Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Dalam Menanamkan Sikap Pedulu Lingkungan Di MTs Negeri 2 Blitar

ABSTRAK

Mengingat banyak bencana lingkungan (bencana yang karena ulah tangan manusia) yang terjadi beberapa tahun terakhir dianggap perlu pembentukan pribadi dan sikap sosial kepada anak. Salah satu sikap sosial yang perlu
ditanamkan adalah sikap peduli terhadap kelestarian lingkungan sekitar.

Menanamkan sikap peduli lingkungan harus sejak dini, dengan dimulai dari lingkungan kelurga, dan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap anak, dengan menerapkan program Adiwiyata di lingkungan sekolah dapat membantu pembentukan sikap peduli dan berbudaya lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Bentuk-bentuk Kegiatan dalam Menanamkan Sikap Peduli lingkungan di MTs Negeri 2 Blitar, (2) Implementasi Program Adiwiyata di MTs Negeri 2 Blitar, (3) Hambatanhambatan dalam pelaksanaan program Adiwiyata di MTs Negeri 2 Blitar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan diuraikan dengan bentuk uraian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,observasi, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesumpulan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi program Adiwiyata di MTs Negeri 2 Blitar telah berjalan dengan baik, mulai dari pengadaan fasilitas, dan kegiatan-kegiatan yang mendukung terlaksananya program Adiwiyata (2). Kegiatan yang diterapkan MTs Negeri 2 Blitar dalam
penanaman sikap peduli ligkungan ada 2 jenis kegiatan, yaitu: Rutin dan terprogram. Kegiatan rutin seperti melaksanakan piket kelas setiap pagi, dan kegiatan sabtu bersih. Kegiatan terprogram seperti melaksanaan Launcing 1 anak 1 pohon, Green Cleaning, Peringatan Hari Bumi, dan Peringatan Hari Lingkungan Hidup. (3) Hambatan yang sering di alami dalam penerapan program Adiwiyata
di MTs Negeri 2 Blitar dibagi menjadi 2 faktor yaitu: Intern dan ekstern. Faktor intern diantaranya kondisi siswa, sering terjadinya mutasi kepala sekolah, kurang mendukungnya alat dan bahan dalam mendukung pelaksanan berbagai macam
kegiatan, kurang tertatanya tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah yang menjadikan rusaknya tanah. Faktor ekstern yaitu, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Bagi penulis selanjutanya diharapkan untuk menambah subjek
penelitian UKS.

ABSTRACT

Given the many environmental disasters (disasters caused by human hands) that occurred in recent years it is considered necessary to form personal and social attitudes to children. One social attitude that needs to be instilled is caring attitude towards the preservation of the surrounding environment. Instilling environmental care attitude must be from an early age, starting with the family environment, and the school environment. The school environment has an influence on the formation of children's attitudes, by implementing the Adiwiyata program in the school environment can help the formation of a caring and cultured attitude to the environment. This study aims to describe: (1)Implementation of the Adiwiyata Program in MTs 2 Blitar, (2) Forms of Activities in Instilling Environmental Care Attitudes in MTs Negeri 2 Blitar Implementation of the Adiwiyata Program in MTs 2 Blitar, (3) Obstacles in implementing the Adiwiyata program in MTs Negeri 2 Blitar.
This research uses a descriptive qualitative approach and is described in the form of descriptive description. Data collection techniques using interviews,observation, and documentation. Data analysis in this study uses data reduction,data presentation, and group drawing.

The research findings show that: (1) The implementation of the Adiwiyata program in MTs 2 Blitar has been going well, starting from the procurement of facilities, and activities that support the implementation of the Adiwiyata program. (2) The activities implemented in MTs 2 Blitar in planting environmental care attitudes have 2 types of activities, namely: Routine and
programmed. Routine activities such as carrying out class picket every morning,and Saturday activities are clean. Programmatic activities such as holding 1 child1 tree Launcing, Green Cleaning, Commemoration of Earth Day, and Commemoration of Environmental Day. (3) The obstacles that are often experienced in the application of the Adiwiyata program in MTs 2 Blitar are
divided into 2 factors: internal and external. Internal factors include the condition of students, frequent mutations of school principals, lack of support for tools and materials to support the implementation of various activities, lack of orderliness of
plants around the school environment that causes soil damage. External factors,namely, family, community and government. For the writer, it is hoped that it will
add to the subject of UKS research.

مستخلص البحث

ٔظ ًشا ٌٍىٛاسس اٌج١ئ١خ اٌؼذ٠ذح (اٌىٛاسس اٌزٟ رسججذ فٙ١ب الأ٠ذٞ اٌجرش٠خ) اٌزٟ حذصذ فٟ
اٌسٕٛاد الأخ١شح ، ُ٠ؼزجش ِٓ اٌعشٚسٞ رىِٛٛ ٓ٠الف شخص١خ ٚاعزّبػ١خ رغبٖ الأغفبي. أحذ اٌّٛالف
الاعزّبػ١خ اٌزٟ ٠غت ؿشسٙب ٛ٘ ِٛلف اٌؼٕب٠خ رغبٖ اٌحفبظ ػٍٝ اٌج١ئخ اٌّح١طخ. ٠غت أْ ٠ىْٛ ؿشس
ِٛلف اٌشػب٠خ اٌج١ئ١خ ِٓ سٓ ِجىشح ، ثذ ًءا ِٓ اٌج١ئخ الأسش٠خ ٚاٌج١ئخ اٌّذسس١خ. اٌج١ئخ اٌّذسس١خ ٌٙب رأص١ش
ػٍٝ ررىِٛ ً١الف الأغفبي ، ِٓ خلاي رٕف١ز ثشٔبِظ اًىٛٞ٠زب فٟ اٌج١ئخ اٌّذسس١خ ّ٠ىٓ أْ ٠سبػذ فٟ ررىً١
ِٛلف سػب٠خ ٚصمبفخ رغبٖ اٌج١ئخ.
رٙذف ٘زٖ اٌذساسخ إٌٝ ٚصف: (ٔ)رٕف١ز ثشٔبِظ اًىٛٞ٠زب فٟ اًٌِذسسخ رسٕبٚ٠خ اٌحىِٛ١خ اصٕبْ ،
(ٕ)أشىبي الأٔرطخ فٟ ؿشس ارغب٘بد اٌشػب٠خ اٌج١ئ١خ فٟ اًٌِذسسخ رسٕبٚ٠خ اٌحىِٛ١خ اصٕبْ ثٍ١زبس ،(ٖ)
ِؼٛلبد فٟ رٕف١ز ثشٔبِظ اًىٛٞ٠زب فٟ اًٌِذسسخ رسٕبٚ٠خ اٌحىِٛ١خ اصٕبْ ثٍ١زبس ثٍ١زبس. ٠سزخذَ ٘زا اٌجحش ٔٙ ًغب
ٚصفً١ب ٔٛػً١ب ٚ٠زُ ٚصفٗ فٟ شىً ٚصف ٚصفٟ. رمٕ١بد عّغ اٌج١بٔبد ثبسزخذاَ اٌّمبثلاد ٚاٌّلاحظخ
ٚاٌزٛص١ك. ٠سزخذَ رحٍ ً١اٌج١بٔبد فٟ ٘زٖ اٌذساسخ رمٍ ً١اٌج١بٔبد ، ٚػشض اٌج١بٔبد ، ٚاٌشسُ اٌغّبػٟ.
رظٙش ٔزبئظ اٌجحش ِب ٍ٠ٟ: (ٔ)أصجحذ فٟ اًٌِذسسخ رسٕبٚ٠خ اٌحىِٛ١خ اصٕبْ ثٍ١زبس ِذسسخ
اًىٛٞ٠زب ِسزمٍخ ِٕز ٕٖٓٔ ، ٌزا أصجحذ ٘زٖ اٌّذسسخ ِذسسخ اًىٛٞ٠زب اٌزغش٠ج١خ ٌٍّذاسس الأخش.ٜ ٠ؼذ
رطج١ك ِٕٙظ لبئُ ػٍٝ اٌج١ئخ ثئظبفخ ِٛاد PLHفٟ وً ِسزٜٛ ِىًٛٔب ٚاحذًا فٟ رٕف١ز. (ٕ) ثشٔبِظ الأٔرطخ
إٌّفزح فٟ اًٌِذسسخ رسٕبٚ٠خ اٌحىِٛ١خ اصٕبْ ثٍ١زبس فٟ صساػخ ِٛالف اٌشػب٠خ اٌج١ئ١خ ٌٙب ٛٔػبْ ِٓ الأٔرطخ
، ّ٘ٚب: اٌشٚر١ٕ١خ ٚاٌّجشِغخ. الأٔرطخ اٌشٚر١ٕ١خ ِضً رٕف١ز اػزصبَ اٌصف وً صجبػ ٚأٔرطخ اٌسجذ ٔظ١فخ.
الأٔرطخ اٌّجشِغخ ِضً ػمذ عٍسخ ٚاحذح ٌطفً ٚاحذ ، ٚرٕظ١ف شغشح خعشاء ، ٚإح١بء َٛ٠الأسض ،
ٚإح١بء َٛ٠اٌج١ئخ .(ٖ( .اًىٛٞ٠زب رٕمسُ اٌؼمجبد اٌزٟ وض١شا ِب رٛاعٗ فٟ رطج١ك ثشٔبِظ اًىٛٞ٠زب فٟ اًٌِذسسخ
رسٕبٚ٠خ اٌحىِٛ١خ اصٕبْ ثٍ١زبس إٌٝ ػبٍِ :ٓ١داخٍٟ ٚخبسعٟ. ررًّ اٌؼٛاًِ اٌذاخٍ١خ حبٌخ اٌطلاة ،
ٚاٌزحٛلاد اٌّزىشسح ٌّذ٠شٞ اٌّذاسس ، ٚٔمص اٌذػُ ٌلأدٚاد ٚاٌّٛاد ٌذػُ رٕف١ز الأٔرطخ اٌّخزٍفخ ، ٚػذَ
أزظبَ إٌجبربد حٛي اٌج١ئخ اٌّذسس١خ اٌزٟ رسجت رٍف اٌزشثخ. اٌؼٛاًِ اٌخبسع١خ ، ٟ٘ٚ الأسشح ٚاٌّغزّغ
ٚاٌحىِٛخ. ثبٌٕسجخ ٌٍىبرت ، ٠ؤًِ أْ ٠ع١ف إٌٝ ِٛظٛع ثحش .U