Comparison of agriculture cooperation concept (muzara’ah and musaqah) perspektif Imam Madzab.

ENGLISH:

Currently sharia economy is growing in Indonesia. Various forms of cooperation increasingly diverse one of them is cooperation in agriculture. The extent of land owned by a person can not necessarily be processed properly as well as with the contrary someone who has the ability to cultivate the land does not necessarily have the land to processed. The principle of complementarity is then the opportunity for cooperation for both parties in a cooperation of agriculture Muzara'ah and Musaqah. Through the opinion of Imam Madzab who expresses the similarities and different forms of Muzara'ah and Musaqah in the classical concept as well as an explanation of the application of Muzara'ah and Musaqah between Imam Madzab and Compilation Of Sharia Economic Law.

In this research, there are two formulation problem, that is: 1) How is the concept of agricultural cooperation (Muzara'ah and Musaqah) perspective of Imam Madzab? 2) How does the concept of Muzara’ah and Musaqah according to Compilation of Syari’ah Economic Law? This study is a type of normative legal research using a comparison approach (comparison approach). The data analysis method used is descriptive qualitative data analysis.

The results of this study indicate that according to the existence of different concepts so as to affect the opinion about the validity of the validity of Muzara'ah contract according to Imam Madzab. Imam Hanafi firmly declared the contract to be invalid. Meanwhile, Imam Maliki and Imam Hambali stated that the Muzara'ah covenant is lawful. Different things revealed by Imam Syafi'i that the concept of muzara'ah should be followed by musaqah. Another case with Musaqah where all the Imam Madzab agreed on the legitimacy of Musaqah contract. In this research explain about how the differences muzara’ah dan musaqah between Imam Madzab and Compilation of Sharia Economic Law.

INDONESIA:

Dewasa ini ekonomi syari’ah semakin berkembang di Indonesia. Berbagai macam bentuk kerjasama semakin beragam salah satunya adalah kerjasama di bidang pertanian. Luasnya tanah yang dimiliki seseorang belum tentu bisa diolah dengan benar begitupun dengan sebaliknya seseorang yang memiliki kemampuan mengolah tanah belum tentu memiliki lahan untuh diolah. Prinsip saling melengkapi inilah yang kemudian menjadi peluang kerjasama bagi kedua belah pihak dalam sebuah kerjasama pertanian Muzara’ah dan Musaqah. Melalui pendapat Imam Madzab yang mengemukakan persamaan dan perbedaan bentuk Muzara’ah dan Musaqah dalam konsep klasik serta penjelasan mengenai perbandingan akad muzara’ah dan musaqah antara Imam Madzab dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES).

Dalam penelitian ini, terdapat dua rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana konsep kerjasama pertanian (Muzara’ah dan Musaqah) perspektif Imam Madzab? 2)Bagaimana konsep muzara’ah dan musaqah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)? Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perbandingan (comparison approach). Adapun metode analisis data yang dipakai adalah analisis data deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurut adanya perbedaan konsep sehingga mempengaruhi pendapat mengenai validitas keabsahan akad Muzara’ah menurut Imam Madzab. Imam Hanafi dengan tegas menyatakan akad tersebut tidah sah. Sedangkan, Imam Maliki dan Imam Hambali menyatakan bahwa akad Muzara’ah adalah sah hukumnya. Hal berbeda diungkapkan oleh Imam Syafi’i bahwa konsep muzara’ah harus diikuti oleh musaqah. Lain halnya dengan Musaqah dimana semua Imam Madzab sepakat atas sahnya akad Musaqah. Dalam penelitian ini dijelaskan pula perbandingan konsep muzara’ah dan musaqah Imam Madzab dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES).