Urgensi kepemilikan harta benda calon menantu sebagai kesiapan pernikahan perspektif maslahah mursalah : Pandangan masyarakat desa Ngijo kecamatan Karangploso

INDONESIA:

Banyak faktor yang mempengaruhi pernikahan mulai dari persiapan hingga keberlangsungan yang akan di lakukan setelah pernikahan oleh kedua mempelai seperti ekonomi dan tanggung jawab lainnya. Dibutuhkan biaya yang lumayan besar untuk melangsungkan pernikahan, oleh sebab itu banyak calon mempelai laki laki yang menunda pernikahannya karena masih fokus untuk mengumpulkan harta untuk nikah. Di sisi lain banyak tekanan tekanan bentuk tanggung jawab seperti memberikan nafkah, menyediakan tempat tinggal dan lain lain. Sehingga harus berpacu mengumpulkan harta untuk melangsungkan pernikahan tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1) Bagaimana pandangan masyarakat desa Ngijo terhadap urgensi kepemilikan harta benda calon Menantu laki-laki sebagai kesiapan pernikahan? 2) Bagaimana kepemilikan harta benda calon Menantu laki-laki sebagai kesiapan pernikahan perspektif maslahah mursalah? Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber dalam penelitian ini terdri dari sumber data primer dan skunder. Metode pengumpulan data dilakukaan dengan wawancara dan dokumentasi.

Penelitian ini menunjukan bahwa di dalam masyarakat Desa Ngijo terdapat 3 pandangan urgensi kepemilikan harta calon Menantu dalam pernikahan yaitu Kepemilikan harta sangatlah penting. Karena salah satu faktor yang penting dalam perkawinan adalah harta kekayaan. Faktor ini yang dapat menggerakkan suatu kehidupan perkawinan. Yang kedua kepemilikan harta dianggap tidak penting. Karena kelanggengan rumah tangga ditentukan oleh kedua pihak baik suami maupun istri dalam menjalankan hak an kewajibannya. Yang terakhir yaitu kepemilikan harta memang penting, tapi tidak menjadi syarat utama melakukan pernikahan. Analisis kepemilikan harta calon Menantu menurut maslahah mursalah yaitu, Maslahah Dharuriyah (Dar’ul-Mafasid) dalam hal ini, yang menjadi kebutuhan mendasar saat akan melakukan pernikahan yaitu dana atau kesiapan finansial. Maslahah Hajiyah (Jalbul Masalih), dalam hal ini, yang menjadi maslahah hajiyah adalah jika kepemilikan harta seseorang tidak menjadi faktor utama dalam perkawinan. Maslahah Tahsiniyah (At Tatamiyat), dalam hal ini, kepemilikan harta memang penting, tapi tidak menjadi syarat utama melakukan pernikahan. Kesiapan dana harus dipersiapkan sejak awal pernikahan. Jangan sampai setelah menikah pasangan tersebut bingung dengan rencana keuangan yang akan mereka lakukan. Akan tetapi kurang tepat jika menikah ditunda karena belum mapan.

ENGLISH:

Many factors influence marriage starting from preparation to continuity that will be done after the marriage by the bride and groom such as the economy and other responsibilities. It takes a considerable amount of money to get married, so many prospective grooms delay their marriage because they are still focused on collecting property for marriage. On the other hand there are many pressure pressures in the form of responsibility such as providing a living, providing a place to live, etc. So they must race to collect assets to hold the marriage.

Based on the background above, the formulation of the problem from this study is 1) What is the view of the people of the village of Ngijo on the urgency of the ownership of the prospective property of a son-in-law as marriage preparedness? 2) How is the property ownership of prospective male in-law as a readiness for marriage perspective maslahah mursalah? This research is a field research using qualitative descriptive method. The sources in this study consist of primary and secondary data sources. The method of collecting data is done through interviews and documentation.

This research shows that in the community of Desa Ngijo there are 3 prespective of the urgency of the ownership of prospective assets Daughter-in-law in marriage namely Property ownership is very important. Because one of the important factors in marriage is wealth. This factor can drive a married life. The second is ownership of assets is considered not important. Because the permanence of the household is determined by both the husband and wife in exercising their rights and obligations. The last thing is ownership of assets is important, but not the main requirement for marriage. Analysis of the prospective ownership of the son-in-law according to Maslahah Mursalah, namely, Maslahah Dharuriyah (Dar'ul-Mafasid) in this case, which is a basic need for marriage, namely funding or financial readiness. Maslahah Hajiyah (Jalbul Masalih), in this case, what becomes maslahah hajiyah is if someone's property ownership is not a major factor in marriage. Maslahah Tahsiniyah (At Tatamiyat), in this case, ownership of assets is indeed important, but it is not the main requirement for marriage. Fund readiness must be prepared from the beginning of the marriage. Don't get married after the couple is confused with the financial plan they will do. However, it is not right if marriage is delayed because it is not established.