Waqfa, Wilda (2020) Pembagian waris berdasarkan adat dundum kupat Desa Kuwukan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus perspektif Muhammad Syahrur. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text
16210069.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Ketentuan Allah mengenai warisan sudah jelas disebutkan dalam surat An-Nisa’ ayat 11 bahwa hak anak laki-laki adalah dua kali lebih besar daripada anak perempuan. Sedangkan dalam hukum waris adat tidak membedakan bagian laki-laki dan perempuan. Masyarakat Desa Kuwukan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dalam pembagian warisan menggunakan adat Dundum Kupat,yang artinyaPewaris membagikan harta warisan kepada ahli waris dengan melihat kondisi perekonomian ahli waris.Apabila ada salah satu anggota ahli waris yang sudah memiliki harta atau sudah mapan maka tidak mendapat bagian yang sama dengan ahli waris lainnya. Pokok permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana praktik pembagian waris berdasarkan adat Dundum Kupat. Serta bagaimana perspektif Muhammad Syahrur terhadap praktik pembagian warisan Dundum Kupat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kuwukan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris. Peneliti memaparkan masalah pembagian warisan di Desa Kuwukan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus yang menggunakan adat Dundum Kupat, dan menjadikan tokoh masyarakat sebagai sumber primer. Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini adalah wawancara. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa dan ditarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Kuwukan dalam melaksanakan pembagian waris dengan cara Dundum Kupat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Muhammad Syahrur yaitu Teori Limit. Bagian harta waris tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan, mereka mendapatkan bagian yang seimbang. Dalam melakukan pembagian warisan dilihat dari keadaan perekonomian ahli waris. Perempuan bisa mendapatkan bagian lebih besar dari laki-laki ketika perempuan ikut mencari nafkah, dan keadaan perekonomiannya tidak lebih mapan dari ahli waris lainnya. Apabila masing-masing ahli waris mengetahui bagiannya, ahli waris sudah dewasa, tidak ada paksaan dan tidak menentang nash, maka hal tersebut dapat dilakukan.
ENGLISH:
Allah's provisions regarding inheritance are clearly stated in Surah An-Nisa, verse 11 that the rights of a son are twice as big as a daughter. While in customary inheritance law does not distinguish between male and female sections. The people of Kuwukan Village, Dawe Subdistrict, Kudus Regency in distributing inheritance use the cultural way of Dundum Kupat, which means that the heirs distribute the inheritance to the heirs by looking at the economic condition of the heirs. If there is one member of the heirs who already has assets or is already established, he does not receive the same shares as the other heirs. The main issue raised in this thesis is the system in implementing inheritance based on the cultural way of Dundum Kupat and the practice of the distribution of Dundum Kupat carried out by the society of Kuwukan village in Dawe District, Kudus Regency viewed from Muhammad Syahrur's perspective.
The research method used is an empirical research method. The Researcher describes the problem of inheritance distribution in Kuwukan Village, Dawe District, Kudus Regency, which uses the cultural way of Dundum Kupat, and makes the leaders of the society to be the primary source. Data collection technique in this thesis is interviews. The data that has been collected is analyzed and the conclusion is drawn.
The results of this study are the society of Kuwukan village in carrying out the distribution of inheritance by means of Dundum Kupat in accordance with the theory of Muhammad Syahrur. The Part of inheritance is not distinguished between men and women, they get a balanced share. In doing the distribution of inheritance, the standard is the economic condition of the heirs. Women can get a greater share of men when women join in earning a living, and the economic situation is no more established than other heirs. If each heir knows his part, heirs have grown up, there is no coercion and opposition to the provision, then it can be done.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Aziz, Abdul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Hukum adat, Waris, Adat Dundum Kupat, Customary Law, inheritance, Dundum Kupat culture | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Zulaikha Zulaikha | ||||||
Date Deposited: | 15 Jun 2020 05:20 | ||||||
Last Modified: | 15 Jun 2020 05:20 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/17861 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |