Jannah, Miftahul (2021) Pemberian Dispensasi Nikah karena faktor hubungan erat kedua belah pihak perspektif Saddu Al Dzari'ah dan Undang-Undang Perlindungan Anak : Studi Putusan Nomor 0054/pdt.P/2017/PA.MLG. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
16210112.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
مستخلص البحث
ترخيص الزواج هو امتياز منحت المحكمة الدينية لشخص على وشك الزواج ، لكن سنه لم يصل بعد إلى الحد الأدنى لسن الزواج. جاء ذلك في الفقرة (2) من المادة 7 من القانون. يودع هذا الإعفاء مع حجة طفل مقدم الطلب وزوجها المستقبلي لهما علاقة وثيقة للغاية بالفعل ، إذا لم يتم الزواج ، يخشى أن تحدث أشياء محظورة في القانون الديني.
تكمن المشكلة الرئيسية في هذا البحث فيما يتعلق بمنح عقد الزواج بسبب عامل العلاقة الوثيقة في القضية رقم 0054 / Pdt.P / 2017.MLG ، ما هي اعتبارات القاضي في منح الطلب. ثم ماذا عن هذه المشاكل عند النظر إليها من سد الدرعية وقانون حماية الطفل
هذا النوع من البحث المستخدم في هذه الدراسة هو بحث معياري بثلاث طرق. يقترب الباحثون من مفهوم دراسة المفاهيم القانونية المتعلقة بالزواج. يتم إجراء دراسة الحالة من خلال فحص الحالات المتعلقة بعنوان البحث. ويتم تنفيذ النهج القانوني من خلال دراسة القانون لاستخدامه كحجج مادي في حل القضايا
وجاءت نتائج هذه الدراسة بحسب صدرية الدرعية ، أن قرار القاضي لم يكن محل نزاع لأنه كان يتماشى مع أحد الأركان ، وهو الزواج كغسل لتجنب المفسدة التي قد تحدث. في حين أنه وفقًا لقانون حماية الطفل ، هذا غير مناسب لأنه ينحرف عن الفقرة 1 ج من المادة 26 التي تحظر الزواج المبكر ، ولكن هذا يرجع أيضًا إلى وجود قانون الزواج المادة 7 الفقرة 2 التي تسمح بتقديم عقد الزواج. ثم يصبح هذا نظر القاضي.
ABSTRACT
Marriage dispensation is a concession given by the Religious Court to someone who is about to get married, but their age has not yet reached the marriage age limit. This has been stated in Law Article 7 paragraph (2). This dispensation is filed with the argument of the applicant's son and his future husband already have a very close relationship, if the marriage is not carried out, it is feared that things will be prohibited in religious law.
The main problem in this research is regarding the granting of marriage dispensation due to the close relationship factor in case Number 0054 / Pdt.P / 2017.MLG, what are the judges' considerations in granting the request. Then how about these problems when viewed from sadd al dzari'ah and the Child Protection Act
This type of research used in this study is normative research using 3 approach. In the concept approach the researcher studies the legal concepts related to marriage. Case research is conducted by examining cases related to the research title. And the statutory approach is carried out by examining the Act to be used as material arguments in solving cases
The results of this study are according to saddu al dzari'ah the judge's decision was not disputed because it was in accordance with one of the pillars, namely marriage as a washing to avoid mafsadah that might occur. Whereas according to the Child Protection Act this is not appropriate because it deviates from article 26 paragraph 1c which prohibits early marriage, but this is also due to the existence of the Marriage Law article 7 paragraph 2 which permits submission of marriage dispensation. Then that becomes the judge's consideration.
ABSTRAK
Dispensasi nikah merupakan suatu kelonggaran yang diberikan Pengadilan Agama kepada orang yang akan menikah, namun pada umumnya umurnya belum mencapai batas usia menikah. Hal ini telah dicantumkan dalam Undang-Undang Perkawinan Pasal 7 ayat (2). Dispensasi ini diajukan dengan dalil anak pemohon dan calon suaminya sudah memiliki hubungan yang begitu erat, jika pernikahan tidak dilaksanakan, maka dikhawatirkan terjadi hal-hal yang dilarang dalam syariat agama.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai dikabulkannya dispensasi nikah karena faktor hubungan erat pada perkara Nomor 0054/Pdt.P/2017.MLG, apa saja pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan tersebut. Kemudian bagaimana permasalahan tersebut jika ditinjau dari sadd al dzari’ah dan UU Perlindungan Anak.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian normatif dengan tiga pendekatan. Pendekatan konsep peneliti mempelajari teori atau aturan hukum yang berkaitan dengan pernikahan.Penelitian kasus dilakukan dengan menelaah beberapa kasus yang berkaitan dengan judul penelitian. Pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan menelaah Undang-Undang sebagai bahan argument dalam memecahkan putusan.
Hasil dari penelitian ini adalah menurut saddu al dzari’ah putusan hakim tidak dipermasalahkan karena sesuai dengan salah satu rukunnya, yaitu pernikahan sebagai washilah untuk terhindar mafsadah yang mungkin akan terjadi. Sedangkan menurut UU Perlindungan Anak hal ini tidak sesuai karena menyimpang dari pasal 26 ayat 1c yang melarang pernikahan dini, akan tetapi hal ini juga disebabkan adanya UU Perkawinan pasal 7 ayat 2 yang memperbolehkan pengajuan dispensasi nikah. Maka hal itupun menjadi pertimbangan hakim.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Kadarisman, Ali | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | رخصة الزواج; سد الذريعة; قانون حماية الطفل; Dispensasi Nikah; Saddu Al Dzari’ah; Undang-Undang Perlindungan anak; Marriage Dispensation;Saddu Al Dzari'ah;Child Protection Act | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Miftahul Jannah | ||||||
Date Deposited: | 08 Feb 2021 15:14 | ||||||
Last Modified: | 08 Feb 2021 15:14 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/25593 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |