Pengaruh kombinasi ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) Urban) dan beluntas (Pluchea indica L) terhadap kadar hormon estrogen dan berat uterus tikus putih (Rattus norvegicus) betina

INDONESIA:

Profil hormon reproduksi selama siklus estrus dapat menggambarkan fungsi ovarium betina. Sehingga menganalisis profil hormonalnya dapat mengindikasikan kondisi reproduksi betina tersebut. Perubahan kandungan hormon reproduksi selanjutnya menyebabkan perubahan struktur pada jaringan penyusun saluran reproduksi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kombinasi ekstrak pegagan (Centella asiatica (L) Urban) dan beluntas (Pluchea indica L.) terhadap kadar hormon estrogen dan berat uterus pada tikus putih (Rattus norvegicus) betina.

Penelitian ini menggunakan metode Post test only control group design, terhadap tikus putih betina dengan berat badan 150-200 gram. Sampel terdiri dari 24 ekor tikus yang dibagi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol (K), perlakuan 1, 2, 3, 4, dan 5. Kelompok perlakuan diberikan kombinasi ekstrak pegagan dan beluntas dengan dosis masing ekstrak 25 mg, 50 mg, 75 mg, 125 mg dan 200 mg setiap hari selama 15 hari. Setelah 15 hari perlakuan, tikus diambil darahnya dan diperiksa kadar hormon estrogennya. Serta diambil uterus dan ditimbang beratnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan terdapat pengaruh kombinasi ekstrak pegagan dan beluntas terhadap kadar hormon estrogen tikus putih betina. Namun terhadap berat uterus, kombinasi ekstrak pegagan dan beluntas tidak memberikan pengaruh yang nyata pada signifikansi α = 5%.