Afandi, Munawar (2017) Kedudukan hukum ahli waris wakif dalam kasus wakaf di Masjid Al-Iksan Gadang Kota Malang ditinjau dari undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
10210076.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Wakaf merupakan pranata hukum dalam keagamaan Islam yang sudah mapan. Wakaf termasuk dalam kategori ibadah kemasyarakatan (ibadah ijtima’iyyah). Sepanjang sejarah Islam, wakaf merupakan sarana dan modal yang amat penting dalam memajukan perkembangan agama. Sehingga keberadaan wakaf menjadikan kemandirian umat Islam. Di Indonesia, hampir semua tempat ibadah umat Islam didirikan di atas tanah wakaf. Potensi yang dimiliki dari harta wakaf, menjadikan harta wakaf rawan untuk disengketakan. Disengketakan baik dalam ranah status harta wakafnya, maupun pengelolanya (nazhir). Begitupun yang terjadi di Masjid Al-Iksan Gadang Kota Malang.Terjadi perselisihan diantara jamaah masjid perihal kenazhiran masjid. Menjadi menarik, salah satu pihak yang terlibat dalam kasus ini adalah ahli waris wakif.
Rumusan masalah dari penelitian ini 1. Apa yang melatarbelakangi kasus wakaf di Masjid Al-Iksan? 2. Bagaimana kedudukan ahli waris wakif dalam kasus wakaf Masjid Al-Iksan Gadang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf?
Adapun jenis penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan (empiris), sedangkan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang didapat dari wawancara, pengamatan dan dokumentasi, yang kemudian diolah dan disajikan secara deskriptif.
Hasil penelitian, 1. Latar belakang terjadinya kasus di Masjid Al-Iksan Gadang ini mulanya dikarenakan pengelolaan keuangan Masjid. Tapi merembet pada, gugatan oleh ahli waris wakif ke PTUN perihal surat keputusan PPAIW tentang pengangkatan nazhir baru. Tidak berhenti disitu, Ahli waris wakif mengajukan penggantian nazhir perorangan ke badan hukum berupa yayasan. 2. Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf pasal 25 junto Peraturan Pemerintah nomor 42 Tahun 2006 tentang pelaksana Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakafpasal 6 ayat (2) dan (4). Dalam pasal tersebut, ahli waris wakif memiliki beberapa hak dari pengelolaan harta wakaf. Diantaranya, 1. Persetujuan apabila wakaf wasiat dilakukan lebih dari 1/3 harta warisan. 2. Mendapatkan informasi apabila ada nazhir yang berhenti dari kedudukannya. 3. Berhak mengusulkan kepada BWI melalui KUA untuk pemberhentian dan penggantian nazhir, apabila nazhir yang ditunjuk dalam satu tahun tidak melaksanakan tugasnya. Dari pasal tersebut menunjukkan, bahwa ahli waris wakif tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam pengelolaan wakaf.
ABSTRACT
Waqf (Endowments) is a well established religious institution in Islam. Endowment is included in community worship category (ijtima'iyyahworship). Throughout the history of Islam, endowment is a means and crucial capital in promoting the growth of religion. Because of that, the existence of endowments create the independence of the Muslims. In Indonesia, almost all the places of Muslims worship build on waqf land. Because of waqf property potentials, it is vulnerable to be disputable, whether in its edowment’s property status or its manager (Nazhir). As had happened in Masjid Al-Iksan Gadang Malang. A dispute happen between the mosque's congregation about mosque’s management or manager. The interesting thing from the case is the involvement of wakifheir.
The problems of this study 1. What is behind the case of endowments at Masjid Al-Iksan?, 2. The position of the wakif heir in the case of endowment in Al-Iksan Mosque Gadang in terms of Law No. 41 Year 2004 about Wakaf?
This research using case studies with a qualitative approach and type its field is field research (empirical). This research is used primary data and secondary data that obtained from interviews, observation and documentation, which is then processed and presented descriptively.
The results of the research, 1. Background of the case at the Al-Iksan Mosque Gadang is initially due to the financial management of the mosque. But then a lawsuit is submitted by the wakif heirs to the administrative court (PTUN) in the case of PPAIW decree on the appointment of a new Nazhir. Moreover, wakif heirs indict a substitution of nazhirindividually to legal institution such as foundation. 2. In the Law No. 41 Year 2004 about Wakaf article 25 junto Government Regulation No. 42 Year 2006 on implementing Law No. 41 Year 2004 on Wakaf Article 6 paragraph (2) and (4). In that article, the wakif heir have some rights of waqf propertymanagement. They are: 1. Approval if the testament endowment take more than 1/3 of the inheritance. 2. Obtain information if there any Nazhir quit from his position. 3. Eligible propose to BWI through KUA's dismissal and replacement of Nazhir, if Nazhir were designated in one year does not carry out its duties. From that article, that the wakif heirs can not be left alone in the management of waqf.
مستخلص البحث
إن الوقف هو إحدى التنظيم في الإسلام مستقرا . دخل الوقف إلى فئة عبادة الإجتماعية. طول التريخ الإسلام، قد يكون الوقف وسيلة و رأسمالا مهمّا لتقدم نموّ الإسلام. لذلك حضر الوقف لتكون المسلمين قام بذته. وكان كثير من المسجد في إندونيسيا تقام على الأرض الوقف. الوقف ذو احتمال ومن ثم احتمل الوقف ليكون شقاقا. يشقّ على حال الوقف أم الناظر. كما حدث في المسجد "الإكسان" كادنج بمدينة مالنج الشقاق بين الجماعة عن حال الوقف. هذه مشكلة بارز، لأنّ احدى المتقاضي هو الناظر.
أسئلة البحث هي: 1) ما الخلفيّة لمسألة الوقف في مسجد "الإكسان"، 2) كيف موقع الناظر في مسألة الوقف مسجد "الإكسان" كادنج يراجع الى القانون رقم 41 سنة 2004 عن القف؟
أمّا هذا البحث تقام بتقريب النوعي على شكل بحث التجربة(empiris) . حيث أنّ المعلومات المستعمل فهي معلومات الأساسيّ و الفرعيّ الذي وجد من المقابلة، الملاحظة، و التوثيق. فكلهم يرعي و يقدم وصفيّا.
ونتائج هذا البحث: 1) الخلفية من المسألة تبدأ من إدارة مال المسجد، ثم حمل الناظر المسألة إلى المحكمة الإدارية الدولة (PTUN) عن رسالة التقدير (PPAIW) عن رفع الناظر الجديد. لا نهاية فيها، يوجه الناظر على استبدال من الناظر الشخصى إلى الحكميّ مؤسسة. 2) والقانون رقم 41 سنة 2004 عن الوقف فصل 25، و أيضا قرار الحكومة رقم 42 سنة 2006 عن منفذ القانون رقم 41 سنة 2004 عن الوقف فصل 6 آية 2 و 4.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Sudirman, Sudirman | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Ahli Waris Wakif; Kasus Wakaf | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Munawar Afandi | ||||||
Date Deposited: | 11 Jun 2021 09:00 | ||||||
Last Modified: | 11 Jun 2021 09:00 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/27553 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |