Zarkasi, Muhammad (2014) Identifikasi ketidaksesuaian guna lahan berbasis citra satelit menggunakan Metode Hue Saturation Value. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
09650074.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (6MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA :
Tata guna lahan merupakan proses yang dilakukan secara berkala selama jangka waktu perencanaan. Setiap kawasan memiliki rencana tata ruang yang berfungsi sebagai wujud pemanfaatan ruang yang meliputi, pembentukan citra/karakter fisik lingkungan serta pemanfaatan untuk kelestarian. Upaya dalam pelestarian alam dapat terjaga apabila ada keseimbangan antara pengunaan lahan yang telah terbangun terhadap lahan kosong. Akibat adanya ketidaksesuaian guna lahan atau alih fungsi lahan sehingga kondisi ini menyebabkan penyempitan pada luas lahan kosong dan perluasan lahan yang terbangun sehingga keseimbangan kawasan berpotensi terhadap kerusakan lingkungan. Pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan menyebabkan perubahan penggunaan lahan yang semakin besar sehingga ketidaksesuaian guna lahan sudah sulit untuk diatasi. Berdasarkan hasil dari identifikasi ketidaksesuaian guna lahan adalah lahan terbangun sesuai peruntukan untuk kawasan Batu seluas 358,512 ha (71%) dan lahan terbangun tidak sesuai peruntukan seluas 144,475 ha (29%) dari total luas lahan yang terbangun seluas 502,987 ha. Untuk kawasan Tungulwulung lahan terbangun sesuai dengan peruntukan memiliki luas 481,465 ha (76%) dan lahan yang tidak sesuai peruntukan luasnya adalah 147,239 ha (24%) dari total luas lahan terbangun 628,704 ha. Sementara untuk kawasan Tlogomas lahan terbangun sesuai dengan peruntukan memiliki luas 705,516 ha (76%) dan lahan yang tidak sesuai peruntukan luasnya adalah 375,721 ha (24%) dari total luas lahan terbangun seluas 1081,237 ha.
ENGLISH :
Land use is a process which is done periodically during the planning period. Each region has a spatial plan which served as the space utilization in existence include, formation of image/character of physical environment and utilization for sustainability. Efforts in the preservation of nature can be maintained when there is a balance between the uses of the land that had been awakened to the landfill. Due to discrepancies over the function or land use land so this condition causes constriction on empty land area and the expansion of land that woke up so that the balance of the area potentially against environmental damage. Development that does not comply with the provisions of the land use changes that cause the greater the discrepancy so that land use is difficult to overcome. Based on the results of the identification mismatch is awoke the land use designation for the area according to the rock area of 358,512 ha (71%) and land appropriation did not match an awakened 144,475 ha (29%) of the total land area is approximately 502,987 ha wakes up. To the awakened land Tungulwulung in accordance with the allocation has an area of 481,465 ha (76%) and land that doesn't match the allocation area is 147,239 ha (24%) of the total land area woke up 628,704 ha. While for the Tlogomas land woke up in accordance with the allocation has an area of 705,516 ha (76%) and land that doesn't match the allocation area is 375,721 ha (24%) of the total land area of approximately 1081,237 ha wakes up.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Crysdian, Cahyo and Santoso, Irwan Budi | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | ketidaksesuaian Guna Lahan; Incompatibility Land Use | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Teknik Informatika | |||||||||
Depositing User: | Alexander Malik | |||||||||
Date Deposited: | 27 Jun 2016 12:36 | |||||||||
Last Modified: | 27 Jun 2016 12:36 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/2972 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |