has guaranteed the basic needs and happiness of illegitimate children, created peace by eroding acts of legal discrimination against illegitimate children and the decision is legal in Indonesia and has binding legal force.
مستخلص البحث
قرارة المحكمة الدستورية رقم 2010 / IVII - PUU / 46 يسبب التغيير في نظام الأسرة في إندونيسيا كحقوق الميراث للطفل المولود خارج النكاح. وأما قرارتها أنه يملك مراتب سوية بالولد الصحيح الذي هو يولد في النكاح الصحيح حينما يقام الدليل في الحكم علي كون النسب لعلقة الدمية مع أبه البيولوجي. لكن تلك القرارة يعرض ببعض القنون والنظام في إندونيسيا, والأولي بحقوق الميراث للطفل المولود خارج النكاح. الطفل الولد بغير نكاح صحيح من والديه لا ينسب اي لايلحق مع أبه وعدم النسب يدل علي عدم الحقوق. بل تلك القرارة علي اجتهاد واستقامة أولى الأمر في إقامة عدالة القانونية والحكمية وحماية القانونية وضمان الرفاهية.
وأما النوع المستخدم في هذا البحث القانوني المعياري بمدخل المفاهمي والمكتبة. فأما البيانات من قرارة المحكمة الدستورية 2010 / IVII - PUU / 46 , القانون من نظام الأسرة, والكتب التراث كالحوي الكبير وغيره, والمجلة. لأن هذاليحث بمدخل المكتبة فجمع البياناته بجمع البحث اي الباب والفصل ويبحثه مستوي. وتحلل البيانات بتقليل البيانات والتعريضها واستخلاص النتائجوقد تم ويوصل البحث أن قرارة المحكمة الدستورية 2010 / IVII - PUU / 46
ليس نظما من نظام حقوق الميراث للطفل المولود خارج النكاح. ولكن تعلق نسبه بأبه بيولوجي يسبب علاقة الميراث بينهما كما تحقق قرارة المحكمة الدستورية. والفقة الميراث السني يلحق نسب والولد المولود في خارج النكاح مع أبه بإقامة الحد علي أبويه بغير نكاحهما كما قال الإمام الماوردي في كتابه الحاوي الكبير وذهب أيضا الإمام حسن البصري والإمام إبن سيرين و الإمام إسحق أبن رهويه والإمام إبراهيم النخعي. وتلك قرارة المحكمة الدستورية نظام وقانون عادل في وجه العدالة القانونية حانس كيلسان لأن تلك القرارة يشتمل ضمان الإحتياجات الأساسية والسعادة للولد المولود في خارج النكاح, ويشتمل علي إيجاد السلامة بين الناس, وله صفة قوية وصحيحة في إندونيسيا.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Mahmudi, Zaenul and Toriquddin, Moh | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Hak Waris, Anak Luar Nikah, Keadilan Hukum Hans Kelsen | |||||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180108 Constitutional Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012816 Mawaris (Inheritance) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012823 Mahram & Nasab |
|||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Ahmad Tirmidzi | |||||||||
Date Deposited: | 11 Aug 2022 10:39 | |||||||||
Last Modified: | 11 Aug 2022 10:39 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/40096 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |