Anwar, Syaiful (2016) Perancangan wisata kebudayaan di Kabupaten Banyuwangi: Tema intangible methaphors. Undergraduate thesis, Universitas Negeri Islam Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
09660052.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (59MB) | Preview |
|
Other (Appendices)
09660052.rar - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1GB) |
Abstract
INDONESIA:
Allah SWT menurunkan sumber ilmu pengetahuan pada setiap makhluk ciptaan-Nya. Tanda-tanda sumber ilmu pengetahuan hanya dapat dilihat dan dipahami oleh orang-orang yang berfikir. Berfikir adalah sesuatu yang wajib dilakukan untuk mempelajari segala sesuatu yang ada di alam ini. Karena manusia dibekali akal oleh Allah SWT untuk berfikir.
Pada Perancangan Wisata Budaya ini diharapkan dapat menjaga tradisi dan tetap terjaga kabudayaan Banyuwangi dimasa mendatang. Kebudayaan–kebudayan tersebut dapat dinikmati terus-menerus oleh generasi selanjutnya dan tidak akanpunah pada masa mendatang. Selain itu Perancangan Wisata Budaya ini diharapkan juga untuk memberikan media untuk menambah wawasan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mempelajari dan menikmati kearifan dan keluhuran nilai-nilai kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi.
Dalam kaidah dimensi arsitektur metafora, yang secara implisit mengangkat tema arsitektur intangible metaphor, dimana intangible metaphor dapat dilahirkan dalam karya arsitektur bila unsur subyek yang dimetaforakan itu dapat hadir dalam perwujudan makna dan sifat-sifatnya dan sekaligus berhasil membentuk karya arsitektur sebagai obyek perancangannya yang dapat dirasakan dan bermanfaat, kemudian karya tersebut menghasilkan interpretasi yang berbeda-beda seperti sifatnya yang tidak dapat diraba yaitu antara pengamat dan pengguna obyek perancangan. Sehingga kaedah metaforanya tetap akan menjadi rahasia sang-perancangnya.
Tari Gandrung sebagai konsep dasar perancangan arsitektur intangible methaphor. Dalam filosofi Tari Gandrung yang memiliki arti dan makna beragam, yakni dimana banyak para praktisi dan budayawan lokal memaknai dan menafsirkan, sehingga pada akhirnya peneliti menentukan pemaknaan Tari Gandrung hanya dari salah satu nara sumber yang memenuhi kriteria valid sebagai tokoh kunci, dan kemudian didukung oleh beberapa referensi dari studi pustaka dalam karya tulis ini. Dalam spirit pementasan/ pagelaran Tari Gandrung terdapat pesan-pesan dan simbul kebudayaan masyarakat untuk menghaturkan rasa syukur, ucapan terimakasih, semangat persatuan dan semangat perjuangan membangun kesejahteraan, berkeadilan dan cinta tanah air. Sehingga Tari Gandrung dalam Konsep intangible metaphor mengangkat makna perjuangan rakyat Banyuwangi dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dan rasa cinta tanah air.
ENGLISH:
Allah revealed the source of knowledge on any of His creatures. Signs of a source of knowledge can only be seen and understood by people who think. Thinking is something that must be done to learn everything that exists in nature. Because human beings equipped with intellect by Allah SWT to think. In the design of Cultural Tourism is expected to keep the tradition and maintained kabudayaan Banyuwangi future. Culture-culture can be enjoyed continuously by the next generation and not akanpunah in the future. Additionally Designing Cultural Tourism is also expected to provide media to add insight to the local and foreign tourists to learn about and enjoy the wisdom and greatness of the cultural values contained in Banyuwangi.
In the rules of the architectural dimensions of metaphor, which implicitly raised the theme of architecture intangible metaphor, where intangible metaphor can be born in a work of architecture when the elements subject dimetaforakan it can be present in the embodiment of meaning and its properties and also managed to form a work of architecture as an object of its design that can be felt and beneficial, then the work resulted in different interpretations as it is intangible, namely between the observer and the object of design. So kaedah metaphor will remain the secret-designer.
Infatuated dance as a basic concept of intangible methaphor architectural design. In the philosophy of dance gandrung that has meaning and significance vary, which is where many practitioners and cultural local interpret and interpret, so in the end the researchers determine the meaning of Dance gandrung only from one of the sources are valid criteria as a key figure, and later supported by some references from the literature in this paper. In the spirit staging / gandrung dance performances are the messages and symbols of cultural communities to harness gratitude, gratitude, spirit of unity and the spirit of the struggle to build prosperity, justice and love of the homeland. Dance so gandrung the intangible concept of metaphor lift Banyuwangi meaning people's struggle in defending the sovereignty of the nation and patriotism.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Maslucha, Luluk and Firmansyah, Aldrin Yusuf | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Intangible Methaphors; Perancangan Wisata Kebudayaan di Kabupaten Banyuwangi; Menerjemahkan dari Tari Gandrung Banyuwangi; Intangible Methaphors; Design Cultural Tourism in Banyuwangi; Translating from Tari Gandrung Banyuwangi | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Teknik Arsitektur | |||||||||
Depositing User: | Ratih Novitasari | |||||||||
Date Deposited: | 21 Jul 2016 17:07 | |||||||||
Last Modified: | 25 Jul 2016 09:46 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3608 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |