Fanani, Tolha Hasyim (2011) Metode penentuan waktu shalat di masjid-masjid Kabupaten Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Thesis Fulltext)
05210021_Skripsi.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Praktik hisab dan rukyat dalam kaitanya dengan ibadah harian yang diaplikasikan untuk penentuan awal waktu shalat dalam sehari semalam tidak boleh dijalankan sembarang waktu tanpa adanya alasan yang dibenarkan oleh syara’. Praktik ini berguna untuk mencari keputusan yang meyakinkan berdasarkan penentuan hal-hal tersebut karena masih banyak orang berbeda pendapat dalam menentukan caranya.
Dengan demikian, syari’at ibadah shalat tidak akan terlepas dengan masalah penentuan waktu kapan shalat lima waktu itu mesti dilaksanakan. Begitu juga dengan persoalan bagaimana menentukan waktu shalat di suatu tempat yang berbeda, yang disebabkan oleh perbedaan posisi matahari terhadap tempat-tempat di bumi. Kepentingan lain terkait penentuan waktu shalat ini adalah untuk menentukan beberapa hal dalam ibadah puasa, terutama awal waktu magrib (waktu berbuka) sebagai batas akhir ibadah puasa dan awal waktu shubuh sebagai batas permulaan ibadah puasa yang dikenal juga secara umum dengan Jadwal Imsakiyyah Bulan Ramadhan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sosiologis. penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian deskriptif. Dan paradigma yang digunakan adalah paradigma interpretif fenomenologis.
Penentuan waktu shalat di masjid-masjid Kab. Malang sudah menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan sebagaimana yang dimaksud dalam kajian pustaka di atas. Yaitu dengan menggunakan alat berupa GPS, jam matahari, bencet (bencret), dan alat-alat lainnya. Akan tetapi memang belum diikuti oleh seluruh masjid yang ada, ini disebabkan karena keuangan dari masjid yang tidak memungkinkan untuk membeli alat-alat tersebut.
Masjid-masjid seperti ini akan mengikut saja ketentuan atau penentuan waktu shalat yang dikirimkan pada mereka. Dan biasanya jadwal waktu shalat tersebut sifatnya tahunan, mskipun ada beberapa masjid masih ada yang menggunakan jasa radio untuk mengikuti perkembangan informasi waktu shalat terkini.
Penentuan awal waktu shalat di suatu daerah memang memiliki kebijakan sendiri dalam memakai metode penentuan awal waktu shalat. Malang misalnya, yang diwakili oleh Masjid Jami’ sebagai pusat central masjid di wilayah Malang, memakai metode perhitungan matahari (jam matahari) dan bencret (bencet) untuk menentukan awal waktu shalat.
Letak perbedaan secara implicit penulis simpulkan memang tidak ada di Kab. Malang karena semuanya terpusat, akan tetapi perbedaan itu tetap ada yaitu dengan berdasarkan kehati-hatian dari setiap pengurus masjid yang ada, yaitu dengan melebihkan atau mengurangi jadwal waktu shalat yang ada.
ENGLISH:
The practice of computation and sighting of moon in relation to daily worship which applied to predetermined time in a day and night prayer should not be executed any time without any reason that justified by the Personality. This practice is useful to look for a convincing decision based on the determination of such matters because there are still many different opinions in deciding the manner.
Thus, the shari'ah worship prayer will not be released to the problem of determining the time when the five daily prayers that must be implemented. Its also about the problem of how to determine prayer times in a different place, which is caused by differences in the position of the sun on the places on earth. Other interests related to the timing of this prayer is to determine a few things in the worship of fasting, especially early evening time (time to break) as the deadline for fasting and the beginning of dawn time as a boundary beginning of fasting, known also broadly with Imsakiyyah Schedule Month of Ramadan.
This type of research used in this research is a sociological study. This study were classified into descriptive study. And the paradigm used is an interpretive phenomenological paradigm.
The determination of prayer times in mosques at Malang regency is already using the progress of science as defined in the literature review above. That is by using tools such as GPS, at the sun, bencet (bencret), and other tools. However, it has not been followed by all the existing mosque, because the financial of the mosque is not possible to buy these tools.
Such mosques above will follow any rule or determination of prayer times, sent on them. And usually the time schedule is annual, although there are several mosques still use the radio service to keep track of current information development.
Determining the beginning of time praying in an area does have its own policy in using methods of determining the beginning time of prayer. Malang for example, represented by the Jami' mosque as the central mosque in the Malang region, using the calculation method the sun (solar hours) and bencret (bencet) to determine the beginning time of prayer.
The writer conclude that there are not differences site implicitly at Malang regency. Unfortunate because everything is centralized, but the difference is still there that is based on the prudence of every mosque there, namely with exaggerate or reduce the existing schedule of prayer times.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Badruddin, Badruddin | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Metode; Waktu; Shalat; Methods; Time; Prayer | ||||||
Subjects: | 02 PHYSICAL SCIENCES > 0201 Astronomical and Space Sciences > 020111 Islamic Astronomy (Falak) > 02011102 Prayer (Shalat) Times | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Ratih Novitasari | ||||||
Date Deposited: | 17 Aug 2015 12:03 | ||||||
Last Modified: | 17 Aug 2015 12:03 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/1469 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |