Perancangan sekolah kaligrafi di Yogyakarta dengan pendekatan Calligraphy as Architecture

ABSTRAK

Perancangan ini bertujuan untuk mewadahi para penggiat seni kaligrafi latin, arab dan jawa yang ada di Yogyakarta. Adapun yang mejadi latar belakang perancangan ini karena Meningkatnya penggiat seni kaligrafi latin dan arab di Yogyakarta, berkurangnya minat penggiat seni kaligrafi aksara jawa, kurang memadainya wadah untuk para penggiat seni kaligrafi di Yogyakarta untuk mengembangkan minat dan bakat terhadap seni kaligrafi. Di Yogyakarta sendiri sudah ada komunitas penggiat seni Kaligrafi bernama JogjaCreatype. Walaupun komunitas Kaligrafi di Yogyakarta sudah terbentuk sejak tahun 2015, namun belum ada tempat permanen sebagai wadah untuk menaungi penggiat seni kaligrafi ini. Oleh karena itu, Perancangan Sekolah Kaligrafi di Yogyakarta merupakan sebuah alternatif untuk mengembangkan seni kaligrafi bagi peminat dan penggiat seni kaligrafi ini yang semakin meningkat terutama di Yogyakarta.

Pendekatan yang digunakan dalam perancangan sekolah kaligrafi ini adalah Calligraphy As Architecture. Pendekatan ini merupakan turunan dari pendekatan Association with Other Arts. Berdasarkan buku Poetics of Architecture, Association with Other Arts yaitu salah satu metode perancangan yang berdasarkan diskusi antara arsitektur dan ilmu seni. Pendekatan ini menunjukkan bahwa arsitektur dapat melebur menjadi satu dengan seni. Penerapan pendekatan ini pada bangunan adalah dengan menerapkan prinsip yang terdapat dalam seni kaligrafi ke dalam bentuk arsitektur. Prinsip-prinsip yang diterapkan tidak hanya sebagai bentukan fasad semata namun juga memiliki nilai fungsional dalam bangunan tersebut. Agar hasil perancangan bisa menjawab isu-isu tersebut maka disiplin seni yang diambil adalah seni kaligrafi. Penggunaan pendekatan ini bertujuan supaya prinsip dari seni kaligrafi dapat diterapkan pada bagunan itu sendiri yaitu sebagi tempat pendidikan non formal tentang kaligrafi juga dapat dilihat dari fasad bangunan dan elemen-elemen lain seperti pola tatanan ruang, lanskap, interior dan lain sebagainya.

ABSTRACT

This design aims to accommodate the activists of Latin, Arabic and Javanese calligraphy in Yogyakarta. As for the background of this design due to the increase in activists of Latin and Arabic calligraphy in Yogyakarta, the reduced interest of Javanese script calligraphy activists, the lack of adequate space for activists in calligraphy in Yogyakarta to develop interest and talent in calligraphy art. In Yogyakarta itself there is a community of calligraphy activists called JogjaCreatype. Although the Calligraphy community in Yogyakarta has been formed since 2015, there is no permanent place as a place to overshadow these calligraphy activists. Therefore, the Calligraphy School Design in Yogyakarta is an alternative to developing calligraphy art for those who are interested and activists of calligraphy art, especially in Yogyakarta.

The approach used in the design of this calligraphy school is Calligraphy As Architecture. This approach is a derivative of the Association with Other Arts approach. Based on the book Poetics of Architecture, the Association with Other Arts is one of the design methods based on a discussion between architecture and the arts. This approach shows that architecture can merge into one with art. The application of this approach to buildings is by applying the principles contained in calligraphy to architectural forms. The principles are applied not only as a facade but also have a functional value in the building. So that the results of the design can answer these issues, the discipline of art taken is the art of calligraphy. The use of this approach is intended so that the principles of calligraphy art can be applied to the building itself, namely as a place of non-formal education about calligraphy can also be seen from the facade of buildings and other elements such as the pattern of spatial structure, landscapes, interiors and so forth.