Konflik peran ganda pada mahasiswa yang telah menikah ditinjau dari Kecerdasan Adversitas

ABSTRACT

The phenomenon of students getting married before completing their lectures often occurs in Indonesia, as well as at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. This causes a female student to have several roles at the same time as a student, wife, and mother. There is the possibility of the inability to portray its role adequately to create dual role conflict. However, humans are equipped with abilities and intelligence that can be used to deal with conflict. The inability of individuals to control conflict and resolve conflicts in life can trigger physical and psychological disorders. Thus, adversity intelligence is expected to be a means of individuals with multiple roles able to survive and resolve their role conflicts.The purpose of this study is to understand how dual role conflict is experienced by students of the Faculty of Psychology of UIN Maliki Malang who have been married in terms of the response dimensions of adversity intelligence that arises. This study uses a phenomenological qualitative research method.

This technique is deemed suitable to explore the subject's experience related to the phenomenon of dual role conflict experienced and adversity intelligence that plays a role in the conflict. Subject selection uses a purposive sampling method, with interview and observation data collection techniques. There are two primary subjects who are married Psychology Faculty students and two secondary subjects who are the husbands of each primary subject.Dual role conflict in married students in terms of adversity intelligence wherein each type of dual role conflict has different dimensions of adversity intelligence response. Time-based conflicts occur when individuals are not able to divide time equally for each role. The response of adversity intelligence reach dimension shows a negative response. This shows that the conflict affects other roles. So to overcome these two subjects bring a control response to control the division of time division. Strain-based conflict is a conflict of responsibilities that is a burden. This conflict arises on the subject because of negative endurance values, so both subjects must come up with an intelligent response to the dimensions of control, origin & ownership, and positive reach to deal with strain-based conflict. Behavior-based conflict occurs in both subjects because the reach is negative, so the origin & ownership response is needed which will raise awareness to control inappropriate behavior.

ABSTRAK

Fenomena mahasiswi menikah sebelum menyelesaikan perkuliahannya banyak terjadi di Indonesia, begitu juga di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Hal tersebut menyebabkan seorang mahasiswi memiliki beberapa peran sekaligus seperti peran sebagai mahasiswi, istri serta sebagai ibu. Munculah kemungkinan akan ketidakmampuan memerankan perannya secara adekuat sehingga memunculkan konflik peran ganda. Namun, manusia dilengkapi dengan kemampuan dan kecerdasan adversitas yang dapat digunakan untuk menghadapi konflik. Ketidak mampuan individu mengendalikan konflik dan menyelesaikan konflik dalam hidup dapat memicu timbulnya gangguan fisik maupun psikis. Dengan demikian, kecerdasan adversitas diharapkan mampu menjadi sarana individu dengan peran ganda dapat bertahan dan menyelesaikan konflik perannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah memahami bagaimana konflik peran ganda dialami oleh mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang yang telah menikah ditinjau dari respon dimensi kecerdasan adversitas yang muncul.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologis.. Teknik ini dirasa cocok untuk menggali pengalaman subjek terkait dengan fenomena konflik peran ganda yang dialami dan kecerdasan adversitas yang berperan dalam konflik tersebut. Pemilihan subjek menggunakan metode purposive sampling, dengan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Terdapat dua subjek primer yang merupakan mahasiswi Fakultas Psikologi yang telah menikah dan dua subjek sekunder yang merupakan suami dari masing masing subjek primer.

Konflik peran ganda pada mahasiswi yang telah menikah ditinjau dari kecerdasan adversitas dimana dalam setiap jenis konflik peran ganda memiliki respon dimensi kecerdasan adversitas yang berbeda. Time based conflict terjadi ketika individu tidak mampu membagi waktu secara sama rata untuk setiap perannya. Respon kecerdasan adversitas dimensi reach menunjukkan respon negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa konflik yang terjadi berpengaruh pada peran lainnya. Sehingga untuk mengatasinya kedua subjek memunculkan respon control untuk mengendalikan konflik pembagian waktu. Strain based conflict merupakan konflik tentang tanggung jawab yang menjadi beban. Konflik ini muncul pada subjek sebab nilai endurance yang negatif, sehingga kedua subjek harus memunculkan respon kecerdasan adversitas dimensi control, origin & ownership serta reach yang positif untuk menangani strain based conflict. Behavior based conflict terjadi pada kedua subjek karena reach yang dimiliki negatif, sehingga diperlukan respon origin & ownership yang akan menumbuhkan kesadaran untuk melakukan control pada perilaku yang tidak sesuai.