Penyelesaian konflik keluarga pada komuitas pengemis: Studi di Kota Malang

INDONESIA:

Konflik dalam keluarga bisa terjadi apabila kebutuhan dasar manusia itu tidak terpenuhi. Fenomena pengemis dapat kita ketemui di berbagai daerah di kota Malang, yang disebabkan oleh pesat akan perkembangan tempat pariwisata, maupun perguruan tinggi swasta maupun negeri. Oleh karena itu angka pengemis setiap tahunnya mengalami kenaikan. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor penyebab terjadinya konflik keluarga pada komunitas pengemis di kota Malang, bagaimana upaya penyelesaian konflik keluarga pada komunitas pengemis di kota Malang.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penelitian Jenis penelitian yang peniliti saat ini lakukan merupakan penelitian empiris. Penelitian sosial empiris hanya menempatkan hukum sebagai gejala sosial. Sedangkan pendekatannya adalah kualitatif. Adapun sumber data yang digunakan yaitu, data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode pengolahan data yang digunakan oleh penulis yakni pengeditan, klasifikasi, pemeriksaan, dan disusun sedemikian rupa yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Adapun teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah konflik, penyelesaian konflik, keluarga, pengemis.

Berdasarkan hasil analisa, penulis memperoleh kesimpulan bahwa faktor terjadinya konflik keluarga pada komunitas pengemis, sebagai berikut kurang toleransi dalam pembagian tugas, permasalahan anak, perasaan kurang dihargai masalah kesehatan, permasalahan pekerjaan, masalah komunikasi. Upaya penyelesaian konflik keluarga pada komunitas pengemis, sebagai berikut: Penyelesaian konflik dengan mempersatukan (integrating). Penyelesaian konflik dengan menghindar (avoiding). Penyelesaian konflik konflik dengan kompromis (compromising). Penyelesaian konflik dengan kerelaan untuk membantu (obliging).

ENGLISH:

Conflict within the family can occur if the basic human needs could not be fulfilled. We can find the beggars phenomenon in various places in Malang City, caused by rapid development of tourism places, as well as private and states universities. Therefore, the number of beggars are increasing every year. The focus of this study is how the factors causing family conflict on beggars communities, and how the efforts to resolve the family conflict on beggars communities in Malang City.

The type of this research is empirical research. Empirical social research only places law as a social phenomenon. Whereas, the approach of this study is qualitative. The data sources are primary data and secondary data. The methods of data collecting are using interview and documentation. Data processing methods used by the author are editing, classification, examination, and arrangings the data in such a way that is, then analyzed using descriptive qualitative method.

Based on the analysis results, author concluded that the factor of family conflict in beggar communities are; lacked tolerance in tasks division, child problems, feeling underappreciated about health problems, work problems, communication problems. The efforts to resolve family conflicts in beggar communities are: conflict resolution by integrating, conflict resolution by avoiding, conflict resolution by compromising, and conflict resolution by willingness to be obliging.