Konsep Pendidikan Islam menurut Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka)

ABSTRAK

Pendidikan adalah suatu usaha guna membenahi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Karena hanya dengan pendidikan yang baik manusia mampu mengembangkan pola pikir yang masih terkungkung dan meminta untuk dilepaskan menuju pola fikir yang bebas dengan daya imajinasi luar biasa demi kemajuan manusia itu sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya sebuah konsep pendidikan yang jelas dan terstruktur untuk dijadikan landasan berpijak yang benar. Sehingga seluruh elemen yang ada dalam pendidikan tersebut bisa terlaksana dan tercapainya tujuan yang diinginkan baik bagi diri, masyarakat, bangsa dan Negara.

Jika melihat kepada pendidikan yang ada di Barat, maka pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh, untuk itu diperlukan adanya rekonstruksi pendidikan, akan tetapi upaya rekonstruksi ini membutuhkan sebuah filterisasi yang disebut dengan pendidikan Islam.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah konsep pendidikan Islam menurut Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) yang meliputi pengertian pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, kewajiban dan kriteria pendidik, kedudukan dan kewajiban peserta didik, kurikulum pendidikan, metode pendidikan, dan relevansi konsep pendidikan HAMKA bagi pengembangan sistem pendidikan nasional. Dari fokus masalah tersebut, penulis mengambil langkah untuk kemudian menganalisis dan mengambil kesimpulan dari konsep pendidikan Islam menurut Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka). Dengan harapan konsepsi pendidikan yang ditawarkan bisa dianalisis dan disintesiskan serta dapat menginspirasi pendidikan di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis library research. Sedangkan metode analisis datanya menggunakan metode content analysis melalui metode induksi dan deduksi.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Konsep pendidikan Islam Haji Abdul
Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) mengambil kepada dua istilah dari tiga istilah yang digunakan oleh para ahli, ta’lîm (ميلعت) dan tarbiyah (ةيبرت). Adapun dari segi terminologi HAMKA membedakan makna antara pendidikan dan pengajaran. Tujuan pendidikannya untuk membentuk al-insân al-kamîl atau manusia paripurna yang memiliki hubungan dengan sesama makhluk dan ketundukan kepada Allah SWT. Sedangkan untuk tugas pendidik dalam pandangan HAMKA adalah membantu mempersiapkan dan mengantarkan peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Kedudukan dan kewajiban peserta didik adalah menghiasi dirinya dengan akhlak mulia, baik secara vertikal maupun horizontal dan senantiasa mengembangkan potensi diri yang dimiliki dengan ilmu pengetahuan, sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang telah dianugerahkan

Allah SWT. HAMKA mengelompokkan kurikulum pendidikan ke dalam dua aspek, kurikulum yang membahas tentang ilmu-ilmu agama dan kurikulum tentang ilmu-ilmu rasional atau umum. Dalam bahasan yang sederhana HAMKA membagi metode pendidikan menjadi empat macam metode. Metode diskusi, darmawisata, eksperimen, dan resitasi. (2) Relevansi Konsep Pendidikan HAMKA Bagi Pengembangan Sistem Pendidikan Nasional. Melalui pemikirannya HAMKA memperlihatkan relevansi yang baik antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum, serta memberikan kritikan terhadap pola pendidikan Islam yang masih tradisional pada zamannya. Pendekatan yang dilakukan HAMKA merupakan suatu pendekatan fungsional-sosiologis yang dituntut oleh masyarakat saat itu. Efektivitas pemikirannya ditujukan sebagai upaya mendobrak kebekuan dalam pola pendidikan, serta bertujuan untuk menggugah semangat dan dinamika pemikiran umat Islam masa itu. Pemikiran pendidikannya berupaya mengarahkan orientasi umat kepada orientasi baru yang lebih dinamis, sebagaimana sistem pendidikan modern yang dikembangkan oleh Barat, tanpa melepaskan diri dari landasan ajaran agamanya.

ASBTRACT

Education is an attempt to fix the religious life, nation and state. Because only with a good education people are able to develop a mindset that is still confined and asked to be released towards the mindset that is free with incredible imagination for human progress itself. To achieve this there needs to be a clear concept and structured education to be a right footing. So that all the elements can be carried out in the education and achievement of desired goals good for themselves, the community, the nation and the state.

If you look at education in the West, then education in Indonesia is still lagging far behind, it is necessary for the reconstruction of education, but the reconstruction effort requires a filtration called Islamic education.

Focus problem in this research is the concept of Islamic education according to Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) which includes understanding of Islamic education, Islamic education goals, obligations and criteria of educators, the position and duties of learners, educational curricula, educational methods, and the relevance of the concept of education HAMKA for the development of a national education system. The problem of focus, the authors then take steps to analyze and draw conclusions from the concept of Islamic education according to Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka). With the conception of education offered hope can be analyzed and synthesized, and can inspire education in Indonesia.

This study uses a qualitative descriptive approach to the type of library research. While the methods of data analysis using methods of content analysis through the method of induction and deduction.

The results of this study were (1) The concept of Islamic education Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) take the two terms of the three terms used by experts, study groups (ميلعت) and tarbiyah (ةيبرت). The terms of terminology HAMKA distinguish between the meaning of education and teaching. Education goals to form al-Insan al-Kamil or perfect human being who has a relationship with fellow beings and submission to Allah SWT. As for the task in view HAMKA educators is to help prepare and lead learners to have extensive knowledge, morality, and beneficial to society. Position and duties of learners is adorned himself with noble character, either vertically or horizontally and continuously develop the potential possessed by science, according to the values of humanity that has been granted by Allah SWT. HAMKA classifying educational curriculum into two aspects of the curriculum which discusses the religious sciences and sciences curriculum of rational or common. In a simple discussion of educational methods HAMKA divides into four kinds of methods. Method of discussion, field trips, experiments, and recitation. (2) Relevance

Concept HAMKA Education For Development of National Education System. Through his thought HAMKA showed good relevance between religious sciences with the general sciences, as well as providing education pattern of criticism of Islam is still traditional in his day. HAMKA approach taken is a functional- sociological approach demanded by society at that time. Effectiveness of thoughts intended as an attempt to break the ice in the pattern of education, and aims to inspire the spirit and dynamism of Muslims thought that era. Thought orientation education seeks directing people to the new, more dynamic orientation, as well as modern education system which was developed by the West, with no escape from the foundation of religion.