Identifikasi gua bawah tanah berdasarkan interpretasi data geolistrik resistivitas: Studi kasus Desa Jatigunting Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

INDONESIA:

Gua yang terdapat di Indonesia sebagian besar terbentuk di batuan yang mengandung karbonat tinggi atau sebagian besar terbentuk di wilayah yang tersusun oleh batuan kapur, namun gua bawah tanah yang terletak di Desa Jatigunting, Kec. Wonorejo, Kab. Pasuruan ini terbentuk pada litologi tanah pasiran yang terkikis oleh aliran sungai bawah tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gua bawah tanah di daerah penelitian berdasarkan metode geolistrik resistivitas dan untuk mengetahui litologi bawah permukaan pada daerah penelitian berdasarkan metode geolistrik resistivitas. Sistem gua dapat terbentuk di atas, pada, atau di bawah permukaan air tanah. Gua-gua ini terjadi apabila aliran air bebas secara perlahan mengikis dan memperlebar celah-celah retakan, bidang perlapisan, atau saluran-saluran yang ada. Aliran air biasanya bergerak di luar tipe aliran Darcian. Hal tersebut dapat terjadi di atas permukaan air tanah atau pada zona tak jenuh (zona vadose). akuisisi data di lapangan menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi pole-pole, panjang lintasan yang digunakan ada 52 m dengan spasi 4 m untuk lintasan 1 dan untuk lintasan 2-5 menggunakan panjang lintasan 55 m dengan spasi 5 m. Pengolahan data dilakukan dengan interpretasi 2D dan diperoleh nilai resistivitas litologi bawah permukaan sebagai berikut: (1) top soil ± 20-60 Ωm, (2) tanah pasiran basah 14-97 Ωm, (3) tanah pasiran kering ± 51-329 Ωm, dan (4) Gua (udara) 300-369 Ωm.