Wibowo, Ja’far (2019) Tradisi tompangan dalam walimat al-‘urs perspektif ‘urf: Studi di Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text
15210107.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Bagi masyarakat Desa Tambuko, tradisi Tompangan merupakan sebuah bentuk sumbangan yang berupa barang, jaza, dan uang kepada shohibul hajah pada pelaksanaan pernikahan putra putrinya. Pemberian itu dicatat dalam buku yang nantinya sebagai bukti ketika shohibul hajahakan membalas pemberian yang diterima, manakala yang memberi juga akan menyelenggarakan perayaan nikah anaknya, Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yaitu: 1.) Bagaimana proses pelaksanaan tradisi tompangan dalam Walimatul ‘ursy di Desa Tambuko Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep? 2.) Bagaimana tradisi tompangan dalam walimatul ‘ursy di Desa Tambuko Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep perspektif ‘urf ?
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yuridis empiris, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Kemudian cara memperoleh data di lapangan melalui wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam proses pengolahan data menggunakan teknik edit, klasifikasi, analisis, dan kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan tradisi tompangan dalam walimatul ‘ursyyang dilakukan di Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep merupakan kebiasaan yang sudah turun menurun dari nenek moyang, sehingga tradisi tompangan sampai saat ini masih dilaksanakan pada saat walimatul ‘ursy. Sedangkan dalam proses pelaksanaan tradisi tompangan shohibul hajah mengundang masyarakat dan juga kerabat, dalam proses tompangan para tamu undangan memberi uang, sembako, jasa dan juga barang yang berupa beras, gula, kue, terop, kuade pernikahan, dan juga sound. Tradisi tompangan menurut prespektif ‘Urf dapat dikategorikan sebagai berikut: Pertama, dilihat dari segi obyeknya tradisi tompangan di Desa Tambuko termasuk ‘Urf amali (kebiasaan yang berbentuk perbuatan), Kedua, dilihat dari segi cakupannya tradisi tompangan termasuk ‘Urf khass (kebiasaan yang berlaku pada suatu daerah, Ketiga, dilihat dari segi keabsahan dalam syara’ tradisi tompangan termasuk ‘Urf al-Shahih karena tradisi tompangantidak bertentangan dengan nas Al-Quran dan hadis, tidak menafikan kemaslahatan manusia, serta tidak membawa bahaya.
ENGLISH:
For the people of Tambuko Village, the Tompangan tradition is a form of donation in the form of things, services, and money to the householder at the marriage of their children. The gift was recorded in the book which it will be a proof in the future when the householder will reciprocate the gift received, while the giver will also hold a wedding celebration for his child, In this study, there are two formulations of the problem, namely: 1.) How is the process of carrying out the tradition of a leap in WalimatulUrsy in the Village Tambuko District Guluk-Guluk of Sumenep Regency? 2.) What is the tradition of tompangan in walimatul ursy in Tambuko Village, Guluk-Guluk District, Sumenep Regency, perspective ‘urf?
In this study the authors use a type of empirical juridical research, the approach used in this study uses a qualitative approach, then how to obtain data in the field through interviews and documentation. Whereas data-processing uses the techniques of editing, classification, analysis, and conclusion.
From the results of this study indicate that the implementation of the tradition of witchcraft in walimatul 'ursy carried out in Tambuko Village, Guluk-Guluk District, Sumenep Regency is a custom that has descended from ancestors, so that the tradition of tompangan is still carried out at the time of walimat al-urs. Whereas in the process of implementing the tradition of the shohibulhajah troupe, inviting the public and relatives also, in the process of being invited the guests gave money, groceries, services and also goods in the form of rice, sugar, cakes, binoculars, wedding quads, and also sound. The tune tradition according to the 'Urf perspective can be categorized as follows: First, in terms of the object of the tradition of tomps in Tambuko Village, including' UrfAmali (habit in the form of deeds), Second, in terms of the scope of the hitching tradition including 'Urfkhass (habits applicable to an area, Third, in terms of validity in the shara 'tradition of tompangan including' Urf al-Shahih because the tradition of tompangan does not conflict with the Qur'anic text and hadith, does not deny the benefit of humans, and does not bring danger.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Rahmawati, Erik Sabti | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Tradisi, Tompangan, Walimat Al-‘urs, ‘Urf, Tradition | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Zulaikha Zulaikha | ||||||
Date Deposited: | 12 Jun 2020 14:10 | ||||||
Last Modified: | 12 Jun 2020 14:10 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/17738 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |