Pandangan hakim pengadilan Agama Kota Malang tentang hak-hak isteri yang hilang dalam putusan Verstek

INDONESIA:

Pada dasarnya perkawinan dilakukan untuk waktu selamanya. Namun putusnya perkwinan yang hadir ditengah-tengah kehidupan memang tanpa diundang dan tidak diinginkan, Hukum di indonesia mengatur bahwasannya putusnya perkawinan harus dengan putusan pengadilan. Oleh karena itu keduanya juga harus memudahkan proses jalannya perkara dengan mematuhi aturan hukum dan hadir di persidangan. Akan tetapi dalam praktiknya banyak salah satu pihak khususnya dalam kasus perceraian yang tidak menghadiri persidangan. hukum acara perdata memberi jalan keluar dengan putusan verstek, dampak dari putusan verstek adalah menghilangkan hak-hak istri yang seharusnya mereka terima.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pandangan Hakim Pengadilan Agama kota Malang tentang putusan verstek dalam perkara perceraian 2. Pandangan Hakim Pengadilan Agama kota Malang tentang hak-hak isteri yang hilang dalam putusan verstek.

Adapun Metode Penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian hukum Empiris atau Lapangan. dan pendekatan penelitiannya adalah pendekatan kualitatif, penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan. Sumber Data yang digunakan adalah Sumber data Primer dan Sumber data skunder. Metode Pengumpulan datanya dari Wawancara dan Dokumentasi. Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode Deskriptif Analitis.

Bahwa dengan ketidakhadiran isteri dalam persidangan, dan ketidakhadirannya ternyata tidak disebabkan karena suatu alasan yang sah menurut hukum, majelis hakim berpendapat bahwa isteri telah melepaskan hak jawabnya dan dianggap mengakui seluruh dalil gugatan suami. dan hakim tidak menghilangkan hak-hak isteri dalam putusan verstek secara sepihak, melainkan karena termohon tidak pernah menghadiri persidangan, maka apa yang seharusnya menjadi haknya akan hilang.

ENGLISH:

Basically attempted to time forever. But the commercial perkwinan is present in the midst of life indeed uninvited and unwelcome, the law that regulates the breakdown Indonesian marriage must be with the Court ruling. Therefore both should also simplify the process of the course of the litigation by obeying the rule of law and be present at the trial. But in practice many a party especially in divorce cases that did not attend the trial. civil law gives a way out with the ruling of the verstek, the impact of the ruling of the verstek was allay the wife's rights should they receive.

As for the formulation of the problem in this research are: 1. A religious court judges View Malang verstek verdict in the case of divorce 2. The religious court judge's view of Malang on the rights of the wife who lost the award verstek.

As for the method of Research used Empirical legal research is a method or field. and his research approach was qualitative approach, the research that generates descriptive data in the form of words written or oral. The Data source used is the primary data Source and data source skunder. The method of collecting the data from the interviews and the documentation. Furthermore the data processed and analyzed using Descriptive Analytical method.

That with the wife's absence in the trial, and his absence was not due to a valid reason according to the law, the judge held that the wife had been releasing his rights and confessed the whole proposition husband's lawsuit. and the judge did not remove the rights of wives in the ruling of verstek unilaterally, but rather because the respondent had never attended the trial, then what should be the right will be lost.