Agustin, Elly Maulidia (2017) Praktik pembayaran zakat hasil tambak di Desa Balongdowo Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo dalam pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sidoarjo. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13220167.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Dalam perkembangan ekonomi terdapat masyarakat yang mengembangkan usahanya dengan cara mendirikan usaha tambak. Memang pada mulanya untuk usaha perikanan ini kebanyakan mengandalkan kepada hasil yang diperoleh dari alam seperti dari laut, sungai dan lain sebagainya yang semuanya digantungkan kepada kondisi tempat yang cocok dan mendukung untuk melakukan pengusaha perikanan. Sedangkan didalam fikih klasik zakat tambak itu tidak dibahas. Zakat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, tak terkecuali pada zakat tambak. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana praktik pembayaran zakat hasil tambak didesa Balongdowo kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo dan bagaimana pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Sidoarjo tentang pembayaran zakat hasil tambak.
Penelitian ini tergolong dalam penelitian empiris, pemaparan datanya berbentuk deskriptif kualitatif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data primer dan data skunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada para masyarakat pemilik tambak dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Sidoarjo. Sedangkan data skundernya berasal dari litertur-literatur buku dan skripsi. Kemudian data tersebut diedit, diklasifikasi, diverivikasi, kemudian dianalisis, dan kesimpulan. Dalam penelitian ini diperoleh dua kesimpulan; Pertama, berdasarkan wawancara para petani tambak terdapat dua pendapat yaitu, ada yang dari salah satu informan tidak memahami tentang zakat, hanya saja dia mengeluarkan shodaqoh dengan memberi kepada para tetangganya. Selanjutnya, para informan memahami bahwa setiap pekerjaan yang menghasilkan itu pasti terdapat zakat begitupun dengan tambak.Mereka menegeluarkan zakat dengan tolak ukur 2,5%. Kedua, para Majelis Ulama Indoensia (MUI) Kabupaten Sidoarjo berpendapat bahwa semua harta yang dimiliki dan sudah mencapai nishab maka hukumnya wajib mengeluarkan zakat termasuk juga budidaya tambak ikan. Menurut para informan beliau mengqiyaskan zakat hasil tambak dengan perdagangan karena bibit dan perawatan ikan semua itu dengan cara membeli, tolak ukur zakatnya yaitu 2,5% dan juga mengqiyaskan dengan zakat emas, dengan tolak ukur 2,5%.
ENGLISH:
In economic development, there is a community that develops its business by way of setting up business pond. Indeed at first to the fishing effort is mostly relying on to results obtained from nature such as those from the sea, the River, and others all of which hung to the matching conditions and support to conduct fisheries entrepreneurs. Zakat is an obligation that must be carried out, no exception on zakat pond. As for who becomes the principal problem in this research is how practices payment of zakat from fishpond in Balongdowo village Candi sub-districts, Sidoarjo regency and how the views Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo regency about the payment of zakat from fishpond.
This research belongs in the empirical, exposure data are descriptive qualitative. Where as the data collected in the form of primary data and secondary data. Primary data obtained through interviews to the community of owners of ponds and Majelis Indonesia Ulama (MUI) District of Sidoarjo. While skundernya data comes from books and literature-litertur thesis. Then the data is edited, are classified, diverivikasi, analyzed, and then the conclusion. In this research obtained two conclusions; First, based on interviews the farmers farmed there are two opinions that is, anyone from one of the informants didn't understand about zakat, It's just that he's removing shodaqoh by giving it to his neighbors. Furthermore, the informant understood that any work that produces it is sure there are zakat as embankment. They released her debut zakat with benchmark 2.5%. Second, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo argues that all property owned and had already reached nishab then issuing compulsory zakat law including riparian fish. According to the informant, he said qiyas zakat proceeds embankment with trade because the seeds and fish care all it by means of purchase, a benchmark that is 2.5% of the Zakat and also mengqiyaskan with zakat of gold, with a benchmark 2.5%.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Toriquddin, Moh | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Zakat; Tambak dan Majelis Ulama Indonesia (MUI); Zakat; Fishpond; Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo Regency | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Users 664 not found. | ||||||
Date Deposited: | 15 Feb 2019 15:27 | ||||||
Last Modified: | 15 Feb 2019 15:27 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/12966 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |