Janah, Rodhotul (2019) Pemanfaatan anak oleh pengemis jalanan perspektif Hukum Perdata dan Hukum Islam: Studi di Paciran, Lamongan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15220174.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
مستخلص البحث
الأطفال هم هبة من الله يجب حمايتها وحمايتها دائمًا، لأن يولد الطفل في حالة من الوحدة والطبيعة دون أي خطيئة لها الخير. الطفل نفسه هو شخص لم يبلغ واحد وعشرين سنة. ستنحرف طبيعة الطفل إذا قام الآباء بإنحرافات عن الجهل للأطفال وخاطئين فيما يتعلق بالتعليم. لا سيما مشكلة استغلال الأطفال في فاجيران مدينة لامونجان من قبل الآباء والمتسولين، لتكون صداقات من قبل المتسولين. اتفاق الإيجار للطفل هو اتفاق بين أحد الوالدين ومتسول يلزمه بإحضار الطفل الذي تم تعيينه مقابل رعايته للطفل وبعض المال، وبعد إكماله يجب تسليم الطفل إلى والديه بناءً على الاتفاق المبرم. مشكلة إنفاذ القانون التي تواجهها حكومة مدينة لامونجان ليست مشكلة معقدة، ليس بسبب تعقيد النظام القانوني نفسه ولكن تعقيد النظام القانوني مع النظم الاجتماعية والاقتصادية والثقافية للشعب. المشكلة التي نقشت في هذه الأطروحة هي كيفية القانون لإستغلال الأطفال من قبل المتسولين في الشوارع وفقًا للقانون المدني والشريعة الإسلامية.
استخدم هذا البحث المنهج القانوني الاجتماعي. تتمثل طريقة البحث القانوني الاجتماعي في "أن النهج البحثي ينبع من المشكلات الموجودة في المجتمع، سواء تلك الموجودة على مستوى السياسة الحكومية أو عدم المساواة الاجتماعية الاقتصادية أو تلك القضايا المتعلقة بالقانون المعمول به وليس المفصول عنه" نوعيا.
تظهر حصول البحث أن استغلال الأطفال على وجه التحديد لم ينظم في القانون الإندونيسي الإيجابي. لكن بناءً على المادة 1320 من القانون المدني من حيث صحة الاتفاقية، لم يتم استيفاء شرط موضوعي هو "السبب الحلال"، بخلاف أن عقد الإيجار يخالف الأخلاق والمعايير الأخلاقية والعادات أو العادات والنظام العام والتشريع. لم يتم في الشريعة الإسلامية أيضا العثور عليها في القرآن الكريم والحديث الشريف الذي يرتب عن استغلال الطفل. لأن هذا يتعارض مع الشريعة الإسلامية القائمة. على الرغم من أنه يمكن أن يقال من حيث استخدام الخدمات، إلا أنه لا يزال غير مسموح به، لأن هناك العديد من المضارة ومن الفوائد.
ABSTRACT
Children are a gift from God that must always be guarded and protected, because a child is born in a state of unity and nature without any sin which has goodness. the child himself is someone who has not reached the age of 21 (twenty one) years. The nature of a child will deviate if parents make deviations of ignorance to children and wrong in terms of educating. Specifically the problem of using children in Paciran, Lamongan by parents and beggars, to be made friends by the beggar. Utilization of children is an agreement between parents and beggars who bind themselves to bring the child who is used in exchange for caring for the child and some money, and after completion is required to surrender the child to his parents based on the agreement made. The law enforcement problem faced by the Lamongan City Government is not a complicated problem, not because of the complexity of the legal system itself, but also the complexity of the legal system with the social, economic and cultural systems of the community. The problem discussed in this thesis is how the legal use of children by street beggars according to civil law and Islamic law.
This research uses a sociological juridical approach. The sociological juridical research method is "the research approach originates from problems that exist in society, both those that exist at the level of government policy, socioeconomic disparities, or those issues concerning and not separated by applicable law." The author analyzes this data using a descriptive method with an approach qualitative.
The results showed that the use of children in particular has not been regulated in Indonesian positive law. But based on Article 1320 of the Civil Code in terms of the validity of the agreement an objective condition that is "the existence of an object and halal cause" is not fulfilled, other than that this agreement is contrary to decency, moral norms, customs or customs, public order and legislation. In Islamic law also has not been found in the Qur'an and the hadith that discusses the use of children. Because this is contrary to existing Islamic law. Although it can be said in terms of utilizing services, it is still not allowed, because there are many mudhorot than the benefits.
ABSTRAK
Anak merupakan anamah dari Allah yang harus senantiasa dijaga dan dilindungi, karena seorang anak dilahirkan dalam keadaan tauhid dan fitrah tanpa ada dosa yang mana memiliki kebaikan. anak sendiri merupakan seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun. Fitrah seorang anak akan menyimpang apabila orang tua melakukan penyimpangan ketidak pedulian kepada anak dan salah dalam hal mendidik. Khususnya masalah pemanfaatan anak di Paciran, Lamongan yang dilakukan oleh orang tua anak dan pengemis, untuk dijadikan sebagai teman oleh si pengemis. Pemanfaatan pada anak merupakan perjanjian antara orang tua dengan pengemis yang mengikatkan dirinya untuk membawa anak yang dimanfaatkan dengan imbalan merawat anak tersebut dan sejumlah uang, dan setelah selesai diharuskan menyerahkan anak tersebut kepada orang tuanya berdasarkan perjanjian yang dibuat. Masalah penegakan hukum yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Lamongan merupakan bukan masalah yang rumit, bukan dikarenakan kompleksitas sistem hukum itu sendiri, tetapi juga rumitnya sistem hukum dengan sistem sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana hukum pemanfaatan anak oleh pengemis jalanan menurut hukum perdata dan hukum Islam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Metode penelitian yuridis sosiologis adalah “pendekatan penelitian berasal dari permasalahan yang ada di masyarakat, baik yang ada pada tataran kebijakan pemerintah, kesenjangan sosial ekonomi, atau persoalan tersebut menyangkut dan tidak terpisah oleh hukum yang berlaku.” Penulis menganalisa data ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pada anak secara khusus belum diatur dalam hukum positif Indonesia. Tetapi berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata dalam syarat sahnya sebuah perjanjian syarat objektifnya yaitu ”adanya suatu objek dan sebab yang halal” tidak terpenuhi, selain itu perjanjian ini bertentangan dengan kesusilaan, norma moral, adat istiadat atau kebiasaan, ketertiban umum dan perundang-undang. Dalam hukum Islam juga belum ditemukan dalam al-Qur’an maupun hadits yang membahas tentang pemanfaatan anak. Karena hal ini bertentang dengan hukum Islam yang ada. Meskipun bisa dikatan dalam hal memanfaatkan jasa tetap saja tidak boleh, karena banyak mudhorotnya daripada manfaatnya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Anam, Khoirul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | عقد الإيجارة; القانون المدني; والقانون الإسلامي. Ijarah; Civil Law; and Islamic Law. Ijarah; Hukum Perdata; dan Hukum Islam. | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Wahyuningtyas Wahyuningtyas | ||||||
Date Deposited: | 14 May 2020 10:37 | ||||||
Last Modified: | 14 May 2020 10:37 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/17213 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |