Perbuatan melawan hukum kreditur terhadap hak debitur perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Islam: Analisis putusan No.61/Pdt.G/2020/PN.Kdr

ABSTRAK

Perbuatan melawan hukum merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang ataupun pihak lain yang menimbulkan kerugian pada pihak lain dan pihak yang menimbulkannya dituntut untuk mengganti rugi akibat perbuatannya. Pada putusan Nomor 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr perbuatan melawan hukum yang dilakukan kreditur telah melanggar hak dari debitur. Debitur selaku konsumen mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan konsumen yang telah diatur pada Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Kreditur menganggap bahwa perbuatannya sudah benar dan tidak melanggar hukum berdasarkan dengan PMK No.27/PMK.06/2016, sehingga terdapat peraturan yang tumpang tindih antara peraturan satu dengan peraturan lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perspektif Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Islam terhadap gugatan perbuatan melawan hukum oleh penggugat terhadap penggugat pada putusan Nomor 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr.

Penelitian ini membahas mengenai kreditur yang telah melanggar hak dari debitur sehingga kreditur dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum dan dituntut ke pengadilan negeri. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatif dengan menganalisis putusan Nomor 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr. Kemudian menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Sumber bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder diperoleh melalui perundang-undangan, putusan pengadilan, buku-buku, dan jurnal yang berkaitan dengan masalah tersebut Nomor 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbuatan kreditur selaku Tergugat yang menolak untuk memberikan fotokopi berkas-berkas dokumen salinan risalah lelang telah melanggar hak dari debitur ataupun Penggugat berdasarkan uraian dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen telah melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam hukum Islam perbuatan Tergugat kepada Penggugat dengan melanggar haknya sebagai debitur telah salah dan dijatuhi hukuman untuk ganti rugi.

ABSTRACT

An unlawful act is an act committed by a person or other party that causes harm to another party and the party who caused it is required to compensate for their actions. In the decision Number 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr, the unlawful act committed by the creditor has violated the rights of the debtor. Debtors as consumers have the right to obtain consumer protection which has been regulated in Law Number 8 of 1999 about Consumer Protection. The creditor considers that their actions were correct and did not violate the law based on PM No.27/PMK.06/2016, thereby there are overlapping regulations between one regulation and another.

This paper aims to find out the perspective of Law Number & Year 1999 about Consumer Protection and Islamic Law on the lawsuit against the law by the plaintiff against the plaintiff in the decision Number 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr.

This paper discusses creditors who have violated the rights of the debtor that the creditor is considered to have committed an unlawful act and is prosecuted to the district court. This type of research uses normative juridical research by analyzing the decision Number 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr. Then use a normative juridical approach with a statute approach and a case approach. Sources of primary legal materials and secondary legal materials are obtained through legislations, court decisions, books, and journals related to the matter Number 61/Pdt.G/2020/PN.Kdr.

The results of this paper indicate that the actions of the creditor as the Defendant who refuse to provide photocopies of the documents copying the minutes of the auction have violated the rights of the debtor or the Plaintiff based on the description of Law Number 8 of 1999 about Consumer Protection has committed an unlawful act. In Islamic law, the Defendant's action against the Plaintiff by violating their rights as a debtor is wrong and is sentenced to compensation.

مستخلص البحث

عمل معارضة الحكم هو عمل يفعله الشخص أو الآخر وهو يسبب الخسارة في جانب آخر والذي يسبب ذلك يؤمر لتبديل تلك الخسارة بسبب عمله. في قرار رقم ٦١/Pdt.G/٢٠٢٠/PN.Kdr عمل معارضة الحكم الذي يفعله المؤتمن يخالف الحق من المدين. المدين كالمستهلك له حق للحصول على المحافظة التي قررتها دستور رقم رقم ٨ سنة ١٩٩٩ عن محافظة المستهلك. المؤتمن يعتبر أن عمله صحيح ولا يخالف الحكم بدليل PMK رقم ٢٧/PMK.٢٠١٦/٠٦، لذلك هناك أنظمة يخالف بعضها بعضا.

وغاية هذا التحري هو معرفة نظر دستور رقم ٨ سنة ١٩٩٩ عن محافظة المستهلك وحكم الإسلام على دعوى عمل معارضة الحكم من المدعي على المدعي في قرار رقم ٦١/Pdt.G/٢٠٢٠/PN.Kdr.

يبحث هذا التحري المؤتمن الذي يخالف حق المدين ويعتبر أنه يفعل عمل معارضة الحكم ويدعى في محكمة دولية. ونوع هذا التحري تحر تفريقي عادي ببحث قرار رقم ٦١/Pdt.G/٢٠٢٠/PN.Kdr. ثم يستخدم اقترابا تفريقيا عاديا باقتراب دستور واقتراب فكرة. مصدر مادة حكم أصلي، ومادة حكم فرعي، ومادة حكم فرعي فرع مأخوذ من الدستور، قرار محكمة، كتب، وكتابة وكلها يتعلق بتلك المسألة رقم ٦١/Pdt.G/٢٠٢٠/PN.Kdr..

نتيجة هذا البحث يدل أن عمل المؤتمن كالمدعى عليه الذي يرفض تسليم نسخ وثائق نسخة رسالة مزاد يخالف الحق من المدين أو المدعي على دستور رقم ٨ سنة ١٩٩٩ عن محافظة المستهلك يخالف النظام والحكم. في حكم الإسلام عمل المدعى عليه على المدعي بمخالفة حقه كالمستهلك خطأ ويؤمر بعقاب تبديل خسارة.