Kurniawan, Alif Chandra (2016) Kursus calon pengantin sebagai upaya mengurangi angka perceraian: Studi Pandangan Tokoh Masyarakat Kabupaten Malang. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
13780004.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
مستخلص البحث
تحقيق هدف الزواج يعتمد على محاولة الدور والمسؤول بين الزوجين. الزواج ليس الوسيلة لتحقيق شريعة الله لنيل المصلحة في الدنيا والآخرة فقط، بل عقد مدني يؤدّي إلى الحقوق والوجوب بينهما. لذلك، لزوم الاستعداد المبكر لإعطاء المعلومات عن الزواج وهدفه لمرشح العروس لكي لا ينهيَ الزواج بالطلاق.
يُفعل هذا البحث في منطقة مالانج. وأهدافها (1) معرفة رؤية رؤساء المجتمع في منطقة مالانج عن دورة مرشح العروس، (2) معرفة رؤية رؤساء المجتمع في منطقة مالانج عن دورة مرشح العروس كمحاولة نقصان عدد الطلاق.
للحصول على تلك الأهداف، يستخدم الباحث المنهج الوصفي الكيفي. وطريقة جمع البيانات هي الملاحظة والمقابلة لإجابة مشكلة البحث عن رؤية رؤساء المجتمع في منطقة مالانج عن دورة مرشح العروس كمحاولة نقصان عدد الطلاق.
ونتائج البحث هي (1) ليس لرؤساء المجتمع في منطقة مالانج يعرفون عن دورة مرشح العروس إلا الرؤساء الذين يتعلقون بهذه الدورة مباشرة، كرئيس إدارة الشؤون الدينية أو المشرف لمرشح العروس. بعض منهم يسمعون عن دورة مرشح العروس ولكنهم لا يفهمون معناها. وبعض منهم يفهمون معنى دورة الإستعداد لمرشح العروس (suscatin) بالمصطلحات الأخرى، مثل “rapak” أو .“contoan”(2) يقول كثير من المخبرين أن هناك أثرا كبيرا من دورة مرشح العروس كمحاولة نقصان عدد الطلاق إذا نُفّذ حسب نظام الإدارة العامة لتوجيه المجتمع، لأن هذه الدورة هي المحاولة لمحافظة على طاعة قانون المجتمع على مؤسسة الزواج، تعطي هذه الدورة المعلومات المهمة للحياة الزوجية. يتّفق كثير من رؤساء المجتمع في منطقة مالانج على هذه الدورة ويفرضون على مرشح العروس كالاستجابة وإحدى المحاولات لنقصان عدد الطلاق المرتفع في منطقة مالانج.
ABSTRACT
The realization of the purpose of marriage is of course very dependent on efforts to maximize the roles and responsibilities of each party. Therefore, marriage is not only seen as a medium to realize the Shari'ah of God in order to obtain good in the world and the hereafter, but also a civil contract that will give rise to rights and obligations between the two. Therefore, it is necessary to prepare early in providing knowledge about the meaning of marriage and the goals that are needed by the couple who will do the marriage so that it is not easy to end the marriage by divorce.
This research was conducted in Malang Regency aimed at, first, knowing the views of Malang Regency community leaders about the prospective bride course. Second, to find out the views of Malang Regency community leaders about the bride and groom course as an effort to reduce the divorce rate.
This research is a qualitative descriptive study. Data collection uses observation and interview methods. Everything was done to answer the research problem about the views of Malang Regency community leaders on suscatin as an effort to reduce divorce rates.
The results of this research are (1) Malang Regency Community Leaders who become informants do not all know about Suscatin, except figures who are directly related to Suscatin, such as KUA Chairperson or practitioner guidance for catin. Others have only heard of the term suscatin but do not understand what is meant by suscatin. Others understand the meaning of suscatin, namely guidance for catin carried out by KUA, they know it by the term 'rapak' or 'contoan', not suscatin, so they are also not familiar with the term suscatin (2) Most of the informants stated that there was an influence significant effect of suscatin as an effort to reduce divorce if carried out as mandated by the Director General of National Guidance. This is because suscatin is an effort to establish community legal compliance with marital institutions, suscatin will provide various insights needed by catin to navigate domestic life. Most community leaders in Malang Regency also responded positively to Suscatin and the need to oblige it for the catin, as a form of response and one of the efforts to reduce the relatively increased divorce rate in the Malang Regency area.
ABSTRAK
Terwujudnya tujuan perkawinan tersebut tentu sangat tergantung pada upaya memaksimalkan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak. Oleh sebab itu, perkawinan tidak saja dipandang sebagai media merealisasikan syari’at Allah agar memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat, tetapi juga merupakan sebuah kontrak perdata yang akan menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya. Oleh karena itu, perlu persiapan sejak dini dalam memberikan pengetahuan tentang pengertian perkawinan dan tujuannya yang sangat dibutuhkan pasangan yang akan melakukan perkawinan agar tidak mudah mengakhiri perkawinan dengan perceraian.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Malang bertujuan untuk, pertama, mengetahui pandangan tokoh masyarakat Kabupaten Malang tentang kursus calon pengantin. Kedua, untuk mengetahui pandangan tokoh masyarakat Kabupaten Malang tentang kursus calon pengantin sebagai upaya mengurangi angka perceraian.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Semuanya dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian tentang pandangan tokoh masyarakat Kabupaten Malang terhadap suscatin sebagai upaya untuk mengurangi angka perceraian.
Hasil penelitian ini adalah (1) Tokoh Masyarakat Kabupaten Malang yang menjadi informan tidak seluruhnya mengetahui tentang suscatin, kecuali tokoh-tokoh yang langsung berhubungan dengan suscatin, seperti Ketua KUA atau praktisi bimbingan untuk catin. Sebagian lain hanya pernah mendengar istilah suscatin tetapi tidak memahami apa yang dimaksud dengan suscatin. Sebagian lainnya memahami maksud dari suscatin, yaitu bimbingan untuk catin yang dilakukan oleh KUA, mereka mengenalnya dengan istilah ‘rapak’ atau ‘contoan’, bukan suscatin, sehingga mereka juga kurang familiar dengan istilah suscatin (2) Hampir sebagian besar informan menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari suscatin sebagai upaya untuk mengurangi perceraian bila dilaksanakan sebagaimana amanat Dirjen Bimas. Hal ini dikarenakan suscatin merupakan upaya untuk membentuk kepatuhan hukum masyarakat terhadap institusi perkawinan, suscatin akan memberikan berbagai pemahaman yang dibutuhkan oleh catin untuk mengarungi kehidupan rumah tangga. Sebagian besar tokoh masyarakat di Kabupaten Malang juga menanggapi secara positif terhadap suscatin dan kebutuhan untuk mewajibkannya bagi para catin, sebagai bentuk respon dan salah satu upaya untuk mengurangi angka perceraian yang relatif meningkat di wilayah Kabupaten Malang.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Tamrin, Dahlan and Isroqunnajah, Isroqunnajah | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | دورة مرشح العروس; عدد الطلاق; رؤساء المجتمع; Bride and Grooms Course; Divorce Number; Public Figure; Kursus Calon Pengantin; Angka perceraian; Tokoh Masyarakat | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | |||||||||
Date Deposited: | 16 Sep 2019 09:25 | |||||||||
Last Modified: | 16 Sep 2019 09:25 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/14671 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |