Laili, Dyah Yufi Syafi'atul (2022) Hubungan self-efficacy dengans subjective well-being pada guru pengabdian Di Pesantren Gontor Putri. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Text (Fulltext)
18410218.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (5MB) |
Abstract
INDONESIA:
Masalah dalam penelitian ini adalah ditemukannya subjective well-being pada guru pengabdian di Pesantren Gontor Putri mayoritas berada pada kategori sedang, sehingga dibutuhkan usaha dalam peningkatan self-efficacy pada guru pengabdian. Subjective well-being adalah penilaian positif terhadap kehidupan individu, baik secara kognitif maupun emosional. Sedangkan self-efficacy adalah keyakinan atau keyakinan individu pada kemampuan untuk mengatur, melakukan tugas, mencapai tujuan, menghasilkan sesuatu, dan mengambil tindakan untuk menunjukkan keterampilan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah 1.)mengetahui tingkat self-efficacy pada guru pengabdian di Pesantren Gontor Putri,
2.) mengetahui tingkat subjective well-being pada guru pengabdian di Pesantren Gontor Putri, 3.) mengetahui hubungan self-efficacy dengan subjective well-being
pada guru pengabdian di Pesantren Gontor Putri.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Jumlah sampel penelitian diambil menggunakan teknik sampling purposive sampling sehingga terkumpul sebanyak 100 sampel. Data disebar menggunakan metode kuesioner bermodel skala likert.Penilaian kepuasan hidup diukur pada Life Scale Satisfaction (SWLS), dan penilaian emosi positif dan negatif diukur pada Positive and Negative Experience Scales (SPANE). Dan self-efficacy diukur pada General Self-efficacy Scale. Hasil penelitian menunjukkan tingkat self-efficacy masuk dalam kategori sedang (93%), subjective well-being juga masuk dalam kategori sedang (65%) dan nilai korelasi (r) dari kedua variabel adalah 0,302 (sig = 0,002 < 0,05). Dari hasil penelitian tersebut, membuktikan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dengan rincian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, semakin tinggi self-efficacy guru pengabdian, maka akan semakin tinggi pula subjective well-being nya. Sebaliknya, semakin rendah self-efficacy guru pengabdian maka akan semakin rendah pula subjective well-being yang dimilikinya.
ENGLISH:
Masalah dalam penelitian ini adalah ditemukannya subjective well-being pada guru pengabdian di Pesantren Gontor Putri mayoritas berada pada kategori
sedang, sehingga dibutuhkan usaha dalam peningkatan self-efficacy pada guru pengabdian. subjective well-being adalah penilaian positif terhadap kehidupan
individu, baik secara kognitif maupun emosional. Sedangkan self-efficacy adalah keyakinan atau keyakinan individu pada kemampuan untuk mengatur, melakukan
tugas, mencapai tujuan, menghasilkan sesuatu, dan mengambil tindakan untuk menunjukkan keterampilan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah 1.)
mengetahui tingkat self-efficacy pada guru pengabdian di Pesantren Gontor Putri, 2.) mengetahui tingkat subjective well-being pada guru pengabdian di Pesantren
Gontor Putri, 3.) mengetahui hubungan self-efficacy dengan subjective well-being pada guru pengabdian di Pesantren Gontor Putri.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Jumlah sampel penelitian diambil
menggunakan teknik sampling purposive sampling sehingga terkumpul sebanyak 100 sampel. Data disebar menggunakan metode kuesioner bermodel skala likert.
Penilaian kepuasan hidup diukur pada Life Scale Satisfaction (SWLS), dan penilaian emosi positif dan negatif diukur pada Positive and Negative Experience
Scales (SPANE). Dan self-efficacy diukur pada General Self-efficacy Scale.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat self-efficacy masuk dalam kategori sedang (93%), subjective well-being juga masuk dalam kategori sedang (65%) dan
nilai korelasi (r) dari kedua variabel adalah 0,302 (sig = 0,002 < 0,05). Dari hasil penelitian tersebut, membuktikan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima
dengan rincian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, semakin tinggi self-efficacy guru pengabdian, maka akan semakin tinggi pula subjective well-being nya.
Sebaliknya, semakin rendah self-efficacy guru pengabdian maka akan semakin rendah pula subjective well-being yang dimilikinya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Aghniacakti, Ainindita | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | self-Efficacy; subjective well-being | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi | ||||||
Depositing User: | Dyah Yufi Syafi'atul Laili | ||||||
Date Deposited: | 17 Jun 2022 14:58 | ||||||
Last Modified: | 17 Jun 2022 14:58 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/36290 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |