Praktik poligami tokoh masyarakat madura menurut pandangan tokoh Muhammadiyah : Studi Kasus di Kabupaten Bangkalan Madura

INDONESIA:

Poligami merupakan pernikahan lebih dari satu yang mana laki laki menikahi lebih dari satu istri dengan batas hingga empat istri, pembatasan ini telah disebut dalam al Quran yang ulama ulama telah sepakat dengan pembatasan empat istri fenomena yang terjadi di kalangan tokoh di Madura erat keterkaitanya dengan poligami yang seakan menjadi fenomena yang menarik untuk dibahas, fenomena yang biasa terjadi telah menjadi hal yang biasa bagi cara pikir masyarakat disana.

berdasarkan rumusan masalah pertama yaitu fenomena poligami yang terjadi dikalangan tokoh yang ada di Bangkalan maka peneliti mencoba untuk mendeskripsikan tentang pandangan tokoh Muhammadiyah terhadap tokoh-tokoh masyarakat madura khususnya di Bangkalan yang melakukan poligami.”

Dalam skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian empiris, berupa analysis deskriptif, yaitu pendekatan secara instensif dan terinci pada sebuah oraganisasi atau gejala tertentu di masyarakat, untuk memahami dan menjelaskan gejala tersebut, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi yang berarti dengan mejelaskan fenomena yang berdasarkan dengan pengalaman dan pandangan tokoh terhadap fenomena yang terjadi

Fenomena yang terjadi di Masyarakat Madura, terlihat di Madura masih kental dengan kebudayaan patriarkinya. Perempuan berada di posisi domestik dan subordinat, Sedangkan pria berada di posisi superordinat. Ini terlihat jelas pada system dan tata pikir masyarakat tentang pernikahan terutama poligami

Seorang laki-laki atau suami yang hendak melakukan poligami hendaknya melihat kemampuan pada dirinya sendiri jika memang dirasa kurang mampu dalam melakukkan poligami maka sebaiknya tidak berpoligami, tetapi jika memang bisa berpoligami maka diperbolehkan melakukanya.

ENGLISH:

Polygamy is a marriage more than one where the male is married to more than one wife with up to four wives, this restriction is mentioned in the Qur'an ulama scholars have agreed with the restrictions of the four wives of the phenomena that occur in the among the figures closely keterkaitanya in Madura with polygamy as if interesting phenomena to be explored, a phenomenon that has become a common thing that is unusual for the way the public think there

based on phenomena that occur among people who exist in Bangkalan then the researcher tries to describe about the views of notable muhammadiyah against madurese figures particularly in Bangkalan who do polygamy. "

In this thesis the author uses this type of empirical research, in the form of a descriptive analysis, namely in instensif and detail on a specific symptom or its community, to understand and explain the symptoms, researchers using the approach of Phenomenology which means with mejelaskan phenomena that based on experience and views figures against a phenomenon that is happening

Phenomena that occurred in the community of Madura, the Madurese are still visible in the strong patriarkinya culture. Women are in a position of subordinate and domestic, while men are in position superordinat. This is clearly visible on the system and the think community about marriage primarily polygamy

A man or husband who need to do polygamy should see the ability on itself if it proved less capable in melakukkan polygamy then you should not berpoligami, but if berpoligami then it could indeed be allowed desist.