Kalaloma, Usisia (2016) Praktik merari’ dan akibat hukumnya tinjauan ‘urf: Studi di Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat NTB. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (fulltext)
12210043.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Merari’ adalah kegiatan melarikan diri laki-laki dan perempuan tanpa sepengetahuan dari orang tua atau keluarga pasangan kerumah adat (Ketua RT, Kepala Dusun, Kepala Desa), hukum (Imam Masjid) guna menyatakan kehendaknya untuk melangsungkan pernikahan.
Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui alasan pratik merari’ yang terjadi di Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat NTB, dan Mengetahui tinjauan ‘urf terhadap praktik merari’ dan akibat hukumnya di Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat NTB.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif. Adapun sumber datanya adalah sumber data primer dan data skunder. Metode pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Metode pengolahan data adalah pemeriksaan ulang, kategorisasi, mengecek keabsahan data, analisi, dan kesimpulan.
Ada tiga temuan dalam penelitian ini. Pertama, proses pelaksanaan merari’ yang terjadi pada masyarakat Kecamatan Brang Rea Sumbawa Barat NTB, Pertama pasangan yang ingin merari’ mendatangi rumah tokoh adat atau hukum guna menyatakan hasratnya untuk menikah. Selanjutnya pemilik rumah tempat yang dituju pasangan merari’ melapor ke Kantor Desa dengan membawa serta surat pernyataan yang telah ditulis oleh pasangan yang merari’. Kepala atau Staf Desa kemudian memberitahu ke orang tua/keluarga pihak perempuan. Terakhir yaitu tahap musyawarah dengan keluarga perempuan bertujuan mencari solusi bagi kedua belah pihak, tahap inilah yang menentukan apakah pasangan merari’ akan dilanjutkan ke jenjang perkawinan atau tidak. Kedua, alasan praktik merari’ terjadi di Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat NTB adalah tingginya permintaan (biaya upacara perkawinan dan mahar) dari keluarga perempuan, tidak direstui orang tua, akibat pergaulan bebas sehingga terjadi kehamilan pra-nikah, dan merari’ dianggap suatu hal yang biasa. Ketiga, merari’ dikategorikan ‘urf fasid karena karena meupakan kebiasaan yang dilakkukan oleh masyarakat Kecamatan Brang Rea tetapi ada beberapa proses pelaksanaannya bertentangan dengan syara’. Merari’ dipandang sebagai perbuatan yang kurang baik oleh masyarakat, selain itu akan menimbulkan kerenggangan hubungan antara orang tua dan anaknya, terutama bagi keluarga dari pihak perempuan yang belum bisa menerima jika anaknya merari’.
ENGLISH:
Merari 'is an activity to escape the men and women without the knowledge of parents or family go to custom home (Chairman of the Neighborhood, the village head, village head), legal figure house (Imam Masjid) to declared they desire to merry.
The purpose of this study, to investigate the reasons the cult of merari ' in the Brang Rea Sub District West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara, and to know reviews 'urf on the practice of merari' and the legal consequences in the District of Brang Rea Sub District West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara.
Type of this research is empirical research with qualitative approach. The data source from primary data and secondary data. Data were collected by interview, documentation and observation. method of processing data usede re-examination, categorization, checking validity data, analysis, and conclusions.
There are three findings in this study. First, The following the implementation process merari 'that occurs in the Brang Rea Sub District West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara, First, couples who want merari' came to the house of traditional leaders or legal action to declared they desire to marry. after that homeowner where the intended spouse merari 'report to the village office to take along affidavit was written by a couple who want to merari'. then Heads or village staff informed they parents / the woman family. One final stages of deliberation with the woman's family aims to find a solution for both parties, this is the stage that determines whether the pair of merari 'will be continue to pursue a marriage or not. Second, the reason the practice of merari’ occurred in the Brang Rea Sub District West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara because of high demand cost of marriage ceremonies and dowry from the woman's family, not sanctioned parent, due to free association causing something unexpected (pregnant), and merari 'is considered a common thing. Third, merari’ categorized urf imperfect because as is commonly practiced by the people of the District Brang Rea but there are some implementation process is contrary to syara'. merari 'was viewed as act unfavorable by the community , otherwise it will lead to estrangement between parents and their children, especially for the family of the woman who can not accept that her son doing merari '.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Mohamad Nur | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Merari’; Akibat hukum; ‘Urf; Merari’; Legal consequences; ‘Urf. | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Siti Maimunah | ||||||
Date Deposited: | 21 Jul 2016 17:49 | ||||||
Last Modified: | 21 Jul 2016 17:49 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3502 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |