Faizin, Moh (2016) Revitalisasi Museum Kereta Api Ambarawa: Tema kontekstualisme architecture. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
12660063.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (11MB) | Preview |
|
Other (Appendices)
12660063.rar - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (148MB) | Request a copy |
Abstract
INDONESIA:
Museum Kereta Api di Ambarawa dahulu merupakan stasiun yang didirikan pada masa pemerintahan belanda. Pada tahun 1976 stasiun ini sudah tidak lagi beroperasi sebab ditutupnya beberapa jalur yang telah rusak . Sejak saat itu stasiun Ambarawa dialih fungsikan menjadi museum. Di museum ini memiki koleksi paling banyak di Indonesia. Namun, sangat disayangkan dengan kelengkapan koleksinya tidak sebanding dengan fasilitas yang ada pada museum saat ini.
Rencananya pemerintah dan PT KAI menjadikan museum KA Ambarawa ini sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara. Meskipun Indonesia memiliki Museum KA, namun belum memiliki Museum yang inovatif, informatif, mendidik dan dapat menghibur para pengunjungnya. Terlebih lagi untuk mencapai standar sebagai museum yang terbesar seasia tenggara, museum Ambarawa masih perlu pengembangan yang jauh lebih besar.
Dalam pengembangannya revitalisasi museum kereta api di Ambarawa ini akan menerapkan tema kontekstualisme arsitektur sebagai kerangka berfikir. Kontekstual adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya. Seorang arsitek atau perencana bangunan dianjurkan untuk memperhatikan dan menghormati lingkungan fisik sekitarnya, mengutamakan kesinambungan visual antara bangunan baru dengan bangunan, landmark dan gaya setempat yang keberadaannya telah diakui sebelumnya. Secara garis besar, terdapat beberapa teknik untuk mendesain bangunan baru tanpa merobohkan bangunan eksisting, sehingga kita semakin respect (peka) terhadap makna bangunan yang ada.
Pada revitalisasi museum Kereta Api Ambarawa dilakukan sebuah analisis melalui sudut pandang tema kontekstualsme arsitektur yang terkait dengan fasilitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan prinsip dan kriteria bangunan museum kereta api yang bersifat terbuka. Melalui tema kontekstualisme arsiektur ini dierapkan secara selaras antara bangunan baru dan bangunan eksisting dengan mengadopsi pola-pola jati diri yang ada pada bangunan yang sudah ada.
ENGLISH:
The Ambarawa Railway Museum formerly is a station that was established during the reign of the Netherlands. In 1976 the station was no longer operating because the closing of some lanes that have been damaged. Since that time the Ambarawa station disable townhouse into a museum. The museum has the most of collection in Indonesia. However, unfortunately with the completeness of the collection is not comparable with the existing facilities on the current museum.
The plan of the Government and PT KAI Ambarawa RAILWAY museum renders this as the largest Southeast Asia. Although indonesia has a railway museum, but the museum does not yet have an innovative, informative, educational and can entertain its visitors. Moreover, to achieve standard as the largest museum in southeast seasia, ambarawa museum still needs a much bigger development.
Development in revitalizing the Ambarawa railway museum will apply the theme kontekstualisme architecture as a frame of thought. Contextual is the possible expansion of the building and the desire to associate the new building with the surrounding environment. An architect or building planners are encouraged to pay attention to and respect for the surrounding physical environment, emphasis on visual continuity between the new building with the building, landmark and local style whose existence has been recognized before. Broadly speaking, there are some techniques for designing the new building without knocking down the existing building, so we are getting respect (sensitive) towards the meaning of existing buildings.
On revitalizing the Ambarawa railway museum conducted an analysis through the viewpoint of architectural kontekstualsme themes related to facilities and infrastructure that are in accordance with the principles and criteria of the building the railway museum which is open. Through this generalized to arsiektur kontekstualisme themes are aligned between the new building and the existing building by adopting identity patterns in existing buildings.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Kusumadewi, Tarranita and Maslucha, Luluk | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Revitalisasi; Museum Kereta Api; Kontekstualisme Arsitektur; Revitalizing; Railway Museum; Kontekstualisme Architecture | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Teknik Arsitektur | |||||||||
Depositing User: | Ratih Novitasari | |||||||||
Date Deposited: | 28 Jul 2016 17:14 | |||||||||
Last Modified: | 28 Jul 2016 17:14 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3902 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |