Kharimah, Miftakhul (2019) Praktik pembelian bibit tanaman kangkung dengan perjanjian bersyarat di Desa Takeranklating: Perspektif kaidah fiqih dan kitab undang-undang hukum perdata. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15220033.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Salah satu bentuk muamalah dalam ekonomi Islam yaitu praktek jual beli. jual beli dalam prakteknya diberikan prinsip kebebasan membuat isi perjanjian sesuai dengan kesepakatan bersama. Seperti halnya jual beli bersyarat yang mana dalam suatu isi perjanjiannya salah satu pihak memberikan syarat yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan. Salah satu praktek jual beli bersyarat itu terdapat di Desa Takeranklating pada jual beli bibit tanaman kangkung. Para tengkulak dalam menjualkan bibit tanaman kangkung kepada petani dengan memberikan dua syarat dalam akadnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep jual beli dengan akad bersyarat tinjauan kaidah fiqih dan KUHPerdata.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik pembelian bibit tanaman kangkung dengan perjanjian bersyarat di Desa Takeranklating? 2. Bagaimana perspektif kaidah fiqh terhadap praktik pembelian bibit tanaman kangkung dengan perjanjian bersyarat di Desa Takeranklating?. 3. Bagaimana perspektif kitab undang-undang hukum perdata terhadap praktik pembelian bibit tanaman kangkung dengan perjanjian bersyarat di Desa Takeranklating?
Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian empiris atau penelitian lapangan yang akan dilakukan sesuai kenyataan yang terjadi di Desa Takerankalting Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara yang diperoleh langsung dari sumber pertama sebagai data primer. Data sekunder sebagai pelengkap yang diperoleh dari buku-buku kaidah fiqih.
Dapat disimpulkan bahwa pada kenyataannya jual beli dengan dua syarat yang harus dipenuhi para petani tersebut diantaranya yaitu pertama, ketika panen para petani harus menjual kembali hasil panennya kepada tengkulak yang menyediakan bibit. Kedua, pembayaran dari pembelian bibit tanaman kangkung dibayarkan ketika waktu panen. Namun tidak semua petani memenuhi syarat yang pertama yaitu menjual hasil panen kepada tengkulak awal. Konsep jual beli ini pada dasarnya terlepas dari akad bersyarat maka menurut rukun dan syarat jual beli pada umumnya sudah terpenuhi sehingga jual beli itu hukumnya sah. Menurut kaidah fiqih tentang syarat dalam jual beli bahwa kedua syarat tersebut dibolehkan dan wajib dipenuhi. Sedangan praktik tersebut menurut pasal 1320 KUHPerdata bahwa telah terpenuhi dalam syarat sah dalam perjanjian.
ENGLISH:
One of the muamalat forms in Islamic economics is the practice of selling and buying. Selling and buying in its practice allow related parties to freely adjust the content of selling-and-buying conditions under a mutual agreement. One of the practices of selling and buying happens in Takeranklating village on the transaction of water spinach seeds. Wholesalers in selling water spinach seeds to farmers give two conditions in the contract. This research aims to find out about the concept of a transaction with a conditional contract in conformity to Fiqh rules and Civil Law.
According to the background mentioned above, the researcher formulated these following research questions: 1. How is the practice of water spinach seed purchase with conditions in Takeranklating village? 2. How is the view of fiqh rules towards the practice of water spinach seed purchase with a conditional agreement in Takeranklating village? 3. How is the view of Civil Law towards the practice of water spinach seed purchase with a conditional agreement in Takeranklating village?
This research is categorized into empirical research or field research that will be carried out following the actual circumstances that happened in Takerankalting village Tikung Sub-district Lamongan District. The approach used in this research is the qualitative approach. In this case, the researcher conducted an interview to obtain the primary data directly from the first source. The secondary data is necessary as a complement obtained from books about fiqih rules and Civil Law.
The researcher found that the conditions imposed on farmers are, first, at harvest time, farmers must resell their crops to large traders who supply seeds. Second, payment for the purchase of kale seeds will be paid at the time of harvest. However not all farmers can fulfill the first condition that is to sell their harvests to the initial wholesaler. While when harvest failure happened, all farmers totally cannot meet the conditions as agreed. The concept of this transaction, irrespective of the conditional contract, has fulfilled the pillars and conditions of selling and buying in general; therefore it is legal. According to fiqh rules about conditions for selling and buying, the condition to sell back the harvest to the initial wholesaler is a permissible condition; therefore as much as possible should be fulfilled. In practice, according to clause 1320 the Civil Law has been fulfilled in the legal requirements of the agreement.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Arfan, Abbas | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | pembelian; syarat; Kaidah fiqih; KUHPerdata; purchase; condition; fiqih rule; civil law | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | ||||||
Date Deposited: | 16 Apr 2020 12:45 | ||||||
Last Modified: | 16 Apr 2020 12:45 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/15006 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |