Susilo, Dinantari (2019) Violence suffered by queer characters in Lisa Williamson’s The Art of Being Normal. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15320120.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
ENGLISH:
Minority groups are often considered to be deviants that come out of the norms prevailing in the majority. Therefore violence by the majority against minorities is inevitable and even unconscious. Both of physical and psychological treatment, all are considered normal and legal as a form of disciplining and enforcing norms by majority group. It is like described in Lisa Williamson's novel, The Art of Being Normal (2014). It tells about two characters who suffered violence because they are perceived as queer (minority gender groups).
The researcher focused on analyzing and interpreting literary works by looking at the phenomenon of violence that suffered by two main characters (David Piper and Leo Denton). Then for the objective of research are on the elaboration of the violence types that suffered by two main identified queer characters and their efforts to overcome violence they face in The Art of Being Normal.
Using Galtung's theory of violence and the gender approach, the writer was helped to find the types of violence according to Galtung's typology in his theory and also the struggle analyzes that made by two queer characters to against violence. Researcher finds three types of violence suffered by two queer characters in the novel. They are namely: direct violence which perpetrated by their family and friends at school, structural violence which is hidden in school rules and cultural violence, the almost invisible violence since it united in the norms of society. Then, the two queer characters also make efforts in various ways against the injustices they received. David Piper and Leo Denton try to get recognition from family and social recognition from their friends to achieve peace and avoid them from violence.
Furthermore, this study has the conclusion that the violence that occurred in the two queer characters in the novel experienced all types of violence included in the typology proposed by Galtung (direct, structural, cultural violence). While the queer characters obtain the recognition as a form of resistance to violence were ultimately from their family and social sphere. To complement other studies that use the same theories and literary works, researchers provide suggestions for further researchers to explore other fields. As in the sociology section of the writer who influenced him to write a novel.
INDONESIA:
Kelompok minoritas sering dianggap menjadi deviant yang keluar dari norma yang berlaku dalam mayoritas. Oleh karena itu kekerasan oleh kelompok mayoritas terhadap minoritas tidak bisa dielakan dan bahkan tidak disadari. Baik perlakuan secara fisik maupun psikologis, semua dianggap hal biasa dan sah sebagai bentuk pendisiplinan dan penegakan norma. Seperti yang dideskripsikan dalam novel Lisa Wiliamson, The Art of Being Normal (2014). Novel yang menceritakan tentang dua tokoh yang mengalami kekerasan sebab mereka dianggap queer (kelompok gender minoritas).
Peneliti fokus melakukan analisis dan interpretasi karya sastra dengan melihat fenomena kekerasan yang terjadi terhadap dua tokoh utama (David Piper dan Leo Denton). Kemudian tujuan dari penelitian adalah pada penjabaran tipe-tipe kekerasan yang terjadi terhadap dua tokoh utama yang identifikasi sebagai tokoh queer serta upaya-upaya dua tokoh tersebut mengatasi kekerasan-yang mereka hadapi.
Menggunakan teori kekerasan dari Galtung dan pendekatan gender, penulis dibantu untuk menemukan jenis-jenis kekerasan sesuai typology Galtung dalam teorinya. Berikut menganalisis upaya yang dilakukan dua tokoh queer dalam perlawanan kekerasan tersebut. Secara spesifik, ada tiga jenis kekerasan yang terjadi terhadap dua tokoh queer dalam novel yakni: Kekerasan langsung yang dilakukan oleh keluarga dan teman-teman mereka di sekolah, kekerasan struktural yang tersembunyi dalam peraturan yang tersembunyi dalam aturan sekolah dan kekerasan budaya, yang hampir tidak terlihat karena telah bersatu dalam norma-norma masyarakat. Kemudian, dua tokoh queer juga melakukan perjuangan dengan berbagai cara melawan ketidakadilan yang mereka terima. David Piper dan Leo Denton berusaha mendapat pengakuan dari keluarga dan pengakuan sosial dari kalangan teman mereka sendiri sehingga mencapai kedamaian dan menghindarkan mereka dari kekerasan.
Lebih jauh penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa kekerasan yang terjadi pada dua tokoh karakter queer di dalam novel mengalami semua jenis kekerasan yang termasuk dalam typology yang diusulkan Galtung (kekerasan langsung, struktural, kultural). Sementara upaya mendapat pengakuan sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan itu pada akhirnya didapatkan oleh tokoh queer dari lingkup keluarga dan lingkup sosial mereka. Untuk melengkapi penelitian lain yang menggunakan teori maupun karya sastra yang sama, peneliti memberi saran untuk peneliti-peneliti selanjutnya bisa mengupas bidang-bidang lain. Seperti pada bagian sosiologi penulis yang memperngaruhinya menulis novel.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Thoyib, Muhammad Edy | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | violence; queer; gender approach; hegemony of masculinity; kekerasan; pendekatan gender; hegemoni maskulinitas; | ||||||
Departement: | Fakultas Humaniora > Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris | ||||||
Depositing User: | Rizal Anshori | ||||||
Date Deposited: | 24 Aug 2020 15:25 | ||||||
Last Modified: | 24 Aug 2020 15:25 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/16486 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |