Nabih, Muhammad Abdul Jawad (2016) Konsep keluarga sakinah perspektif hakim Pengadilan Agama Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
12210120.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Keluarga sakinah merupakan dambaan bagi setiap keluarga, menurut Dadang Hawari, salah satu dari enam kriteria untuk mewujudkan keluarga sakinah, adalah tersedianya waktu untuk selalu bersama-sama dengan keluarga, akan tetapi, hal ini akan sulit dipenuhi bagi seorang hakim yang memiliki kewajiban untuk bermutasi, sebagaimana yang diamanatkan dalam keputusan ketua mahkamah agung Republik Indonesia Nomor :139/KMA/SK/VIII/2013 tentang pembaruan pola promosi dan mutasi hakim, dijelaskan bahwasanya mutasi bagi hakim tingkat pertama dilakukan apabila Hakim yang bersangkutan telah menjalankan tugasnya selama minimal 3 tahun dan maksimal 4 tahun, kecuali dalam hal promosi sebagai Pimpinan Pengadilan.
Dari uraian di atas penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan Hakim Pengadilan Agama Malang tentang konsep keluarga sakinah, serta pola relasi komunikasi seperti apa yang mereka jalani dengan keluarga selama menjadi Hakim dan berada jauh dari keluarga.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif yang bersifat purposive, kasuistik dan tidak mengeneralkan kepada seluruh Hakim Pengadilan Agama. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara secara langsung kepada para pihak. Sedangkan tahapan-tahapan teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah Editing, Classifying, Verifying, Analyzing, dan Concluding.
Adapun hasil dari penelitian ini yaitu konsep keluarga sakinah menurut Hakim Pengadilan Agama Malang adalah keluarga yang memiliki keharmonisan, kebahagiaan dan keserasian yang semua itu tetap dilandasi dengan nilai-nilai dan norma keagamaan yang kuat sebagai unsur yang dinomor satukan, adapun unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan untuk membangun keluarga sakinah antara lain: Nilai-nilai Agama yang kuat, saling terbuka, saling percaya, saling menghargai, saling memahami dan pengertian, Saling bermusyawarah. Intensitas komunikasi yang dilakukan oleh Hakim Pengadilan Agama adalah setiap hari, Sedangkan pola relasi komunikasi yang dijalani oleh Hakim Pengadilan Agama Malang untuk membangun keluarga yang sakinah adalah pola ABX yang dikemukakan oleh Newcomb dari perspektif psikologi-sosial. Dalam memenuhi komunikasi yang bersifat verbal, non verbal dan individual terjalin dengan intensitas setiap hari melalui media Hand Phone dan lancar, akan tetapi untuk komunikasi yang bersifat kelompok dapat terjalin pada saat pertemuan keluarga yang berlangsung antara 2-4 minggu sekali.
ENGLISH:
Sakinah family is something that is one longed for the family. According to Dadang Hawari, one of the six criteria of building sakinah family is spending the time together for the family. However, this criteria is hard to meet for the judges who are assigned to have an official mutation, as written in the decision of the Indonesia Supreme Court no:139/KMA/SK/VIII/2013 about the renewal of promotion’s pattern and judge’s mutation, a first level of judge’s mutation is done if the judge has run for his office for minimally 3 years and maximally 4 years within a particular area, an exception is given if the judge is promoted as the Chief of the Court.
Based on the phenomenon above, the researcher wants to reveal the concept of the sakinah family based on the perspectives of the judges assigned in Malang Religious Court, the pattern of their communication with the family and their routines as a judge who is far from the family.
This research is classified into the empirical research with the qualitative approach which is characteristically purposive, kasuistik, and not generalizing into the perspectives all judges in the Religious Court holistically. In collecting the data, the researcher conducts direct interviews to the several judges assigned in Malang directly. While in analyzing the data, the researcher uses Editing, Classifying, Verifying, Analyzing, and Concluding methods.
The result of this research suggests that the sakinah family, based on the perspective of the judges of Malang Religious Court, is a harmonious and happy family in which religious value becomes the strongest and the first base of the family. Additionally, other factors that need to be considered for the sakinah family are; the strong religious norms, open-minded, trustfulness, respectfulness, understanding and being open for discussion. The intensity of communication done by the judges to build sakinah family is based on the ABX pattern, as stated by Newcomb from the socio-psychological perspective. To meet the needs of verbal and non-verbal communication, the communication is smoothly done through the use of hand phone. While for the group’s communication, the communication is done through the family meeting held in every 2-4 weeks.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Zuhriah, Erfaniah | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Keluarga; Sakinah; Hakim; Pengadilan Agama; Family; Sakinah; Judge; Religious Court | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Viki Alvionita Dwiningrum | ||||||
Date Deposited: | 28 Jul 2016 11:00 | ||||||
Last Modified: | 28 Jul 2016 11:00 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3832 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |