Imaniyah, Kholidatul (2016) Gender differences in the use of linguistic form of Super Tuesday 2016. Undergraduate thesis, Universitas Negeri Islam Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
12320050.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Studi kali ini menganilisis tentang perbedaan penggunaan bentuk linguisik khususnya fitur wicara menurut gender. Studi ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana laki-laki dan wanita menggunakan fitur wicara yang berbeda dalam menyampaikan sebuah pidato. Fitur wicara berfungsi agar sebuah percakapan ataupun pidato yang disampaikan oleh pembicara dapat disampaikan dengan baik dan karenanya addressee (pendengar atau penonton) bisa memahami topik yang sedang dibicarakan dengan baik. Namun, perbedaan gender yang ada menyebabkan perbedaan preferensi dalam menggunakan fitur wicara. Dalam perbedaan gender inilah, laki-laki dan wanita telah dikonstruk untuk menjadi berbeda dilihat dari cara mereka menggunakan bahasa, yang mana wanita cenderung menggunakan fitur wicara lebih sering dari pada laki-laki. Untuk membuktikan perbedaan dalam penggunakan bentuk linguistik ini, peneliti kali ini menggunakan transkrip pidato kemenangan Donald Trump and Hillary Clinton pada momen Super Tuesday 2016 sebagai objek studi ini.
Agar studi ini dapat demengerti secara mendalam, maka metode deskriptif kualitatif digunakan yang menggabungkan teori Lakoff (1975) tentang fitur wicara sebagai bahan landasan teori untuk mendeskripsikan dan menganalisis data-data. Selain itu, dalam studi kali ini, peneliti juga menggunakan model statistik untuk mengetahui hasil dominan dari penggunaan Fitur wicara oleh objek studi, maka dari itu preferensi dalam penggunanaan bentuk linguistik antara kedua gender dapat diketahui. Adapun data-data yang digunakan dalam studi ini merupakan ucapan-ucapan dari pada objek yang terdiri dari kata, frase, klausa, atau kalimat. Setelah menganilisis data-data tersebut, dapat ditulis bahwasanya dalam penggunaan fitur wicara, kedua pembicara (objek studi) lebih cenderung menggunakan salah satu Fitur wicara yakni intensifiers (kata penambah) dan absen dalam penggunaan precise colors terms (istilah warna) dalam penyampaian pidato mereka. Namun, perbedaannya dari kedua pembicara yakni, Trump tidak menggunakan dua tipe fitur wicara, adapun Clinton hanya absen dalam penggunaan satu tipe fitur wicara. maka dari itu, dapat disimpulkan bahwasanya kedua gender yang tersebut sebelumnya memiliki perbedaan dalam penggunaan bentuk linguistik, fitur wicara, yang menunjukkan preferensi pembicara. Meskipun demikian, teori Lakoff yang mengatakan bahawasanya wanita lebih cenderung dan lebih sering menggunakan fitur wicara tidak terbukti karena adanya Trump yang juga cendereung menggunakan fitur wicara yakni intensifiers dan hedges dalam penyampaian pidatonya.
ENGLISH:
This study examines the differences of linguistic form focus on speech features used by different gender. It aims to explore how man and woman used different speech features while delivering speech. Speech features function to make the conversation or speech delivery run successfully and ease addressee (hearer or audience) understanding the topic talking about. However, different gender has led speaker to have different preferences in using speech features. Regarding to this differences, men and women are differently constructed through the way they use language which woman tend to use more speech features compare to man. To realize this research result, the researcher involves Donald Trump’s and Hillary Clinton’s victorious speech transcripts in Super Tuesday 2016 as the object.
In order to get deep understanding, his study uses descriptive qualitative method by involving Lakoff (1975) theory about speech features to describe and analyze the data. Besides, it also uses statistical design to find the dominant speech features, so that preferences between two genders can be found. The data are utterances; words, phrases, clauses or sentences uttered by the object. After analyzing the data, in using the speech features, both speakers mostly use intensifiers and absent the use of precise colors terms in their speech. However, Trump misses the use of two types of speech features, while Clinton only one type. Thus, the gender differences in using linguistic form, speech features, have their own preferences. Nevertheless, Lakoff theory about that women tend to use speech features is not approved, since Trump often uses intensifiers and hedges.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Basri, Basri | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | gender; diskursus; bentuk linguitsik; fitur wicaragender; discourse; linguistic form; speech features | ||||||
Departement: | Fakultas Humaniora > Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris | ||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | ||||||
Date Deposited: | 28 Jul 2016 17:03 | ||||||
Last Modified: | 28 Jul 2016 17:03 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3913 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |