Responsive Banner

Pandangan hakim terhadap permohonan itsbat bagi pelaku poligami di luar Mahkamah Syariah Kuching, Sarawak

Nur Fatiha Binti, Bahren (2019) Pandangan hakim terhadap permohonan itsbat bagi pelaku poligami di luar Mahkamah Syariah Kuching, Sarawak. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img]
Preview
Text
15210148.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB) | Preview

Abstract

INDONESIA:

Dalam pengaturan undang-undang tentang hukum Islam, terdapat beberapa perkara yang mengalami kontradiksi antara hukum Islam dan kondisi sosial di suatu negara di antaranya dalam hal poligami. Di mana timbul persoalan mengenai status sahnya poligami yang berlaku di luar Mahkamah Syariah. Kasus ini ditinjau dari sudut pertimbangan hakim dalam memutuskan itsbat pelaku poligami di luar Mahkamah Syariah Kuching, Sarawak. Tujuan penelitian ini dibuat untuk mendeskripsikan pandangan hakim terhadap permohonan itsbat bagi pelaku poligami di luar Mahkamah Syariah Kuching, Sarawak dan bagaimana proses penetapan hukum bagi pelaku poligami di luar Mahkamah Syariah Kuching, Sarawak.

Jenis Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian empiris dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah di Mahkamah Syariah Kuching, Sarawak. Sumber data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini dan metode pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap permohonan di Mahkamah Syariah Kuching Sarawak akan melalui beberapa proses yaitu, permohonan, pendaftaran perkawinan di Jabatan Agama Islam, pemanggilan dari panitera, persidangan dan putusan. Hakim berhak dalam membuat putusan dengan berpandukan Ordinan Keluarga Islam Tahun 2001 dan Arahan Amalan Ketua Hakim Syar’i Sarawak yang mengutamakan mazhab Syafie. Hakim akan mengqabulkan permohonan itsbat poligami di luar Mahkamah dengan syarat perkawinan tersebut sesuai dengan syariat Islam. Jika terdapat permasalahan yang perlu ditaqlid kepada mazhab lain, maka pihak hakim harus menyatakan sebab. Mahkamah Syariah Kuching, Sarawak menetapkan denda maksimal tiga ribu ringgit atau kurungan maksimal dua tahun bagi pelaku poligami di luar Mahkamah. Pertimbangan hakim terhadap hukuman denda berdasarkan pada kerjasama dan rayuan dari pihak pelaku.

ENGLISH:

In the regulation of law on Islamic law, there are several cases that having a contradiction between Islamic law and social conditions in a country including polygamy. Where its raise the problems regarding the legal of polygamy status that was happening outside the Sharia Court. This case was reviewed from the point of the judge in deciding the decision of polygamists outside the Kuching Syaria Court, Sarawak. The purpose of this research is to describe the judge’s view of isbath for polygamists outside the Kuching Syaria Court, Sarawak and how the process of determination law to the offender of polygamy outside the Kuching Syaria Court, Sarawak.

This type of research is a type of empirical research with the qualitative descriptive approach. The location of research in Kuching Syaria Court, Sarawak. Primary and secondary data sources used in this research and data collection methods are interviews and documentation.

Based from this research, it can be concluded that the Kuching Syaria Court, Sarawak, that every each petition at court would going through to several processes, that is petition, marriage registration in the Islamic Religious Office, calling from the clerk, trial and verdict. The judge has their right to make decision based on the Islamic Family Law Ordinance 2001 and the Directive Practice of Sarawak Justice’s Syar'i Chief which is prioritizes the Syafie’s sect. Judge will grant a petition of polygamous isbath outside the Court provided with the conditions or regulates of marriage accordance to Islamic law. If there has a problem that needs to be declare into another sect, so the judge must state the reason. The Kuching Syaria Court, Sarawak, imposed a fine up to three thousand ringgit or a maximum of two years imprisonment. The judge's consideration of the fine are based on cooperation and appeals from the offender.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Rahmawati, Erik Sabti
Contributors:
ContributionNameEmail
UNSPECIFIEDRahmawati, Erik SabtiUNSPECIFIED
Keywords: Pandangan Hakim, Itsbat, Poligami, Mahkamah Syariah, Judge’s View, Isbath, Polygamy, Syaria Court
Departement: Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Zulaikha Zulaikha
Date Deposited: 12 Jun 2020 14:10
Last Modified: 12 Jun 2020 14:10
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/17740

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item