Aini, Syahrotul (2020) Pengembalian mahar dan Benghiben mantan istri setelah terjadinya perceraian prespektif 'Urf: Studi di Desa Jaddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan Madura. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
16210170.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Tradisi Pengembalian mahar dan benghiben (seserahan) merupakan tradisi yang sudah berlangsung lama dimana ketika suami istri memutuskan untuk bercerai maka istri harus mengembalikan mahar dan benghiben (seserahan) tersebut, dimana jika suami mentalak istrinya ba’da dukhul maka dikembalikan seluruhya, jika suami mentalak istrinya maka dikembalikan separuhnya saja. Dan pengembalian mahar disini suami datang kerumah mantan istrinya untuk mengambil mahar dan benghiben (seserahan) tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, skripsi ini mengambarkan beberapa data yang diperoleh dari lapangan langsung. Kemudian di lanjutkan pada proses pemeriksaan data, klasifikasi, verifikasi dan analisis data. Dan dalam proses analisis data didukung dengan kajian pustaka berupa hukum Islam dan ‘Urf.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasan tradisi pengembalian mahar dan benghiben (seserahan) merupakan tradisi dimana mahar dan benghiben (seserahan) dilakukan secara mewah ketika melangsungkan pernikahan, Mahar disini merupakan pemberian wajib dari calon suami kepada calon istri sedangkan benghiben (seserahan) hanyalah sebuah hadiah secara sukarela. HukumIslam terhadap tradisi pengembalian mahar dan benghiben (seserahan) prespektif ‘Urf di desa Jaddih termasuk ‘Urf Amali dan tergolong ‘Urf khusus yang hanya dilakukan di wilayah tertentu dan masyarakat tertentu. Dan tergolong ‘Urf al-Fasidah, yaitu adat kebiasaan masyarakat yang bertentangan dengan ketentuan dan dalili-dalil syara’.Sehingga tradisi pengembalian mahar dan benghiben (seserahan) masyarakat sebaiknya mengubah kebiasaan tersebut sesuai yang di ajarkan syari’at Islam.
ENGLISH:
The tradition of returning bride price and benghiben (gift) is has been long-standing when between husband and wife decide to divorce, so the wife must return the bride price and benghiben (gift). If the husband divorce his wife ba’da dukhul it means return it entirely. While if the husband divorces his wife it means only a half of returning. The returning of a brief price here is the husband came to his Ex-wife to take the bride price and benghiben (gift).
This research is empirical research using a descriptive qualitative approach. This study is drawing some data obtained from the field directly. Then continue the process with checking the data, classification, verification and data analysis. In the process of data analysis, the data is supported by a literature review in the form of Islamic law and ‘Urf.
The result of this research is to show that the tradition of return bride price and benghiben (gift) is the tradition when bride price benghiben (gift) is carried out luxuriously when holding a marriage. Islamic law against the tradition of returning bride price and benghiben (gift) perspectives ‘Urf in Jaddih village includes‘Urf Amali and classified as ‘Special Urf which is only performed in certain areas and certain communities.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Aziz, Abdul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | mahar; benghiben; ‘Urf | ||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Syahrotul Aini | ||||||
Date Deposited: | 12 Jun 2020 12:56 | ||||||
Last Modified: | 16 Jun 2020 07:18 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/17551 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |