Cholid, Achmad Ryan (2018) Kemitraan antara Pabrik Gula Jatiroto dan petani tebu di Kecamatan Rowokangkung Kabupaten Lumajang tinjauan Hukum Islam. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fultext)
14220023.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Dalam praktik kemitraan usaha tebu, pabrik gula merupakan pihak yang memberikan jasa penggilingan tebu pada para petani. Sedangkan petani tebu merupakan penghasil tebu yang membutuhkan jasa penggilingan dari pabrik gula. Dalam usaha memasarkan tebunya, petani tebu dapat memilih salah satu cara yaitu dengan mengadakan kerjasama dengan pabrik gula dengan ketentuan kontrak yang telah disepakati antara pabrik gula dan petani tebu guna untuk meningkatkan pendapatan. Dalam pelaksanaan kerjasama, pabrik gula jatiroto mencarikan pinjaman modal kepada petani untuk membeli bibit, pupuk, dan perawatan lahan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai kemitraan pabrik gula jatiroto kabupaten lumajang dan petani tebu di tinjau dari hukum islam
Dari latar belakang di atas muncul rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana kemitraan antara pabrik gula Jatiroto dengan petani tebu ? 2) Bagaimana kemitraan antara pabrik gula Jatiroto dengan petani tebu di tinjau dari hukum islam ? Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian empiris (field research). Pendekatan yang digunakan penulis pada penelitian ini dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sedangkan memperoleh data dan mengumpulkannya dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Kemudian data selanjutnya di analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemitraan antara pabrik gula jatiroto denga petani tebu sangat erat hubungannya antara keduanya, karena kedua saling membutuhkan dan pabrik gula selalu memberikan pelayanan yang optimal kepada para petani tebu dengan membantu mencarikan pinjaman dana ke perbankan dan lainnya untuk biaya garap lahan tebunya petani, sedangkan jika di tinjau dari hukum islam kemitraan tersebut tidak sah karena bertentangan dengan salah satu syarat dari syirkah yaitu mengenai pembagian keuntungan, yang mana dalam bagi hasil tersebut pabrik gula membaginya tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan oleh petani
ENGLISH:
In the sugarcane business partnership practice, sugar mills are the ones that provide sugar cane milling services to the farmers. Sugarcane farmers are sugar cane producers who need milling services from sugar mills. In an effort to market the cultivation, sugarcane farmers can choose one way that is by cooperating with sugar factories with the terms of the agreed contract between sugar mills and sugar cane farmers in order to increase revenue. In the implementation of cooperation of sugar factory jatiroto find capital loans to farmers to buy seeds, fertilizers, and maintenance of land. Based on this, the authors are interested to examine more about the partnership of sugar mills jatiroto lumajang district and sugarcane farmers in review of Islamic law
From the background above came the formulation of the problem that is 1) How is the partnership between sugar factory Jatiroto with sugarcane farmers? 2) How is the partnership between Jatiroto sugar factory and sugar cane farmer reviewed from Islamic law? This research includes into the type of empirical research (field research). The approach used by the authors in this study with qualitative descriptive approach. While obtaining the data and collect it by using the method of interview and documentation. Then the next data in the analysis by using descriptive analysis method.
This research concludes that the partnership between Jatiroto sugar factory and sugar cane farmer is very closely related to both of them need each other and sugar factory always give optimum service to sugarcane farmers by helping to find loan fund to banking and others for the cost of working on farmers' whereas if in review of Islamic law the partnership is not legitimate because it contradicts one of the requirements of syirkah that is about the distribution of profits, which in the revenue share of sugar factories divide it not in accordance with the capital issued by farmers
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Noer | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Kemitraan; Pabrik gula; Petani Tebu; Hukum Islam; Partnership, Sugar Factory; Sugarcane Farmer; Islamic Law | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Riananda Regita Cahyani | ||||||
Date Deposited: | 20 Feb 2019 14:36 | ||||||
Last Modified: | 20 Feb 2019 14:36 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/12925 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |