Fauzi, M. Alfan (2013) Peranan Majelis Ta'lim dalam pendidikan akhlak masyarakat: Studi kasus di Majelis Ta'lim Wad Da'wah Lil Ustadz Al Habib Sholeh bin Ahmad Al Aydrus Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
09110104.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Pendidikan adalah salah satu sarana terpenting dalam usaha pembangunan sumber daya manusia dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan, yang pada gilirannya akan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan berperadaban. Pendidikan juga merupakan lahan inventasi jangka panjang dalam pembentukan pribadi seseorang. Ironisnya, dewasa ini pendidikan moral cenderung terkesan dianaktirikan dibanding dengan pendidikan yang menitikberatkan kepada kecerdasan intelektual. Hal ini berimplikasi kepada degradasi moral yang terjadi hampir di semua lapisan masyarakat, pendidikan moral pun ikut tersudut saat menghadapi realitas bahwa mayoritas dari pelaku amoral adalah mereka yang berlatar belakang pendidikan tinggi. Di lain pihak masyarakat tidak percaya lagi terhadap kredibilitas lembaga pendidikan formal dalam membentuk moral masyarakat. Beberapa gejala tersebut menjadi faktor pendukung akan adanya bentuk upaya pendidikan akhlak. Hal ini tidak lain karena saat ini masyarakat membutuhkan konsep pendidikan akhlak yang merujuk kepada sumber yang absolut, yaitu pendidikan akhlak Islam yang memiliki aspek dan karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan konsep pendidikan akhlak pada umumnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu wadah yang dapat mentransformasi serta memberi motivasi kepada masyarakat untuk mengimplementasikan konsep akhlak Islam dalam kehidupannya sehari-hari.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam membentuk akhlak masyarakat, bangsa Indonesia memiliki berbagai lembaga pendidikan formal dan lembaga nonformal. Majlis ta’lim adalah salah satu lembaga pendidikan agama nonformal yang dikelola oleh masyarakat. Sebagai bentuk wadah pendidikan Islam yang tertua, majlis ta’lim mempunyai andil yang besar dalam membentuk sumber daya manusia yang beradab. Adapun upaya pendidikan akhlak sebenarnya dapat dimulai dari lembaga penunjang akademik-spiritual seperti majlis taklim yang berfungsi sebagai salah satu lembaga edukatif-alternatif menuju ke suatu titik pengembangan pendidikan akhlak Islam. Upaya ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam rangka menumbu dan kembangkan kembali dasar-dasar pendidikan akhlak Islami yang bersumber dari al Qur’an, sunnah, ijma’ dan qiyas serta mampu memberi implikasi terhadap perbaikan moral dan akhlak masyarakat. Dengan demikian salah satu fungsi pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan pada peserta didik dapat terwujud.
Berdasarkan paparan di atas menunjukkan bahwa pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat mendesak untuk dilakukan, oleh karena itu penulis menuliskannya dalam bentuk skripsi. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui upaya Majlis Ta’lim Wadda’wah dalam pendidikan akhlak masyarakat, bentuk-bentuk peranan pendidikan akhlak yang dilakukan oleh Majlis Ta’lim Wadda’wah, faktor-faktor pendukung dan penghambat pendidikan akhlak masyarakat di Majlis Ta’lim Wadda’wah.
Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, sedangkan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Observasi, doumentasi dan interview kepada ketua Majlis, pengurus dan para jama’ah di Majlis Ta’lim Wad Da’wah Lil Ustadz Al Habib Sholeh Bin Ahmad Al Aydrus Malang. Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, penulis menganalisanya dengan análisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati sehingga dala ini peneliti berupaya mengadakan penelitian yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya.
Dari penelitian yang dilakukan, Majlis ta’lim Wadda’wah sebagai salah satu lembaga pendidikan nonformal dalam usaha pendidikan akhlak memiliki peran antara lain; menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara efektif, sarana penanaman dan penyemaian adab, serta sebagai sarana silaturahmi. Adapun upaya yang dilakukan antara lain; mengintegrasikan tentang materi aqidah, ibadah dan akhlak, menghidupkan sunnah-sunnah Nabi Saw dan menjadikannya sebagai figur teladan, mempertegas batas antara yang haq dan yang batil, berdakwah melalui tulisan, membudayakan ajaran dan tradisi salaf serta mengintegrasikan antara kecerdasan IQ, EQ, dan SQ.
Keberhasilan pendidikan akhlak di Majlis Ta’lim Wadda’wah didukung oleh beberapa faktor yaitu kredibilitas pengasuh, input yang bagus, lingkungan yang kondusif, semangat (himmah) dari para jamaah serta peran penting santri senior. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat dalam upaya pendidikan akhlak yang dilakukan oleh Majlis Ta’lim Wadda’wah antara lain latar belakang yang heterogen, kemampuan penangkapan yang heterogen, waktu yang sangat terbatas, pergaulan lingkungan luar serta hipermoralitas media.
Adapun saran-saran yang penulis sampaikan antara lain, hendaknya pendidikan akhlak tidak hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal, tetapi juga harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. di samping itu pendidikan akhlak yang dilakukan oleh lembaga nonformal seperti majlis ta’lim akan lebih efektif jika didukung dengan managemen yang baik. Dengan demikian upaya tersebut tidak akan hanya berdampak pada perubahan moral seseorang, tetapi juga terhadap kelangsungan pendidikan akhlak di lembaga pendidikan.
ABSTRACT
Education is one of the most important means of human resource development efforts and cultivation of human values, which in turn will create the order of a society is civilized and civilized. Education is also a long-term investment in land in the formation of one's personal. Ironically, today's moral education look like step child than the education that focuses on the intellectual acumen. This has implications for the moral degradation that occurs in almost all walks of life, moral education, too, was cornered in the face of the reality that the majority of perpetrators are amoral their higher educational backgrounds. On the other hand, people no longer trust the credibility of formal education institutions in shaping the public morality. Some of the symptoms are a contributing factor to any form of moral education efforts. It is not because today people need moral education concept that refers to the absolute source, the moral education of Islam that has its own aspects and characteristics that distinguish it from the concept of moral education in general. Therefore we need a container that can transform and motivate people to implement the concept of Islamic morality in everyday life.
In this regard, in the form of social morals, Indonesia has a range of formal educational institutions and non-formal institutions. Majlis Ta’lim is one of the non-formal educational institutions run by the religious community. As the shape of the container of the oldest Islamic education, majlis ta’li have a significant role in forming a civilized human resources. The real moral education efforts can be started from the academic-support institutions such as the majlis taklim spiritual that serves as one of the educational institutions-alternative heading towards a point of Islamic moral education development. This effort is expected to be a breakthrough in order to grow and develop the fundamentals of Islamic moral education that comes from the Qur'an, Sunnah, ijma' and qiyas and able to provide implications for the improvement of the moral and social morals. Thus one of the functions of education to inculcate the virtues of students can be realized.
Based on the above description suggests that moral education is very urgent to do, therefore, the authors write in essay form. The purpose of this paper is to know the Majlis Ta'lim Wadda'wah efforts in community moral education, the role of other forms of moral education conducted by Majlis Ta'lim Wadda'wah, the factors supporting and inhibiting the moral education in Majlis Ta'lim Wadda'wah. In this paper, the authors used qualitative research methods, and to find the necessary data in this study the authors use the method of observation, documentation and interviews to the Majlis chairman, the board and the congregation at Majlis Ta’lim Wad Da’wah Lil Ustadz Al Habib Sholeh Bin Ahmad Al Aydrus Malang. Then based on the data obtained, the authors analyze the qualitative descriptive analysis, the data in the form of written or spoken of observed behavior and so in this case the researcher seeks to undertake research which describes the overall nature of the real situation.
From the research conducted, Majlis ta'lim Wadda'wah as one of nonformal education institutions in an effort to have the role of moral education, among others; convey religious messages effectively, means planting and seeding manners, as well as a means of gathering. The efforts made by, among others; integrate about the material aqidah, worship and morality, turn-sunnah and the sunnah of the Prophet making it an exemplary figure, reinforce the boundary between the Truth and falsehood, preaching through the writings, teachings and traditions of the Salaf cultivate and integrate the intelligence IQ, EQ and SQ.
The success of moral education in the Majlis Ta'lim Wadda'wah supported by several factors, namely the credibility of caregivers, good input, enabling environment, the spirit (himmah) of the pilgrims and the important role of senior students. While the factors that impede the moral education efforts conducted by Majlis Ta'lim Wadda'wah include a heterogeneous background, ability to capture the heterogeneous, a very limited time, the external environment as well as social media hipermoralitas.
As for the suggestions that the authors convey, among others, moral education should not only be done by institutions both formal and non-formal education, but also to be supported by the whole society. in addition to the moral education by non-formal institutions such as mosque committees would be more effective if it is supported by good management. Thus these efforts will not only have an impact on a person's moral change, but also the continuity of moral education in educational institutions.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Ahmad Fatah | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Pendidikan Akhlak; Masyarakat; Majelis Ta’lim; Moral Education; Society; Majelis Ta’lim | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 01 Aug 2022 10:56 | ||||||
Last Modified: | 01 Aug 2022 10:56 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/39336 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |