Relasi Ayah dengan Anak Tiri dan Implikasinya terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah : Studi Kasus di Desa Mentaras Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik

ABSTRAK

Pernikahan seorang laki-laki dengan janda yang mempunyai anak merupakan tantangan yang besar. Selain harus mengurus anak-anak dari isterinya, ayah tiri dalam pandangan masyarakat merupakan ayah yang kejam dan telah tersebar luas berita tentang perilaku ayah tiri terhadap anak tiri yang negatif. Selain itu sebagai kepala keluarga ia berkewajiban menafkahi keluarganya, di sisi lain di karenakan bekerja tentunya ayah tidak memiliki waktu yang cukup banyak bersama keluarga. Salah satu cara agar keluarga tetap utuh ialah dengan sering melakukan komunikasi.

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui relasi ayah dengan anak tiri dan implikasinya terhadap upaya pembentukan keluarga sakinah di Desa Mentaras Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik.

Jenis penelitian ini ialah penelitan empiris yang mana sumber datanya diperoleh langsung dari lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan ialah kualitatif dan agar hasil data lebih valid maka di tambahkan pendekatan triangulasi. Sumber data yang digunakan ialah data primer yaitu di peroleh langsung dilapangan dan data skunder merupakan data pelengkap. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahap terakhir ialah pengolahan data, dengan menggunakan tahapan editing, classifying, verifying, analyzing dan concluding.

Berdasarkan hasil penelitian dengan tujuh ayah tiri, beserta anak tiri dan istri atau kerabantnya, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa hubungan ayah dengan anak tiri baik-baik saja. Hal ini di karenakan mereka menganggap anak tiri seperti anak kandungnya, tidak membeda-bedakannya, dididik dengan baik, dan komunikasi terjalin dengan baik. Implikasi dari relasi ayah dengan anak tiri terhadap pembetukan keluarga sakinah ialah merubah cara pandang masyarakat bahwa ayah tiri merupakan ayah yang kejam terhadap anak tiri tidaklah benar sepenuhnya, anak tiri dapat menerima orang tua tiri dengan tangan terbuka, tetapi ayah tiri harus menyadarinya bahwa ia tidak dapat menggantikan peran ayah kandungnya, menghilangkan perasaan takut anak tiri terhadap ayah tiri, dan menyadari pentingnya peran ayah tiri dalam keluarga.

ABSTRACT

The marriage of a man with a widow who has children is a big challenge. In addition to taking care of the children of his wife, a stepfather in the eyes of the community is a cruel father and it has been widespread the negative behavior of stepfathers to the stepchildren, moreover as the head of family he is obliged to provide for his family, on the other hand because of work certainly the father does not have enough time with family. While one of the ways to keep the family intact is by often making communication.

The purpose of this research was to know the relationship of a father with stepchildren, and the implication to the effort of forming a sakinah family in Mentaras Village, Dukun District, Gresik Regency.

Type of this research was empirical research where the source of data was obtained directly from the field by ways of observation, interview, and documentation. The approach used was qualitative and to get more valid data results, the approach of triangulation was added. Sources of data used were primary data which was obtained directly in the field and the secondary data was complementary data. While the methods of data collection was using observation, interview and documentation. The last stage was data processing, by using stages of editing, classifying, verifying, analyzing and concluding.

Based on the results of research with seven stepfathers, along with his stepchildren and wife or her relatives, the researcher got a conclusion that the father’s relationship with stepchildren was fine. This was because they considered stepchildren as their biological children, not discriminating, educated well, and established a good communication. The implications of the father's relationship with the stepchildren in the making of sakinah family was to change the society's perspective that stepfather was a cruel father to the stepchildren was not completely true, a stepfather could accept stepparents with open arms, but the stepfather had to realize that he could not substitute for the role of a biological father, eliminate the stepdaughter's feelings of fear toward the stepfather, and realize the importance of the stepfather’s role in the family.