Hidayat, Muhammad (2018) Politik hukum mediasi sebagai metode penyelesaian perkara perceraian di Pengadilan Agama: Analisis Perma nomor 1 tahun 2016 tentang prosedur mediasi di Pengadilan. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15781002.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
مستخلص البحث
الوساطة طريقة سلمية لتسوية النزاعات الملائمة والفعالة ، ويمكن أن تفتح مجالاً أوسع للوصول إلى الأطراف للحصول على حل مرضٍ ومنصف. اتجاه اليوم ، لا تزال تسيطر على كومة من القضايا من قضايا الطلاق في المحاكم الدينية. الولاية المادة ١٣٠ من نظام HIR / ١٥٤ يشجع RBg الأطراف على اتخاذ عملية سلام يمكن استخدامها من خلال الوساطة عن طريق دمجها في إجراءات التقاضي التي تعتقد المحكمة العليا أنها تعني ، كجزء آخر ، أن تكون جزءاً من القانون الإجرائي المدني ، وذلك من أجل تعزيز وتحسين وظائف المؤسسات القضائية في حل المنازعات ، القانون رقم ١ من ١٩٧٤ المادة ٣٩ ، القانون رقم ٣ من عام ٢٠٠٦ المادة ٦٥ ، KHI المادة ١١٥ ، ١٣١ (٢) ، ١٤٣ (١-٢) ، ١٤٤ ، ورقم PP ٩ من ١٩٧٥ تنص المادة ٣٢ أيضًا على تفويض القاضي بالسعي إلى تحقيق السلام بين الطرفين في التقاضي أمام المحكمة الدينية قبل اتخاذ قرار.
تهدف هذه الدراسة إلى مناقشة التوسط في قضايا الطلاق في المحكمة الدينية فيما يتعلق بالرأي الإسلامي والتحليل القانوني. البعد السياسي القانوني للتغيير PERMA الوساطة مع إصدار PERMA رقم ١ لعام ٢٠١٦ بشأن إجراءات الوساطة في المحكمة وهو أحدث مرجع في ممارسة ممارسات الوساطة في المحكمة. تتم مراجعة PERMA رقم ١ في عام ٢٠١٦ والذي يحتوي على العديد من المواد الجديدة في صياغتها مع منظور الأهداف القانونية (العدالة واليقين القانوني والنفعية).
البحث هو نوع قانوني معياري ويستخدم نهجًا نوعيًا من خلال فحص المواد القانونية المتعلقة بالوساطة. يتم جمع البيانات عن طريق تحديد المواد القانونية من خلال إجراء مقابلات مع أصحاب المصلحة في المحكمة العليا. تتضمن تقنيات تحليل البيانات مراجعة جميع المواد القانونية ، والحد من المواد القانونية ، وتجميعها في الوحدات ، وتحليلها ، واستخلاص النتائج.
تشير نتائج هذه الدراسة إلى ما يلي: (١) إجراءات التوسط في القضايا في المحاكم الدينية ليست مختلفة وتمت ممارستها منذ فترة طويلة لحل الخلافات ولها تشابه مع مفهوم الإصلاح في القرآن. (٢) قانون PERMA رقم ١ في عام ٢٠١٦ يكشف عن عدم فاعلية وساطة PERMA السابقة. (٣) يعتبر منظور قانون PERMA رقم ١ في عام ٢٠١٦ مكملاً لـ PERMA السابقة بحيث يكون أكثر كفاءة ويمكن أن يقلل في النهاية من تراكم الحالات.
ABSTRACT
Mediation is a peaceful way of resolving disputes that is appropriate, effective, and can open wider access to parties to obtain a satisfactory and equitable solution. Today's trend, the pile of cases is still dominated by divorce cases in the Religious Courts. Mandate Article 130 HIR / 154 RBg encourages Parties to take a peace process that can be utilized through mediation by integrating it into litigation procedures believed by the Supreme Court in other words to be part of civil procedural law, so as to strengthen and optimize the functions of judicial institutions in dispute resolution. UU No. 1 of 1974 Article 39, Law No. 3 of 2006 Article 65, KHI Article 115, 131 (2), 143 (1-2), 144, and PP No. 9 of 1975 Article 32 also mandates a judge to seek peace of the parties in litigation in the Religious Court before making a decision.
This study aims to discuss the mediation of divorce cases in the Religious Court regarding Islamic views and juridical analysis. The legal political dimension of change PERMA of Mediation with the issuance of PERMA Number 1 of 2016 concerning Procedure for Mediation in the Court which is the latest reference in conducting mediation practices in court. PERMA Number 1 in 2016 which contains many new materials in its formulation is reviewed with a perspective of legal objectives (justice, legal certainty, and expediency).
The research is a normative juridical type and uses a qualitative approach by examining legal materials relating to mediation. Data collection is done by identifying legal materials by interviewing stakeholders at the Supreme Court. Data analysis techniques include reviewing all legal materials, reducing legal materials, compiling them in units, analyzing, and drawing conclusions.
The results of this study indicate that: (1) Procedures for mediating cases in the Religious Courts are not different and have long been practiced to resolve disputes and have similarities with the concept of iṣlah in the Qur’an. (2) The Legal Politics of PERMA Number 1 in 2016 reveals mediation’s PERMA previous ineffectiveness to be perfected. (3) The perspective of legal objectives of PERMA Number 1 in 2016 is as a complement to the previous PERMA so that it is more efficient and ultimately can reduce the accumulation of cases.
ABSTRAK
Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa secara damai yang tepat, efektif, dan dapat membuka akses yang lebih luas kepada para pihak untuk memperoleh penyelesaian yang memuaskan serta berkeadilan. Tren dewasa ini, tumpukan perkara masih didominasi oleh perkara perceraian di Pengadilan Agama. Amanat Pasal 130 HIR/ 154 RBg mendorong Para Pihak untuk menempuh proses perdamaian yang dapat didayagunakan melalui mediasi dengan mengintegrasikannya ke dalam prosedur berperkara di Pengadilan diyakini Mahkamah Agung dengan kata lain menjadi bagian hukum acara perdata, maka dapat memperkuat dan mengoptimalkan fungsi lembaga peradilan dalam penyelesaian sengketa. UU No. 1 tahun 1974 Pasal 39, UU No. 3 tahun 2006 Pasal 65, KHI Pasal 115, 131 (2), 143 (1-2), 144, dan PP No. 9 tahun 1975 Pasal 32 juga mengamanatkan hakim untuk mengupayakan perdamaian para pihak berperkara di Pengadilan Agama sebelum menjatuhkan putusan.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama berkaitan pandangan Islam dan analisis yuridisnya. Dimensi politik hukum perubahan PERMA Mediasi dengan terbitnya PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang menjadi acuan terbaru melakukan praktek mediasi di pengadilan. PERMA Nomor 1 tahun 2016 yang banyak memuat materi-materi baru dalam perumusannya ditinjau dengan perspektif tujuan hukum (keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan).
Penelitian berjenis yuridis normatif dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan meneliti bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan mediasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi bahan hukum dengan wawancara kepada pemangku kepentingan di Mahkamah Agung. Teknik analisis data meliputi penelaahan seluruh bahan hukum, pereduksian bahan hukum, penyusunannya dalam satuan-satuan, penganalisisan, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Prosedur mediasi perkara percerian di Pengadilan Agama tidak berbeda dan sudah lama dipraktikkan untuk menyelesaikan sengketa dan memiliki kesamaan dengan konsep iṣlah dalam al-Qur’an. (2) Politik Hukum PERMA Nomor 1 tahun 2016 mengungkap ketidakefektifan PERMA mediasi sebelumnya untuk disempurnakan. (3) Perspektif tujuan hukum PERMA Nomor 1 tahun 2016 adalah sebagai penyempurna PERMA sebelumnya sehingga dan lebih berdayaguna yang pada akhirnya dapat menekan penumpukan perkara.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Mohamad Nur and Fakhruddin, Fakhruddin | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | السياسة القانونية; وساطة بيرما; حالات الطلاق; Politik Hukum; Perma Mediasi; Perkara Perceraian Legal Politics; PERMA of Mediation; Divorce Cases | |||||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180104 Civil Law and Procedure 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law |
|||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Muhammad Hidayat | |||||||||
Date Deposited: | 27 May 2021 14:12 | |||||||||
Last Modified: | 27 May 2021 14:12 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/27117 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |