Pola asuh orangtua dalam mendidik anak indigo untuk mewujudkan keluarga sakinah: Studi keluarga indigo di Kota Malang

ENGLISH:

Every single parent must expect their children to be born and grow up to normal conditions like other normal children. But sometimes there are also children who show different conditions from normal children around him, for example indigo children. Most people consider indigo as something that is irrational and tends to be mystical. In Indonesia, it has become a notion adopted by many people,because they still have a dense mystical culture. In addition, there are still manywho do not care about this phenomenon because they do not know indigo.Parents who do not understand that their child is indigo, commonly children'sbehaviortends to be rebellious, aggressive, and naughty. Parents limit their children'sactivities because they think it is inappropriate or incongruous for their children,even though these activities are actually needed by indigo children.

This study aimed at examining how parents care for and educate their children who have privileges compared to normal children in general and analyzedthe problems that arise in indigo families in order to realize a sakinah family.

The method used was field research using qualitative approach. Data collection was done through interviews. Then the data were used as primary data
which obtained directly. Data analysis was descriptive which aimed at describing the phenomena in the field.

The results of this study revealed; 1) parenting in indigo children is dividedinto two, namely parents who have indigo-related knowledge and those who do not.Parents who have knowledge of indigo can better direct their children. Whereasparents who do not have knowledge of indigo feel confused about how to treat theirchild, so that the way to educate them is likened to a normal child. 2) Indigo familiescannot be equated with normal families. Thus, the standard of sakinah is differentin accordance with the conditions and problems they face.

INDONESIA:

Setiap orangtua pasti mengharapkan anaknya lahir dengan kondisi normal. Namun terkadang ada anak yang berbeda dengan anak normal disekelilingnya, misalnya anak indigo. Pandangan yang mengartikan bahwa anak indigo memiliki sesuatu yang tidak rasional dan cenderung mistis, di Indonesia sudah menjadi suatu paham yang dianut oleh banyak masyarakat, karena masyarakat Indonesia sendiri sebagian besar masih banyak yang tidak perduli dengan fenomena ini karena banyak yang tidak mengetahui. Orangtua yang tidak memahami dan tidak mengerti bahwa anaknya indigo, umumnya perilaku anak cenderung memberontak, agresif dan nakal. Ini terjadi karena orangtua yang tidak memahami apa kebutuhan anak indigo. Orangtua membatasi aktivitas anaknya karena menurut orangtua hal tersebut tidak pantas atau kurang cocok dengan anaknya, padahal aktivitas tersebut justru dibutuhkan oleh anak indigo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana cara orangtua mengasuh dan mendidik anaknya yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan anak normal pada umumnya serta menganalisis permasalahan yang muncul dalam keluarga indigo demi mewujudkan keluarga yang sakinah.

Metode penelitian menggunakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Data tersebut kemudian dijadikan data primer yang diperoleh secara langsung. Analisis data bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pola asuh orangtua dalam mendidik anak indigo dibedakan menjadi dua yaitu orangtua yang memiliki pengetahuan indigo dan tidak memiliki pengetahuan. Orangtua yang memiliki pengetahuan bisa mengarahkan anaknya sedangkan orangtua yang awam merasa kebingungan hendak diarahkan kemana anaknya teresbut, sehingga cara mendidiknya disamakan dengan anak normal pada umumnya. 2) Keluarga indigo tidak bisa disamakan dengan keluarga normal. Karena tidak bisa disamakan maka standarisasi sakinah juga tidak sama. Jadi setiap keluarga indigo memiliki standar kesakinahan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan persoalan yang mereka hadapi.