'Athiyah, Ummi (2010) Studi komparatif tentang syarat istri kedua menurut Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam (KHI). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Thesis Fulltext)
06210012_Skripsi.pdf Download (906kB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Poligami merupakan masalah yang masih marak diperbincangkan dalam masyarakat, hal ini berdasarkan perbedaan penafsiran terhadap ayat poligami sehingga terdapat perbedaan dalam menghasilkan konsep tentang poligami khusunya pada syarat istri yang hendak dipoligami terkait dengan kebolehan poligami. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana konsep syarat istri kedua menurut Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), dan metode istinbath hukum dari konsep tersebut. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui konsep syarat istri kedua menurut Muhammad Syahrur dan KHI serta metode istinbath dari konsep yang dihasilkan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data-data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode content analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan syarat dibolehkan poligami menurut Muhammad Syahur ada tiga. Pertama, batas maksimal perempuan yang dinikahi dalam waktu bersamaan adalah empat. Kedua, istri kedua, ketiga dan keempat harus seorang janda cerai mati atau hilang yang memiliki anak yatim. Ketiga, mampu berlaku adil terhadap anak dari istri pertama dan anak yatim dari sitri kedua, bukan terhadap para istri karena QS. an-Nisa’:3 bercerita tentang poligami yang berkaitan dengan anak yatim dan sosial kemanusiaan. Sehingga calon istri atau istri kedua, ketiga dan keempat harus memenuhi syarat tersebut yakni perempuan janda yang memiliki anak yatim. Sedangkan KHI, tidak ada syarat tertentu untuk calon istri atau istri kedua, ketiga dan keempat melainkan syarat tersebut ada pada istri pertama atau istri sebelumnya yakni istri pertama tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, cacat badan atau mempunyai penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak dapat melahirkan keturunan (pasal 57).
Metode istinbath hukum yang dipakai Syahrur yakni langsung mengacu pada al-Qur’an dengan menggunakan dua pendekatan yaitu linguistik semantik dan paradigma-sintagmatik. Adapun KHI bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah dengan mengutamakan beberapa hal yakni pemecahan masa kini, Unity dan variety (satu dalam keagamaan), serta pendekatan kompromi dengan hukum adat. Sehingga menetapkan bahwa salah satu syarat dibolehkan poligami, istri sebelumnya atau istri pertama harus tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, cacat badan atau mempunyai penyakit dan tidak dapat melahirkan keturunan.
ENGLISH:
Polygamy is still become a flagging topic to be discussed in the community, it is based on the differences in interpreting the polygamy’s article. Therefore, there is a different opinion in generating the concept of polygamy. Especially in the terms of wife’s requirements who want to polygamy related to permissibility of polygamy. Problems discussed in this thesis, is how the concept of second wife’s requirements according to Muhammad Syahrur, Islamic Law Compilation (KHI), and the method of legal istinbath of that concept generated.
This research included into the literary research by using a qualitative approach. The data collection used in this thesis is the documentation method. The data analysis is used to collect the data that will be analyzed by using content analysis.
This study found that according to Muhammad Syahrur, there are three requirements of polygamy legalization. First is the maximal limit of women whom will be married in the same time is four. Second, the second, third, and fourth wives must be died-divorcee, or lost with orphan. Third is to be affair to the children of the first wife and to the orphan of the second wife, not to the wives, as what is said in the 3rd verse of an-Nisa’ talks about polygamy related to the orphan and social humanity. Therefore, the candidate wife or the second, third and fourth wife has to fulfill the requirements, that is the died-divorcee with the orphan. While, according to KHI there is no special requirement for the second, third and fourth wife but for the first wife. That is if the first wife cannot fulfill her responsibilities as wife, has a physical defect, or has a disease entity that cannot be cured and cannot have a child (57th article).
The method of legal istinbath used by Muhammad Syahrur is called direct reference to Al Qur’an by using both linguistics-semantics approach and syntagmatic paradigm. KHI is based on the al-Qur’an and Sunnah emphasizing on some
problems including the now on problem solving, unity, variety (unite in religion), and in the compromise approach to the customary law as well. With the result that, it is set that one of the requirement of polygamy legalization, as the first wife, is has a physical defect, has a disease that cannot be cured or cannot have a child.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Mohamad Nur | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Syarat Istri Kedua; Komparatif; Muhammad Syahrur; KHI; Second Wife’s Requirements; Comparative; Muhammad Syahrur; KHI | ||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012817 Polygamy | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | ||||||
Date Deposited: | 17 Aug 2015 08:50 | ||||||
Last Modified: | 17 Aug 2015 08:50 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/1435 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |