Hamim, Ifan Nur (2016) Manajemen pengelolaan infaqdi Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng: Tinjauan teori manajemen George Terry. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
10210049.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA :
Tebuireng dikenal sebagai sebuah Pesantren dengan tokoh-tokoh besar di dalamnya. K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Abdurrahman Wahid merupakan dua tokoh yang merupakan Kyai sekaligus tokoh Nasional. Keberadaan makam beliau menjadi magnet tersendiri bagi Pesantren Tebuireng. Budaya ziarah yang sudah ada dari zaman dahulu menjadi tontonan setiap hari di sana. Hal itulah yang kemudian Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) memberikan fasilitas dengan pengadaan kotak amal di sekitar area makam agar para peziarah yang ingin memberikan infaq, dari kotak amal tersebutlah sebagian besar dana yang diperoleh LSPT. Dana yang dihimpunkemudian didistribusikan kepada yang berhak menerimanya. LSPT sendiri merupakan lembaga pengelola Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf yang didirikan oleh K.H. Shalahuddin Wahid selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengumpulan dan pendistribusian dana infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng. Dan bagaimana pengelolaannya ditinjau dengan teori manajemennya George Terry yaitu terkait Perencanaan, Pengorganisasian, Menggerakkan, dan Pengawasan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data diperoleh dari wawancara langsung terhadap pengurus dan beberapa informan yang berkaitan dengan penelitian, serta dokumen-dokumen untuk memperkuat. Maka, teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwasanyapengumpulan dana dilakukan dengan dua cara yaitu melalui kotak amal dan infaq donatur. Sedangkan pendistribusiannya bersifat konsumtifyang disalurkan dalam bentuk aktualisasi program-program, yaitu: program yatim/piatu, kesehatan, pendidikan, dakwah, dan pengabdian masyarakat. Proses perencanaan dilakukan dengan rapat kerja pada awal kepengurusan, namun belum mencakup perencanaan jangka panjang. Pengorganisasiandilakukan berdasarkan jobdisc, namun kurang maksimal karena struktur organisasi belum tertata dengan baik. Proses menggerakkan dilakukan oleh manajer dengan memberikan contoh kepada pengurus di bawahnya, pun juga ada pengaruh kultur pesantren yang mempengaruhi para pengurusnya. Pengawasan dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh manajer bidang, pengawasan yang dilakukan oleh manajer utama, dan pengawasan yang dilakukan oleh dewan pengasuh dan dewan penasehat lembaga.
ENGLISH :
Tebuireng known as a islamic boarding school with great figures inside it.K.H. Hasyim Ashari and K.H. Abdurrahman Wahid are two figures whose are Kyai well as national figures. The existence of the grave, it became a magnet for Pesantren Tebuireng. Pilgrimage cultural that had been there from time immemorial a spectacle every day over there.It was then the Social Institutions Tebuireng Pesantren (SITP) provides a facility with the procurement of a charity box around the area of the tomb so that the pilgrims who want to give infaq, donations can be collected and distributed in appropriate with the Islamic Shari'a. SITP its a management agency Zakat, Infaq, Sadaqah and endowments established by K.H. Salahuddin Wahid as a Caregiver Pesantren Tebuireng.
This research head for determine how the collection and distribution of funds infaq in Institute of Social Pesantren Tebuireng then reviewed by a management theory that is related to George Terry Planning, Organizing, Moving, and Monitoring.
This research is a qualitative research approach to the field of study. The source of the data obtained from direct interviews of the officers and some of the informants related to the research , as well as documents to strengthen.Thus, data collection techniques by observation, interviews, and documentation.
From the research conducted found that fundraising is done in two ways: through charity boxes and infaq donors. And then directly channeled into programs: programs fatherless / motherless, health, education, propaganda, and community service. The planning process is done by a working meeting at the beginning of management, but does not include long-term planning. Organizing is basedjobdisc, but less than the maximum because of the organizational structure is not well ordered. The process moves made by the manager to give an example to the board underneath, was also a cultural influence that affects the administrators boarding. Supervision is done in three ways, namely supervision by field managers, supervision carried out by the main manager, and supervision carried out by the board of caregivers and institutions advisory council.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Toriquddin, Moh | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Manajemen; Pengelolaan; Infaq; Management | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Rahmatul Apriyanti | ||||||
Date Deposited: | 03 Aug 2016 10:10 | ||||||
Last Modified: | 05 Jan 2018 13:43 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3969 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |